Thursday, January 28, 2010

PDI-P: UN Hasilkan Peta Pendidikan Palsu!

Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu
Rabu, 27 Januari 2010 | 12:14 WIB
HERU SRI KUMORO/KOMPAS IMAGES
Ilustrasi: Heri mengatakan, penyelenggaraan UN yang dipakai sekarang ini telah terjadi kecurangan yang sistematis dan massif.
TERKAIT:

* Putusan UN Harus Dieksekusi
* Pernyataan SBY Bukan untuk Pendidikan
* Persoalan UN adalah Cermin Masyarakat Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tetap dipaksakan pemerintah pada tahun ini pascaputusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi pemerintah soal gugatan UN hanya menghasilkan peta pendidikan nasional yang palsu.
"Peta pendididikan nasional yang diklaim dari hasil UN juga palsu"
-- Heri Akhmadi

Hasil UN diyakini tidak mencerminkan kualitas pendidikan yang sesungguhnya, tetapi hasil dari kecurangan massif. Demikian pernyataan Fraksi PDI Perjuangan Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (27/1/2010), terkait pelaksanaan Ujian nasional (UN) yang tetap dilaksanakan sebagai syarat kelulusan siswa.

Hadir dalam penyampaian pernyataan tersebut antara lain Heri Akhmadi, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Komisi X, Dedi "Miing" Gumelar, Putu Guntur Soekarno, dan Guruh Irianto Sukarno Putra.

Heri mengatakan, penyelenggaraan UN yang dipakai sekarang ini telah terjadi kecurangan yang sistematis dan massif. "Peta pendididikan nasional yang diklaim dari hasil UN juga palsu," kata Heri.

Hal itu, tambah Heri, ditandai dengan adanya sejumlah sekolah yang kategorinya berkualitas tetapi banyak siswa yang tidak lulus. Bahkan, ada sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus.

Di sisi lain, ada sejumlah sekolah yang kategorinya kurang berkualitas, justru bisa meluluskan seluruh siswanya. "Pemerintah tidak boleh menutup mata dan harus jujur mengakui bahwa ada masalah yang serius di balik penyelenggaraan UN saat ini," tegas Heri.

2 comments:

N.A. Suprawoto said...

Akh...saya kira tidak se-'palsu' itu kok. Sebagai anggota dewan yang terhormat mustinya bisa menyampaikan pendapatnya lebih baik. Kalau kecurangan itu terjadi di beberapa sekolah tentu saja tidak bisa dooong...disebut sistematis???

wangsajaya said...

jadi setuju kalau century tidak sistemik, ....tapi sepalsu apa yyaaa pak ? Kalau memang masih dianggap palsu ?