Thursday, November 25, 2010

Selamat Hari Guru, bukan hari PGRI


Untuk semua guru, guru yang mengajar saat TK hingga kuliah, guru yang mengajar di mesjid dan surau, guru yang bertemu saat di perjalanan dalam obrolan, guru yang memberi saran dan kritik dalam hidup, semua orang tua yang sebenarnya adalah guru pertama kita. Selamat menjadi teladan, semoga Allah memberikan kemudahan, rahmat, ampunan dan kasih sayang.

Saturday, November 20, 2010

Ujian Saringan Masuk ITB

Informasi mengenai Penerimaan Mahasiswa Baru ITB 2011 yang tercantum dalam situs ini masih tentatif, menunggu ketentuan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI

UJIAN SARINGAN MASUK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TERPADU (USM-ITB TERPADU) TAHUN AKADEMIK 2011/2012

ITB, sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia, seyogyanya menggunakan skema penerimaan mahasiswa baru yang memberikan alternatif lebih banyak kepada calon mahasiswa dalam menentukan pilihannya.

Pada tahun 2011, ITB melakukan penerimaan mahasiswa baru program sarjana dalam Ujian Saringan Masuk ITB (USM-ITB) Terpadu, yang meliputi enam program seleksi, yaitu :

  • Program Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi ITB (PMBP-ITB), diselenggarakan ITB secara mandiri di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Makasar, Denpasar, Surabaya, dll).
  • Program Kemitraan Nusantara ITB (KN-ITB), untuk menjaring calon mahasiswa terbaik yang diajukan oleh instansi-instansi mitra ITB (Pemerintah Daerah, Perusahaan Mitra ITB, Instansi Pemerintah lainnya).
  • Program Seleksi Mahasiswa Transfer ITB (SMT-ITB), bagi para mahasiswa transfer dari universitas mitra ITB yang ingin melanjutkan pendidikan program sarjana di ITB, dan diajukan oleh universitas asalnya.
  • Program Seleksi Mahasiswa Internasional ITB (SMI-ITB), bagi calon mahasiswa berkewarganegaraan asing yang berminat melanjutkan pendidikan tinggi di ITB.
  • Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) , yang rencananya akan diadakan pada bulan Juni 2011, dilaksanakan secara nasional oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).
  • Jalur Beasiswa.

Di luar keenam program penerimaan mahasiswa baru tersebut diatas, ITB tidak melakukan proses Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana dengan cara lain, serta tidak melakukan perekrutan calon mahasiswa secara perorangan.

Pendidikan di ITB adalah pendidikan kesarjanaan yang memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif disertai wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran akan pemanfaatannya, sehingga para lulusannya memiliki kemampuan dan naluri pengembangan dan/atau penerapannya, baik secara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin. Atas dasar itu, penerimaan mahasiswa di ITB, untuk semua jalur Ujian Saringan Masuk, dilaksanakan melalui penerimaan di tingkat Fakultas/Sekolah. Hal ini mungkin berbeda dengan beberapa universitas lain di Indonesia.

Pada tahun kedua, mahasiswa ditempatkan pada program studi yang diminatinya berdasarkan prioritas pilihannya, tempat yang tersedia, serta prestasi akademik yang dicapainya di tahun pertama perkuliahan. Kemungkinan bahwa seorang mahasiswa akhirnya dijuruskan pada program studi bukan pilihan utamanya dapat saja terjadi. Namun demikian karena pengelompokan program studi dalam suatu Fakultas/Sekolah didasarkan atas keserumpunan dan kontekstualitas keilmuan yang sama, maka perbedaan antara program studi yang satu dengan program studi yang lain di dalam Fakultas/Sekolah yang bersangkutan, tidak signifikan.

Selain itu lulusan pendidikan sarjana ITB disiapkan untuk menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Oleh karena itu setiap mahasiswa ITB jika menginginkan dapat mengambil mata kuliah dari program studi lain 10-30 % (tergantung pada ketentuan yang berlaku di program studi yang dimasukinya). Dengan demikian kesempatan untuk mengambil mata kuliah dari program studi yang menjadi pilihan utamanya tidak tertutup sama sekali, walaupun tidak sebanyak yang diinginkannya.

Dengan mempertimbangkan sistem pendidikan sarjana ITB tersebut, ITB menyarankan agar calon mahasiswa yang lebih menginginkan pendidikan vokasional, yaitu pendidikan yang lebih mengutamakan keahlian dalam bidangnya saja, atau hanya ingin masuk program studi tertentu saja, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih untuk mengikuti pendidikan di ITB ini.

PENELUSURAN MINAT, BAKAT, DAN POTENSI ITB (PMBP-ITB) 2011

Program Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi (PMBP-ITB) 2011 ini bertujuan untuk mendapatkan mahasiswa yang mempunyai kualifikasi akademik dan kepribadian yang baik. Untuk keberhasilan di bidang pekerjaan, selain mempunyai kualifikasi akademik yang baik, kualitas dalam hal-hal seperti leadership, komunikasi, kreativitas, loyalitas, dan sikap-sikap lainnya sangat menentukan. Untuk mencapai hal tersebut, maka ITB senantiasa melakukan perbaikan dari segala aspek yang masih memungkinkan, yaitu mulai dari segi dasar dan prosedur penerimaan mahasiswanya hingga proses dan prosedur pembelajaran di ITB.

Kegiatan penjaringan atau tes , merupakan salah satu pilihan yang menawarkan kemudahan kepada calon mahasiswa untuk mengakses sistem seleksi mahasiswa baru ITB. PMBP-ITB 2011 terdiri atas tiga jalur ujian yang berbeda, yaitu :

  1. Jalur Sains dan Teknik.
  2. Jalur Seni Rupa dan Desain.
  3. Jalur Bisnis dan Manajemen.

Program PMBP-ITB 2011 pada dasarnya bertujuan untuk memberi kesempatan putra/putri daerah untuk mengikuti seleksi mahasiswa baru ITB tanpa harus meninggalkan daerahnya masing-masing selama mengikuti tes 2 hari berturut-turut.

TUJUAN

PMBP-ITB bertujuan memilih calon mahasiswa ITB yang memiliki kemampuan akademik, kematangan pribadi, kemampuan penalaran, dan potensi untuk dapat mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program sarjana yang sesuai dengan minat dan bakatnya dalam batas waktu yang telah ditetapkan.

POLA SELEKSI

PMBP-ITB menyeleksi para calon mahasiswa yang diperkirakan dapat menyelesaikan pendidikan di ITB dengan hasil baik dan pada waktu yang telah ditetapkan.

  1. Seleksi dilakukan melalui ujian tertulis yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut.
  2. Seleksi dilakukan secara serentak untuk semua jalur pilihan ujian. Calon peserta dapat memilih salah satu, dua, atau ketiga jalur ujian yang disediakan, bila memenuhi semua persyaratan dari masing-masing jalur ujian.
  3. Hasil ujian tertulis merupakan penentu utama dalam pengambilan keputusan pada seleksi ini.

KEMITRAAN NUSANTARA ITB (KN-ITB) 2011

Program ini pada pelaksanaannya akan melibatkan lembaga yang telah memiliki kerja sama dengan ITB. Lembaga yang dimaksud, dalam hal ini dapat berupa Pemerintah Daerah tingkat Kota/Kabupaten, Perusahaan Mitra ITB, atau Instansi Pemerintah lainnya, yang telah dan masih memiliki kerjasama dengan ITB, di bidang pendidikan. Prinsip yang dianut adalah memberikan kesempatan pada putra-putri terbaik yang direkomendasikan oleh lembaga mitra ITB tersebut, untuk menjadi mahasiswa ITB.

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

ITB menerima mahasiswa baru melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sistem seleksi ini merupakan sistem ujian saringan masuk perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan secara nasional, oleh sebuah panitia terpusat di Jakarta, yang ditunjuk oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Mekanisme ini akan dilaksanakan pada awal bulan Juli 2010. Tujuan pelaksanaan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri adalah untuk memilih calon mahasiswa baru yang mempunyai kemampuan akademik untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri ini juga tidak mengurangi wewenang masing-masing perguruan tinggi untuk melaksanakan seleksi sendiri. Seleksi dilakukan dengan pola ujian tertulis.

Kegiatan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri adalah seleksi calon mahasiswa untuk memasuki Perguruan Tinggi Negeri di tingkat Nasional dengan pola ujian tulis dan ujian keterampilan khusus bagi Program Studi tertentu. Penyelenggaraan seleksi ini dilaksanakan oleh sebuah Panitia Terpusat yang dibentuk oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan ditempatkan di kota-kota yang strategis dimana Perguruan Tinggi Negeri berada.

Ujian tulis yang diselenggarakan dalam rangka Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri akan dilaksanakan secara serentak dan terpadu pada jam dan hari yang sama, dengan soal yang sama di berbagai PTN di Indonesia, sehingga peserta diharapkan dapat memilih lokasi yang terdekat dengan penyelenggaraan kegiatan seleksi tersebut. Tempat ujian tidak menjadi bahan pertimbangan dalam proses seleksi dan penentuan kelulusan seorang calon mahasiswa di perguruan tinggi negeri yang dipilihnya.

PENENTUAN BIDANG STUDI DI ITB

Pendidikan di ITB adalah pendidikan kesarjanaan yang memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif disertai wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran akan pemanfaatannya, sehingga para lulusannya memiliki kemampuan dan naluri pengembangan dan/atau penerapannya, baik secara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin. Atas dasar itu, penerimaan mahasiswa di ITB, untuk semua jalur Ujian Saringan Masuk, dilaksanakan melalui penerimaan di tingkat Fakultas/Sekolah. Hal ini mungkin berbeda dengan beberapa universitas lain di Indonesia.

Pada tahun kedua, mahasiswa ditempatkan pada program studi yang diminatinya berdasarkan prioritas pilihannya, tempat yang tersedia, serta prestasi akademik yang dicapainya di tahun pertama perkuliahan. Kemungkinan bahwa seorang mahasiswa akhirnya dijuruskan pada program studi bukan pilihan utamanya dapat saja terjadi. Namun demikian karena pengelompokan program studi dalam suatu Fakultas/Sekolah didasarkan atas keserumpunan dan kontekstualitas keilmuan yang sama, maka perbedaan antara program studi yang satu dengan program studi yang lain di dalam Fakultas/Sekolah yang bersangkutan, tidak signifikan.

Selain itu lulusan pendidikan sarjana ITB disiapkan untuk menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Oleh karena itu setiap mahasiswa ITB jika menginginkan dapat mengambil mata kuliah dari program studi lain 10-30 % (tergantung pada ketentuan yang berlaku di program studi yang dimasukinya). Dengan demikian kesempatan untuk mengambil mata kuliah dari program studi yang menjadi pilihan utamanya tidak tertutup sama sekali, walaupun tidak sebanyak yang diinginkannya.

Dengan mempertimbangkan sistem pendidikan sarjana ITB tersebut, ITB menyarankan agar calon mahasiswa yang lebih menginginkan pendidikan vokasional, yaitu pendidikan yang lebih mengutamakan keahlian dalam bidangnya saja, atau hanya ingin masuk program studi tertentu saja, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih untuk mengikuti pendidikan di ITB ini.

SKEMA KEIKUTSERTAAN PMBP-ITB 2011

Peserta PMBP-ITB 2011 yang tidak lulus atau membatalkan kelulusannya, masih memiliki kesempatan untuk mengikuti Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri 2011. Tidak ada "black list" yang diberlakukan di Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri 2011, dalam bentuk apa pun, sehingga peluang kelulusan para peserta tersebut di ITB, sama dengan dan/atau Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri 2011 lainnya.

Pendaftaran awal penerimaan mahasiswa baru ITB bagi peserta yang lulus PMBP-ITB, akan dilaksanakan pada hari pertama ujian SNMPTN. Jadwal dan tata cara pendaftaran awal mahasiswa baru ITB tersebut akan diinformasikan kepada peserta yang telah menyelesaikan pelunasan Biaya Pendidikan di Muka (BPM)/melaksanakan konfirmasi kelulusannya. Pendaftaran awal penerimaan mahasiswa baru ITB harus dilaksanakan sendiri oleh calon mahasiswa yang bersangkutan dan tidak dapat diwakilkan. Calon mahasiswa yang tidak mendaftarkan diri pada saat yang telah ditentukan, dianggap mengundurkan diri dari daftar mahasiswa baru jalur PMBP-ITB 2011.

PERSYARATAN PESERTA UJIAN

PERSYARATAN UMUM

Peserta ujian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Warga Negara Indonesia.
  2. Untuk pelaksanaan PMBP-ITB 2011, peserta harus berasal/lulusan dari SMA yang berada di wilayah pelaksanaan PMBP-ITB yang bersangkutan.
    1. Wilayah pelaksanaan Luar Jawa : 14 - 15 Mei 2011 (tentatif)
      • Diperuntukkan bagi lulusan dari SLTA di luar Pulau Jawa. Lokasi pelaksanaan ujian: Banda Aceh, Lhokseumawe, Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Balikpapan, Bontang, Makassar, Gorontalo, dan Denpasar.
    2. Wilayah pelaksanaan Pulau Jawa : 21 - 22 Mei 2011 (tentatif)
      • Diperuntukkan bagi lulusan dari SLTA di Pulau Jawa. Lokasi pelaksanaan ujian: Jakarta, Serpong, Cilegon, Bandung, Bekasi, Bogor, Parung, Semarang, Surabaya, dan Magelang.
  3. Jadwal dan Lokasi Pelaksanaan PMBP-ITB 2011 tersebutdi atas masih tentatif, menunggu jadwal pelaksanaan UN SLTA 2011 dari DEPDIKNAS RI.

  4. Tidak memiliki ketunaan yang mengganggu kelancaran belajar dalam program studi pilihannya.
  5. Bersedia memenuhi biaya pendidikan yang terdiri atas Biaya Pendididikan di Muka (BPM), Biaya Tetap per Semester (TS), dan Biaya per SKS
  6. Mengikuti ujian seleksi yang mencakup penilaian terhadap kemampuan penalaran dan akademik.
  7. Menunjukkan Surat Tanda Kelulusan (STL) yang mencantumkan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat pendaftaran awal di Bandung. Kelulusan SLTA yang dibuktikan dengan nilai Ujian Nasional (UN) adalah syarat utama menjadi mahasiswa ITB.
  8. Mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian seleksi dan mengembalikan sendiri formulir pendaftaran (tidak diwakilkan) pada saat yang telah ditentukan.
  9. Bagi calon peserta dengan tahun ijazah 2009 dan 2010, menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi Ijazah SMA yang dilegalisasi.
  10. Bagi calon peserta dengan tahun ijazah 2009 dan 2010, menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi Surat Tanda Kelulusan (STL/STK) yang dilegalisasi.
  11. Bagi calon peserta dengan tahun ijazah 2011, menyerahkan surat keterangan dari sekolah (berfoto dan dicap sekolah), yang menyatakan bahwa siswa yang bersangkutan merupakan pelajar kelas 3 di sekolah tersebut dan merupakan peserta Ujian Nasional (UN) 2011. Surat keterangan dari sekolah tersebut harus sesuai dengan format yang telah disediakan ITB.
  12. Khusus bagi calon peserta dengan Ijazah yang bukan berasal dari salah satu SMA di Indonesia, hanya dapat mengikuti PMBP-ITB 2011 di wilayah pelaksanaan Bandung, sesuai ketentuan yang berlaku, dengan melampirkan Surat Keterangan Penyetaraan Ijazah dari DEPDIKNAS.
  13. Khusus bagi calon peserta yang berasal dari SLTA Internasional, diharuskan melampirkan Surat Keterangan Penyetaraan Ijazah dari DEPDIKNAS atau Surat Keterangan dari sekolah yang menyatakan keikutsertaan calon mahasiswa yang bersangkutan di Ujian Nasional (UN).
  14. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi akte kelahiran yang dilegalisasi oleh catatan sipil/notaris. Surat Kenal Lahir dan/atau dokumen sejenisnya tidak dapat digunakan.
  15. Menyerahkan 4 (empat) buah pasfoto terbaru ukuran 4 x 6 cm hitam putih dengan berpakaian sopan dan rapih
  16. Menyerahkan Surat Keterangan Tidak Buta Warna asli dari dokter spesialis mata, bagi calon mahasiswa yang pilihan fakultasnya mengandung SITH, SF, dan/atau FSRD. Surat Keterangan Tidak Buta Warna tersebut harus sesuai dengan format yang telah disediakan ITB.
  17. Menyerahkan Surat Kesediaan Pembayaran BPM yang telah ditandatangani orang tua calon peserta di atas meterai Rp. 6.000,00.
  18. Menyerahkan Surat Perjanjian Mengikuti Tata Tertib PMBP-ITB 2011 yang telah ditandatangani calon peserta diatas meterai Rp. 6.000,00.
  19. Peserta yang telah mendaftarkan diri harus melaksanakan sendiri (tidak dapat diwakilkan) pengambilan Kartu Tanda Peserta Ujian PMBP-ITB 2011, sesuai dengan waktu dan tempat yang telah diinformasikan ITB di Lembar Bukti Penyerahan Dokumen Kelengkapan Pendaftaran PMBP-ITB 2011.
  20. Peserta hanya dapat melaksanakan ujian seleksi PMBP-ITB 2011 di lokasi dan waktu yang telah ditetapkan ITB. ITB tidak memberikan keringanan apa pun untuk alasan apa pun.

PERSYARATAN PESERTA PER JALUR UJIAN

PMBP-ITB terdiri atas 3 jalur ujian yang berbeda, dan diselenggarakan secara simultan, yaitu :

  1. Jalur Sains dan Teknik, untuk peminat :
      1. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) bidang IPA di wilayah tempat PMBP-ITB diselenggarakan, dengan tahun ijazah 2009, 2010 dan 2011.
      2. Tidak buta warna, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter spesialis mata, calon mahasiswa yang pilihan fakultasnya mengandung SITH dan/atau SF
        • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
        • Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian (FITB)
        • Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)
        • Fakultas Teknologi Industri (FTI)
        • Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)
        • Sekolah Farmasi (SF)
        • Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
        • Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)
        • Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)
        • Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)
  2. Jalur Seni Rupa dan Desain untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
      1. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah tempat PMBP–ITB diselenggarakan, dengan tahun ijazah 2009, 2010 dan 2011.
      2. Tidak buta warna, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis mata.
  3. Jalur Bisnis dan Manajemen untuk Sekolah Bisnis dan Manajemen.
      1. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) bidang IPA atau IPS, di wilayah tempat PMBP–ITB diselenggarakan, dengan tahun ijazah 2009, 2010 dan 2011.
      1. Nilai BPM yang dijanjikan di PMBP-ITB 2011 dan atau Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri 2011, tidak berkaitan dengan peluang kelulusan calon peserta di ITB
      • Biaya Pendidikan di Muka (BPM) yang dibayarkan hanya sekali saja, dan harus sudah lunas paling lambat tanggal 13 Juni 2011, bagi mereka yang diterima. ITB tidak menyediakan mekanisme penundaan pembayaran BPM dan/atau mekanisme pembayaran BPM secara angsuran.
        • Bila pilihan peserta PMBP-ITB 2011 mengandung Sekolah Bisnis dan Manajemen, BPM minimum yang dibebankan adalah sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
        • Bila pilihan peserta PMBP-ITB 2011 tidak mencantumkan Sekolah Bisnis dan Manajemen, BPM minimum yang dibebankan adalah sebesar Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah)
      • Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP), terdiri atas:
        • Biaya Tetap per Semester (TS), diperkirakan sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) per semester
        • Biaya SKS (SKS), diperkirakan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) per SKS yang diambil dalam satu semester.
        • Khusus untuk Sekolah Bisnis dan Manajemen, Biaya SKS (SKS), yang besarnya Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) per SKS yang diambil dalam satu semester dan tidak perlu membayar Biaya Tetap per Semester (TS).
        • Jumlah SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa semester I di masing-masing Fakultas/Sekolah


Beasiswa Jepang

Active international exchange is now taking place throughout many parts of the world, and there are now said to be more than 1.5 million foreign students studying around the globe. Of them, 132,720 (as of May 1, 2009) are studying in Japan. What is it that attracts these students to Japan?

High Educational Standards and Excellent Research Environment
The greatest appeal of studying in Japan is its academic environment where one can study state-of-the-art technology and acquire the knowledge that enabled Japan’s phenomenal postwar economic growth. Whether it is electronics, Japanese literature, medicine or international business administration, Japanese universities and other institutes of higher education can offer course studies or research programs of virtually any field. The ratio of students who go on to universities (undergraduate level) and junior colleges (regular courses) is also very high in Japan at 55.3% (Source: Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) “Statistical Abstract 2009 edition”). This figure is indicative of the high standard of education in Japan. Many institutions of higher education, such as universities and junior colleges, are well equipped with fine research, computer, and library facilities and enable students to carry out their research in an excellent environment.
The awarding of the Nobel Prize to four Japanese scientists in 2008 is still fresh in our minds. Mr. Osamu Shimomura received the prize in chemistry for “the discovery and development of the green fluorescent protein, GFP.” The Nobel Prize in physics was shared by three Japanese scientists—Mr. Yoichiro Nanbu was awarded for “the discovery of the mechanism of spontaneous broken symmetry in subatomic physics”; and Mr. Makoto Kobayashi and Mr. Toshihide Masukawa, for the development of the Kobayashi-Masukawa Theory and the discovery of the origin of the broken CP-symmetry, which opened up new ground in subatomic physics. Mr. Kobayashi and Mr. Masukawa were honored for the results of work done in Japan, an indication of the high level of research conducted in Japan. As of 2007, 8.2% of published academic papers were produced by Japanese researchers. (Source: Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) “Statistical Abstract 2009 edition”).
Many leading figures who are playing an active role in the world today have the experience of studying in Japan. The network of coursemates that you can build in Japan will undoubtedly become an invaluable asset for your future career.
Please read the messages from Japan alumni to find out more:

http://www.studyjapan.go.jp/en/ath/ath05e.html

Rich Culture: Coexistence of Tradition and Cutting-edge High Technology
Modern Japanese culture and society consist of a diverse mix of the old and new, the East and West, and the natural and artificial. These seemingly contradictory elements coexist in harmony in Japan. For example, it is not unusual to see an old Buddhist temple and a modern skyscraper standing next to each other.
With age-old Japanese traditions – as typified by those nurtured from the Azuchi-Momoyama Period (late 16th to early 17th century) to the Edo Period, which lasted nearly 300 years – at its foundation, Japan flexibly assimilated the culture of Western civilization later introduced to its soil. However, even with the rapid growth of Japanese economy and the development of advanced technology after World War II, Japan continued to retain its original culture as well. That is to say, the old and new have coexisted until today. This is what brought about Japan’s diversity and fascination which still attracts many foreigners.
Japan is also a country with rich nature, diverse topography, and beautiful turns of the seasons. Haiku verse which has blossomed by absorbing the natural essence of each season is an example of a very unique Japanese literary culture. The country’s rich variety of local festivals, annual events, and folk entertainment are also most likely the result of Japan’s nature and topography.
If you have been in Japan, you might say that you are a big fan of hot spring resorts, “Onsen”, a unique Japanese version of the spas. Others may know about J-Pop, Japanese films, or even the nail arts. Even those who have never been in Japan may be interested in the beauty and delicacy of Japanese cuisine – some says that it must be enjoyed with both the eye and palate – as well as Japanese culture represented by in Kimono, tea ceremony and Ikebana flower arrangement, or traditional sports such as Judo, Kendo and Naginata.
There are many, many other things that make Japan attractive. Let us take a glance at a few of them.
Japanese Arts and Crafts
Japan boasts extraordinary skills and techniques in the production of arts and crafts. For example, Japanese lacquer is known around the world as “japan,” the very name of the country in which it originated. Characterized by its unique texture and gloss, Japanese lacquer ware gives forth an air of sublime beauty.
There were times when Japanese arts and crafts were so popular that it had a substantial influence on Western art. For example, the influence of Japanese porcelain was indispensable for development of the now world-famous Meissen chinaware. During the 17th and 18th centuries, Japanese Imari porcelain (Arita ware), like Chinese porcelain, was greatly adored and treasured, especially by European royalty and the nobility, who valued it as much as gold and silver. At that time, Europeans did not possess the skills to make pure white, thin and hard porcelain. The desire and the passion to manufacture porcelain emerged from the admiration for Japanese porcelain, which resulted in the development of Meissen china. The decoration of Meissen china was styled after Imari porcelain, a trend that continues to this day.
From the late 19th to the early 20th century, a vogue for Japanese culture called “Japonisme” appeared in Europe and the United States. Japanese arts and crafts heavily influenced the Art Nouveau movement, and impressionist artists such as Claude Monet and Pierre Auguste Renoir, who created many masterpieces, were strongly influenced by Japanese Ukiyo-e wood prints.
Japanese arts and crafts have a very long history and are highly appreciated for fine technical qualities and beauty. They continue to be loved around the world.
Japan’s World Oldest in the Arts

- Horyu-ji Temple: With a history of 1,400 years, Horyu-ji Temple is the world’s oldest wooden structure. It is also the first Heritage to be nominated from Japan.
- Noh and Kyogen: Noh and Kyogen are the world’s oldest existing performance art with a history of about 600 years. They are designated an intangible cultural heritage.
- Gagaku: Performed for over 1,200 years, the music and dance of Japan’s imperial court, Gagaku, is the world’s oldest form of orchestral music.
- Manyoshu: Containing about 4,500 long poems, short poems and other styles of Japanese poetry spanning about 350 years, beginning with the early 5th century, the Manyoshu is the world’s oldest existing collection of poetry. The collected poems are profoundly seeped with a deep sense of humanity that straightforwardly expresses real-life emotions.
Japanese Animation

As you may recall, at the 81st Academy Awards the 2008 Oscar for Best Animated Short Film went to the Japanese film La Maison en Petits Cubes (Tsumiki no ie). The film had already been honored at numerous other film festivals both in Japan and abroad, including the Annecy International Animated Film Festival in France, where it received the Cristal d’Annecy. The Oscar was the culmination of a 20 award winning streak.
There are many different ways of studying in Japan. Regardless of the course you choose, from Japanese-language training to postgraduate studies, we are confident that coming in touch with Japanese culture and lifestyles will prove to be an invaluable experience for you.

akarta, 10 Mei 2010
BEASISWA PEMERINTAH JEPANG (MONBUKAGAKUSHO) TAHUN 2011
UNTUK LULUSAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS (SLTA)
1. Kedutaan Besar Jepang menawarkan Beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho) kepada siswa-siswi Indonesia lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas (S-1), College of Technology (D-3) atau Professional Training College (D-2) di Jepang mulai tahun akademik 2011 (April 2011). Pelamar hanya bisa mendaftar 1 (satu) program dari S-1, D-3, atau D-2.

Syarat-syarat pengambilan formulir bagi calon pelamar sebagai berikut:
(1)Lahir antara tanggal 2 April 1989 dan tanggal 1 April 1994.
(2)Membawa foto kopi Ijazah atau Rapor kelas 3 semester 2 (akhir) dengan nilai rata-rata minimal:
Program S-1 :8,4
Program D-3 :8,0
Program D-2 :8,0
*Jika pada saat penutupan (10 Juni 2010) nilai ijazah asli belum bisa dikeluarkan, maka nilai ijazah sementara dari Kepala Sekolah bisa diterima.
(3) Pelamar harus lulus dari SLTA.

2. Formulir pendaftaran dapat diperoleh secara gratis untuk mereka yang memenuhi ketiga persyaratan tersebut di atas di Kedutaan Besar Jepang (Bagian Pendidikan: 8:30-12:00, 14:00-15:30), Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan Medan mulai 10 Mei 2010.
Mereka yang tinggal di luar JABODETABEK, Surabaya dan Medan dapat melamar melalui surat yang ditujukan kepada Kedutaan Besar Jepang (Jl. M. H. Thamrin 24 Jakarta Pusat 10350), Konsulat Jenderal Jepang Surabaya atau Medan. Surat itu harus berisi nama, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, program pilihan (S-1, D-3, atau D-2), 3 (tiga) bidang studi yang ingin dipelajari dan dilampiri fotokopi rapor, ijazah, serta nilai ijazah.

3. Formulir harus dikembalikan ke Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang lengkap dengan fotokopi rapor, ijazah, dan nilai ijazah sampai tanggal 10 Juni 2010.

Evaluasi Keberhasilan Siswa pada Ujian Perguruan Tinggi

Sebuah kebanggan tersendiri ketika para siswa mampu menggapai cita-cita. Tentunya perlu perjuangan lebih, doa yang iklash, kerjasama yang baik, dan dukungan orang tua sisww. Berikut ini kami tampilkan data 4 tahun terakhir tentang keberhasilan para siswa menuju Perguruan Tinggi impian.

DATA SISWA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI
UJIAN TULIS, PMDK, BEASISWA DAN PROSENTASE
SMA NEGERI 8 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN2001 – 2010

TAHUN SISWA SPMB PMDK BEASISWA TOTAL %
1 2000 – 2001 321 225 15 43 283 88.16
2 2001 – 2002 380 304 17 17 338 88.95
3 2002 – 2003 353 275 14 23 312 88.39
4 2003 – 2004 388 316 16 22 354 91.24
5 2004 – 2005 372 302 6 26 334 89.78
6 2005 – 2006 329 281 7 10 298 90.58
7 2006 – 2007 430 329 35 32 396 92.09
8 2007 – 2008 393 277 42 37 356 90.59
9 2008 – 2009 399 316 28 47 391 97.99
10 2009 – 2010 455 355 24 27 406 89.23

SMA Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2009-2010
REKAPITULASI PERGURUAN TINGGI

1. UI : 11 Siswa (PPKB)+ 215 siswa ( SIMAK) + 15 siswa (UMB) + 7 siswa (SNMPTN) = 258 SISWA
2. IPB : 4 Siswa
3. UNS : 4 Siswa + 6 SNMPTN = 10 SISWA
4. UGM : 28 Siswa +3 SNMPTN = 31 SISWA
5. ITS : 9 Siswa + 5 SNMPTN = 14 SISWA
6. ITB : 92 Siswa(USM 1) + 46 siswa (USM 2) +9 SNMPTN = 147 SISWA
7. UNDIP : 9 Siswa + 4 SNMPTN = 13 SISWA
8. UNAIR : 4 Siswa + 4 SNMPTN = 8 SISWA
9. UNPAD : 14 Siswa+ 9 SNMPTN = 23 SISWA
10. UNAND : 2 Siswa
11. USU : 6 siswa
12. UNJ : 3 siswa
13. UIN : 4 siswa
14. UNIBRAW : 5 Siswa
15. Unsamrat : 1
16. Unsyah : 1 siswa
17. PNJ : 2 siswa
18. STAN : 6 siswa
19. Jerman : 1 siswa
20. NTU Singapore : 8Siswa
21. NUS Singapore : 4Siswa
22. APU Jepang : 2Siswa
23. Jepang : 1 Siswa
24. Amerika : 2 Siswa
25. Kanada : 1 Siswa
26. Inggris : 2Siswa
27. KoreaSelatan : 3 Siswa
28. Philipines : 1 Siswa
29. Australia: 1 Siswa
30. Rusia : 3 Siswa

SMA Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2008-2009
REKAPITULASI PERGURUAN TINGGI

Universitas Indonesia (UI) 205 Siswa
Institut Teknologi Bandung (ITB) 186 Siswa
Universitas Negeri Solo (UNS) 13 Siswa
Unversitas Gajah Mada (UGM) 22 Siswa
Institut Teknologi 10 Nov (ITS) 2 Siswa
Universitas Diponegoro (UNDIP) 22 Siswa
Universitas Padjajaran (UNPAD) 29 Siswa
Universitas Brawijaya (UNIBRAW) 12 Siswa
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 4 Siswa
Universitas Islam Negeri JKT (UIN) 4 Siswa
Universitas Sumatera Utara (USU) 4 Siswa
Universitas Jember (UNJEM) 1 Siswa
Institut Pertanian Bogor (IPB) 1 Siswa
Universitas Airlangga (Unair) 2 Siswa
Nanyang Tech. Univ. Singapore (NTU) 9 Siswa
National Univ. Of Singapore (NUS) 1 Siswa
Asia Pasific University Jepang(APU) 5 Siswa
Belanda 11 Siswa
USA 6 Siswa
Inggris 4 Siswa
Korea 2 Siswa
Inggris 4 Siswa
Australia 1 Siswa
Rusia 2 Siswa

SMA Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2007-2008
REKAPITULASI PERGURUAN TINGGI

1. Universitas Indonesia 180 Siswa
2. Institut Teknologi Bandung 116 Siswa
3. Universitas Gajah Mada 42 Siswa
4. Universitas Padjajaran 46 Siswa
5. Institut Pertanian Bogor 8 Siswa
6. Universitas Negeri Solo 6 Siswa
7. Universitas Dipopnegoro 6 Siswa
8. Universitas Airlangga 4 Siswa
9. Universitas Brawijaya 2 Siswa
10. Universitas Sumatera Utara 2 Siswa
11. Institut Teknologi 10 Nopember 1 Siswa
12. Universitas Soedirman 1 Siswa
13. Universitas Negeri Jakarta 1 Siswa
14. Universitas Islam Negeri Jakarta 1 Siswa
15. NTU Singapura 7 Siswa
16. NUS Singapura 2 Siswa
17. Australia 2 Siswa
18. Belanda 12 Siswa
19. Amerika 6 Siswa
20. Malaysia 3 Siswa
21. Kanada 2 Siswa
22. Inggris 4 Siswa
23. STT Telkom 16 Siswa
24. Swiss German University 4 Siswa
25. Lain – Lain 48 Siswa
SMA Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2006-2007
REKAPITULASI PERGURUAN TINGGI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 137 SISWA
UNIVERSITAS INDONESIA 129 SISWA
UNIVERSITAS AIRLANGGA 13 SISWA
UNIVERSITAS GAJAH MADA 23 SISWA
UNIVERSITAS PADJAJARAN 34 SISWA
UNIVERSITAS NEGERI 11 MARET 4 SISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 8 SISWA
UNIVERSITAS DIPONEGORO 5 SISWA
LUAR NEGERI 35 SISWA
PERGURUAN TINGGI LAINNYA* 43 SISWA

*(Unila, USU, Unsoed, Unhas, Unsri, Unand, ITS, UIN, STT Telkom, President University, SGU)

Jawara Ujian Perguruan Tinggi dari SMA Negeri 8 Jakarta

Mereka yang tersebut di bawah ini adalah para jawara siswa SMA Negeri 8 Jakarta, yang telah lulus ujian beberapa Perguruan Tinggi Ternama, baik dalam maupun luar negeri. Semoga menjadi bekal inspirasi angkatan 2011.

Angkatan 2009-2010
1. DITA AMALIA : STEI ITB, Pendidikan Dokter Unpad, Manajemen UI, TEKNIK INDUSTRI UI
2. GRANDY PARAMANANDA PUTRA : Mechanical Engineering NUS Singapore, Material EngineeringNTU Singapore, Pendiidkan Dokter UI
3. SHAFIRA ANINDYA : Pendidikan Dokter UNS PMDK, Pendidikan Dokter UI, Pendidikan Dokter Unpad
4. RAHADIANSYAH RAMADHANI : Pendidikan Dokter Unpad, Pendidikan Dokter Unair, Pendidikan Dokter Internasional UI
5. JODY GESIT UTOMO : Teknik Industri Undip , SAPPK ITB, Teknik Industri UI
6. MARSHIELLA : Political Science University of WisconsinMadison, International Studies University of Washington Seattle, PoliticalScience University of Minnesota Twin Cities, Political Science Ohio StateUniversity Columbus, Political Science Pensylvania State University UniversityPark.
7. PUTRI ENDYANA : Teknologi Pangan UGM, Teknik Lingkungan UI, PENDIDIKAN DOKTER USU
8. ATAS HASIBUAN : Teknik Elektro Undip, TEKNIK INFORMATIKA UIN, STEI ITB
9. JOHANNES LEONARDO SOFRESID SASIANG : Teknik Kimia Undip, Teknik Kimia UI, Teknik KimiaUGM
10. NUGROHO CHRISTIAN : Teknik Elektro UI, STEI ITB, PTU Jepang
11. GURUH PERMONO AJI : FITB ITB, Teknik Sipil UI, FTI ITB
12. NATASA EKAPUTRI P. : Project and Facilities Management NUS Singapore, Environment Engineering NTU Singapore, FTI ITB
13. RANDY HASUDUNGAN : Teknik Industri UGM, Teknik Indutsri UI, FTTM ITB
14. ERICKA RIZKY KEUMALA DEWI : Kedokteran Hewan IPB USMI, Biologi UGM, SEKOLAH FARMASI ITB
15. RADITYA YUDHA PRAWIRA : Mechanical Engineering NTU,STEI ITB, Sistem Informasi UI
16. RIDWAN MUHAMMAD : Teknik Sipil UGM, Teknik Sipil UI, FTSL ITB
17. GUSTI SATYAPERDANA : Teknik Elektro Undip, Teknik Elektro ITS, Teknik Mesin UI, TeknikFisika UGM
18. KANIA AZRINA : Asia Pacific Studies APU Jepang, Mechatronic Swiss-German University, STEI ITB, Arsitek UI

Angkatan 2008 – 2009
1. ADI HUTOMO : Teknik Industri Universitas Gajah Mada, Teknik Industri Universitas Indonesia, FTI Institut Teknologi Bandung
2. ANANDRA ACHMAD RINALDO SOROINDA : Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Teknik Elektro Universitas Gajah Mada, FMIPA Institut Teknologi Bandung
3. ELSA YUDHITA : FTI Institut Teknologi Bandung, Economics Nanyang Technological University, Teknik Kimia Universitas Indonesia
4. TERRYLIA FEISRAMI : SITH Institut Teknologi Bandung, Arkeologi Universitas Indonesia, Arkeologi Universitas Gajah Mada
5. BIESMOJO ADY WIDJANARKO : MSE Nanyang Technological University Singapura, Science NUS Singapura, FTI Institut Teknologi Bandung
6. DAVRINA RIANDA DAVRON : FTI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia, Materials Engineering NTU Singapore
7. EMIL ZOLA FARKHAN : Teknik Sipil Universitas Indonesia, FITB Institut Teknologi Bandung, FTI Institut Teknologi Bandung
8. FADITYO : Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Teknik Lingkungan UI, Pendidikan Dokter UNS
9. ADHIGUNA SURYA : Colorado School of Mine USA, FTI Institut Teknologi Bandung, Monash Collage Australia, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia, STEI Institut Teknologi Bandung
10. BIMA ANDYAN WICAKSANA : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro, Pendidikan Dokter Internasional Universitas Indonesia
11. HUMALA PRIKA ADITAMA : Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro, Pendidikan Dokter Unpad
12. NADHIRA PUSPITA AYUNINGTYAS : Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
13. RIRIS ASTI RESPATI : SITH Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya, Pendidikan Dokter Unpad, Pendidikan Dokter Gigi Unpad
14. MUHAMMAD PANDU R. : The Fu Foundantion School Of Engineering and Applied Science Columbia University , School of Sciences Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology (MIT). , School Humanities and Science Stanford University, The Wharton School of Business University of Pensylvania
15. NUR ALFIANI : Electrical Engineering Fontys University Belanda, Food Process dan Technology The Hague Belanda , Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
16. RADITZIA EKAYANTI Intern. Log. Managt Stendent University Belanda, FTI Institut Teknologi Bandung, Mombukagakusho Jepang
17. RAHMA HUTAMI RAHAYU : Food Process dan Technology The Hague Belanda , Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya, Kesehatan Masyarakat UI
18. SAMIA SAFA NURRAHMAH: MS Nanyang Technological University, SAPPK Institut Teknologi Bandung, Ilmu Komputer UI
19. YOKO HUGO : Intern. Log. Managt Stendent University Belanda, STEI Institut Teknologi Bandung, Matematika UI
20. ANINDYA INDRIVIANI : Business and Management Arnhem University Belanda, SBM Institut Teknologi Bandung, Intern. Trade and Co. Kyungsung University Korea, New Business and Innovation Asia Pacific University, Japan
21. MADE GDE AGHES : Kyungsung University Korea, Sistim Informasi Universitas Indonesia, STEI Institut Teknologi Bandung
22. MUHAMMAD REZA HAREVI : Electrical Engineering Fontys University Belanda, Fisika Universitas Indonesia, Teknik Sipil Internasional Universitas Indonesia, FTSL Institut Teknologi Bandung, Teknik Mesin UI
23. NINDA ANDARIANTI : Ekonomi Internasional Universitas Indonesia, SAPPK Institut Teknologi Bandung, Akuntansi UI
24. PUTRI SYAHIDA AGUSTINA : SITH Institut Teknologi Bandung, Food Process dan Technology The Hague Belanda, Farmasi Universitas Indonesia
25. DHIYAS SATYATAMA : Akuntansi Universitas Indonesia, Akuntansi Universitas Diponegoro, Ekonomi Manajemen Universitas Gajah Mada
26. HARIZAH PERSIANA MANGKUNEGARA : BSM, Hukum Universitas Gajah Mada, Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
27. PUTRI HUSNA RADITYA : Prasetya Mulya , SBM Institut Teknologi Bandung, Sastra Inggris Universitas Indonesia, Psikologi Internasional Universitas Indonesia, Psikologi UI
28. AUDI WIRATAMA: SBM Institut Teknologi Bandung, Administrasi Niaga Universitas Indonesia, International Bussiness Manag. Prog London Metropolitan University Inggris, Manajemen Internasional Universitas Indonesia
29. RIZKI ABADI DANURWINDO : International Relations & Politics London Metropolitan University Inggris, Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada, Ilmu Politik Universitas Indonesia , International Relations & Inter. Orga. Universityof Groningen Belanda

Angkatan 2007 – 2008
1. Amanda Jana S. – IBMS The Hague University Belanda, Ekonomi UI Internasional, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB
2. Ichsan Kharisma – Teknologi Pangan UGM, Kesehatan Masyarakat UI, Teknologi Pangan Unpad
3. Livia Ardelia Gentha – IBMS The Hague University Belanda, Banking and Finance Monash University Australia, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB
4. Falma Kemalasari – Agronomi IPB, SITH ITB, Ilmu Hubungan Internasional UI
5. Alika Dibyanta Tuwo – Biotechnology University of Edinburgh, Life Science National University of Singapore, Bio-Engineering : Pre-medical University of California USA, Biotechnology University of British Columbia Kanada
6. Andhika Putra – Fakultas Teknologi Industri ITB, Teknik Sipil Undip, Teknik Elektro UGM
7. Reo Audi – Teknik Pertanian IPB, Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan ITB, Teknik Sipil & Lingkungan UGM
8. Srihajeng Ayu Rachmadiary – Teknik Kimia UGM, Fakultas Teknologi Industri ITB, Teknik Industri UI
9. Uswah Suryani Puteri – Teknologi Pangan IPB, Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan ITB, Ilmu Komputer UI
10. Randy Agastya – IBMS Arnhem Business School (HAN) Belanda, Ekonomi Akuntansi UGM, Manajemen UI
11. Yohana Afrita – Pendidikan Dokter Unair, Pendidikan Dokter UGM, Pendidikan Dokter UI
12. Gendisya Damarinda – Pendidikan Dokter UGM, Fakultas Teknologi Industri ITB, Ilmu Hukum Unpad
13. Maima Aulia – Greenriver Community College USA, Indiana University Bloomington, University of Minnesota – Twin Cities

Angkatan 2006-2007
1. Kurniawan Surya Suminar – Kyungsung University Korea, Finance and Accounting Arnhem Business School Belanda, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
2. Dhika Satria Pratyangga – Electronic and Electrical Engineering Nanyang Technological University Singapura, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Ilmu Komputer Universitas Indonesia
3. Dyah Ayu Nico Ramadhani – Hubungan Internasional UGM, Hubungan Internacional Unpad, Ilmu Hubungan Internasional UI
4. Shabrina Rizky Putri – Teknik Industri ITB, Pendidikan Dokter Unpad, Pendidikan Dokter UI
5. Sari Saraswati – Planologi ITB, Psikologi Unpad, Ilmu Keperawatan UI
6. Carolus Martinus Toga – International Business and Management Studies The Hague University Belanda, Business IT Asia Pacific Institute of IT Malaysia, Information Technology President University, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB
7. Amri Pitoyo Priyadi – International Trade and Commerce Kyungsung University Korea, Bisnis Prasetya Mulya Business School, Asia Pacific Studies (APS) Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Ilmu Hubungan Internasional UI, HubunganInternasional UGM
8. Adilla Inda Diningsih – Ilmu Komputer UGM, Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika ITB, Computer Engineering Nanyang Technological University Singapore
9. Iqra Anugrah – Asia Pacific Studies (APS) Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Teknik Industri ITB, Ilmu Ekonomi (Studi Pembangunan) UGM, Mechatronics Swiss German University, Electrical Engineering Fontys University of Applied Sciences Belanda

Angkatan 2005-2006
1. Wulunggono – Pendidikan Dokter UI, Pendidikan Dokter UNAIR, Pendidikan Dokter UGM
2. Dita Kharisma – Industrial Engineering President University, Fakultas Ekonomi UGM, Ekonomi Studi Pembangunan Unpad
3. Fajar Setio Adriputra – University of Ontario Institute of Technology (Kanada), University of Ottawa (Kanada), Teknik Mesin ITB, Asia Pacific University Jepang
4. Fajar Perdana K – Administrasi Bisnis Kyungsung University (Korea), Asia Pasific Management Asia Pacific University (Jepang), Economics Singapore Management University (Singapore)
5. Mutia Prabawati – Teknik Fisika ITB, Sistem Informasi ITS, Manajemen Bisnis APU ( Jepang )
6. Rahma Evasari – Pendidikan Dokter UI, Pendidikan Dokter UNAIR,Teknik Kimia ITB
7. Iman Adrianto – Teknik Industri ITB, Ilmu Komputer UI, Ilmu Komputer UGM
8. Arie Aldila Pratama – Teknik Elektro ITB, Teknik Elektro Universiti Tinggi Malaysia (Malaysia), Teknik Elektro UGM, Pendidikan Dokter UNDIP
9. Meizar Rizaldi – Pendidikan Dokter UNIBRAW, Teknik Industri STT TELKOM, Bisnis internasional Breda University (Belanda), Teknik Planologi ITB
10. Tantia Dian – Tahap Persiapan Bersama IPB, Manajemen UI, School Of Business Management SMU ( Singapore )

Universitas Gajah Mada, Seleksi Masuk

UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA
RAGAM PROGRAM UM UGM 2011
1. SELEKSI NASIONAL
a. Penelusuran Bibit Unggul
* Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) bagi siswa berprestasi, tetapi tidak mampu secara ekonomi. Seleksi dilakukan melalui undangan secara nasional kepada para Kepala SMA di seluruh Indonesia untuk mengirimkan siswa cerdas, tetapi tidak mampu secara ekonomi. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2004. Semua peserta bebas biaya pendaftaran dan peserta yang diterima bebas biaya pendidikan 8 semester.

* Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi dengan Beasiswa (PBUBB) bagi siswa SMA seluruh Indonesia pemenang atau finalis olimpiade bidang ilmu pengetahuan tingkat nasional atau finalis tingkat internasional. Penelusuran dilakukan melalui seleksi berkas dan Tes Potensi Akademik (TPA). Peserta yang diterima bebas biaya pendidikan 8 semester.

* Penelusuran Bakat Olahraga dan Seni (PBOS) bagi siswa SMA seluruh Indonesia pemenang di bidang olahraga atau seni di tingkat provinsi, nasional, atau finalis tingkat internasional. Penelusuran dilakukan melalui seleksi berkas, Tes Bakat Skolastik (TBS) dan Ilmu Pengetahuan Dasar (IPD), dan tes keterampilan.

* Penelusuran Bibit Unggul Pembangunan Daerah (PBUPD) bagi siswa SMA seluruh Indonesia dengan kemampuan akademik tinggi yang diusulkan dan dibiayai oleh Pemda, dinas-dinas pemerintah di daerah, institusi, dan/atau perusahaan yang kredibel di daerah. Penelusuran dilakukan melalui seleksi berkas.

b. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Informasi lengkap dapat dilihat di http://www.snmptn.ac.id

2.SELEKSI MANDIRI UGM
1. Ujian Tulis Penelusuran Bakat Swadana (PBS), bagi siswa dengan kemampuan akademik tinggi. Penelusuran dilakukan melalui seleksi berkas, TBS dan IPD, serta wawancara.
2. Ujian Tulis (UTUL), dilaksanakan di Yogyakarta, Semarang, Madiun, Cirebon, Tangerang, Jakarta, Bandar Lampung, Palembang, Pekanbaru, Batam, Lhokseumawe, Banda Aceh, Balikpapan, dan Mataram.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang memiliki kontribusi optimal bagi pembangunan bangsa, penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui sistem UM UGM dengan pertimbangan:
1.Terbitnya PP 66 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010.
2.UGM memiliki daya tampung terbatas.
3.UGM memiliki komitmen pada pengembangan SDM nasional.
4.UGM menyadari kemampuan ekonomi masyarakat yang beragam.
5.UGM memperhatikan masyarakat tidak mampu.
6. UGM memperhatikan pengembangan bibit unggul daerah.
7. UGM mendukung pengembangan bakat olahraga dan seni.
8.UGM memperhatikan masyarakat yang peduli kemajuan pendidikan tinggi.
9.Percepatan peningkatan jumlah bantuan UGM kepada lulusan SMA cerdas berpotensi, tetapi secara ekonomi kurang mampu.

UGM telah tujuh tahun menyelenggarakan program Peningkatan Pertumbuhan Kepemimpinan Berkualitas. Alumni program ini mulai lulus tahun 2007 dan secara kontinyu tampil sangat memuaskan di berbagai lini karier, swasta, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

PERSYARATAN PESERTA
1. SELEKSI NASIONAL PROGRAM PENELUSURAN BIBIT UNGGUL (PBU) DAN UJIAN TULIS PENELUSURAN BAKAT SWADANA (PBS)

SYARAT UMUM
a.Peserta adalah
(i) siswa kelas akhir SMA/SMK/MA dalam negeri tahun 2010/2011
(ii) siswa kelas akhir SMA luar negeri tahun 2010/2011 dan
2009/2010 yang telah selesai proses adaptasi dan transisi.
b. Nilai kognitif semua mata pelajaran pada rapor mulai semester 1 sampai dengan semester terakhir harus tuntas (di atas SKBM). Bagi siswa kelas akselerasi kriteria tersebut diberlakukan sampai dengan semester 4. Kriteria nilai rapor ini dibuktikan dengan fotokopi rapor yang telah dilegalisasi Kepala Sekolah.

c.Peserta PBUTM, PBUBB, PBOS, dan PBS diusulkan oleh sekolah. Peserta PBUPD diusulkan oleh pihak penyandang dana.

d. Memenuhi persyaratan kesehatan dan tidak mengalami ketunaan yang ditetapkan oleh program studi masing-masing

SYARAT KHUSUS
a. Peserta PBUTM berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi yang didukung dengan data : fotocopy Kartu Keluarga (C1) yang disahkan oleh RT, RW, dan kelurahan serta keterangan penghasilan orang tua/wali yang disahkan oleh Camat bagi non karyawan atau oleh Bendaharawan Gaji Pegawai bagi karyawan institusi.

b.Peserta PBUBB: pemenang lomba bidang studi tingkat nasional (termasuk lomba yang diselenggarahan di lingkungan UGM, khusus untuk masuk ke fakultas yang bersangkutan), atau finalis lomba bidang studi tingkat internasional yang diselenggarakan oleh LIPI, Diknas, IMO, IPhO, IBO, IChO, IOI/ICO.
c. PBUTM, PBUBB, PBUPD : peserta termasuk 25% terbaik di kelasnya pada semester 5 atau 75% terbaik pada semester 4 bagi siswa kelas akselerasi.

d.PBS dan PBOS : peserta termasuk 40% terbaik di kelasnya pada semester 5 atau 75% terbaik pada semester 4 bagi siswa kelas akselerasi.

2. SNMPTN, sesuai dengan ketentuan Panitia Pusat SNMPTN
Pada program yang terdiri atas SNMPTN dan Seleksi Nasional PBU, UGM menerima sebanyak 60% dari daya tampung.

3.UTUL
Pada program yang terdiri dari Ujian Tulis UGM dan Ujian Tulis PBS, UGM menerima sebanyak 40% dari total daya tampung.
1. Ujian Tulis UGM diberlakukan bagi siswa aktif kelas akhir SMA/SMK/MA, lulusan SMA/SMK/MA dalam dan luar negeri tahun 2010 dan 2009, lulusan ujian persamaan atau yang setara lainnya tahun 2010 dan 2009.
2.Ujian Tulis PBS diberlakukan bagi siswa kelas akhir SMA/SMK/MA atau yang sederajat dari dalam dan luar negeri tahun 2010/2011. Ujian ini juga diberlakukan bagi siswa lulusan SMA (High School) luar negeri tahun 2009/2010 yang sedang melakukan adaptasi pendidikan di Indonesia.
3.Memenuhi persyaratan kesehatan dan tidak mengalami ketunaan yang ditetapkan oleh program studi masing-masing.

Prosedur Pendaftaran dan Pengumuman Hasil Seleksi

1. SELEKSI NASIONAL PENELUSURAN BIBIT UNGGUL
a. Peserta PBUTM :
1. Mengisi formulir melalui situs http://um.ugm.ac.id (3 Januari s.d. 10 Februari 2011).
2. Peserta hanya dapat memilih 1 (satu) program studi sesuai jurusannya di SMA/SMK/MA.
3. Berkas persyaratan dimasukkan dalam stofmap hijau lalu dikirimkan/diserahkan ke Sekretariat UM UGM. Informasi kelengkapan berkas dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
4. Berkas diterima paling lambat Senin, 14 Februari 2011.
5. Seleksi sepenuhnya dilakukan oleh Panitia UM UGM 2011.
6. Hasil seleksi diumumkan pada Sabtu, 12 Maret 2011 melalui situs http://um.ugm.ac.id.
7. Keputusan penerimaan adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.

b. Peserta PBUB :
1. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) melalui sistem multi-payment Bank Mandiri. Petunjuk pembayaran dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
2. Login ke situs http://um.ugm.ac.id untuk mengisi formulir pendaftaran (3 Januari s.d. 4 Februari 2011).
3. Peserta dapat memilih 2 (dua) program studi berdasarkan prioritas.
4. Berkas persyaratan dimasukkan dalam stofmap biru lalu dikirimkan/diserahkan ke Sekretariat UM UGM. Informasi kelengkapan berkas dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
5. Berkas diterima paling lambat Senin, 7 Februari 2011.
6. Hasil seleksi berkas persyaratan diumumkan Sabtu, 12 Februari 2011 melalui situs http://um.ugm.ac.id.
7. Peserta yang lolos seleksi berkas harus mengikuti TPA Senin, 21 Februari 2011 di sekolah masing-masing.
8. Seleksi sepenuhnya dilakukan oleh Panitia UM UGM 2011.
9. Hasil seleksi final diumumkan Sabtu, 12 Maret 2011 melalui situs http://um.ugm.ac.id.
10. Keputusan penerimaan adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.

c. Peserta PBOS:
1. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) melalui sistem multi-payment Bank Mandiri. Petunjuk pembayaran dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
2. Login ke situs http://um.ugm.ac.id untuk mengisi formulir pendaftaran (3 Januari s.d. 10 Februari 2011).
3. Peserta dapat memilih 2 (dua) program studi berdasarkan prioritas.
4. Verifikasi/daftar ulang peserta (8 s.d. 11 Februari 2011) di lokasi yang dipilih untuk ujian. Jadwal dan alamat pelayanan, serta informasi kelengkapan berkas dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
5. TBS dan IPD dilaksanakan pada Minggu, 20 Februari 2011.
6. Peserta yang lolos seleksi TBS dan IPD harus mengikuti Tes Ketrampilan di UGM (Minggu, 6 Maret 2011).
7. Seleksi sepenuhnya dilakukan oleh Panitia UM UGM 2011.
8. Hasil seleksi final diumumkan Sabtu, 12 Maret 2011 melalui situs http://um.ugm.ac.id.
9. Keputusan penerimaan adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
10. Peserta yang diterima wajib mengikuti Program Persiapan Sukses Belajar di UGM (matrikulasi).

c. Peserta PBS dan PBUPD:
Informasi PBS dan PBUPD terdapat di Booklet Program Unggulan UGM 2011 dan di situs http://um.ugm.ac.id.

2. UJIAN TULIS
a. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) melalui sistem multi-payment Bank Mandiri. Petunjuk pembayaran dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
b. Login ke situs http://um.ugm.ac.id untuk mengisi formulir pendaftaran (17 Januari s.d. 15 Maret 2011).
c. Peserta dapat memilih 3 (tiga) program studi berdasarkan prioritas.
d. Verifikasi/daftar ulang peserta (9 s.d. 16 Maret 2011) di lokasi yang dipilih untuk ujian. Jadwal dan alamat pelayanan, serta informasi kelengkapan berkas dapat dilihat di situs http://um.ugm.ac.id.
e. Ujian Tulis dilaksanakan Minggu, 27 Maret 2011.
f. Seleksi sepenuhnya dilakukan oleh Panitia UM UGM 2011.
g. Hasil seleksi diumumkan Sabtu, 16 April 2011 melalui situs http://um.ugm.ac.id.
h. Keputusan penerimaan adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
JADWAL KEGIATAN
Program Pendaftaran Berkas diterima terakhir Pengumuman lolos berkas Daftar ulang Tes tertulis Pengumuman lolos tes tertulis Tes wawancara Tes ketrampilan Pengumuman hasil seleksi final
PBUTM 3 Jan – 10 Feb 14 Feb - - - - - - 12 Maret
PBUB 3 Jan – 4 Feb 7 Feb 12 Feb - 21 Feb - - - 12 Maret
PBOS 3 Jan – 10 Feb - - 8 – 11 Feb
20 Feb 26 Feb - 6 Maret 12 Maret
PBS 3 Jan – 10 Feb - - 8 – 11 Feb 20 Feb 26 Feb 6 Maret - 12 Maret
PBUPD 3 Jan – 10 Feb 14 Feb - - - - - - 12 Maret
UTUL 17 Jan – 15 Mar - - 9 – 16 Maret 27 Maret - - - 16 April
Ket. – : Tidak ada kegiatan

3. SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

Diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Pengurus Pusat SNMPTN.

Penting dari UI

Universitas Indonesia tidak bekerjasama dengan pihak Bimbingan Belajar/Bimbingan Tes/lembaga sejenis manapun untuk mengadakan kegiatan Try-Out dan/atau menjanjikan kemudahan untuk diterima di UI.

Jangan percaya pada pihak manapun yang menawarkan kelulusan dengan membayar sejumlah uang atau imbalan.

Pengantar

Tingkat keketatan untuk memasuki UI sangat tinggi. Dimana hanya 5% dari pendaftar yang diterima setiap tahunnya. Sebagai contoh pada tahun 2008 hanya 5.000 mahasiswa yang diterima dari 100.000 pendaftar. UI menyadari pendidikan pasca sarjana dan pada tahun 2012 diharapkan lebih dari 50% mahasiswa untuk program Master dan Doktor. UI telah meluluskan PhD terbanyak dibandingkan dengan universitas lain di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada tahun 2012, UI menhasilkan lebih dari 500 lulusan PhD setiap tahunnya.

Gerbang Masuk Program Sarjana Universitas Indonesia
Universitas Indonesia sebagai Perguruan Tinggi favorit di Indonesia banyak menarik minat lulusan SMA. Ketertarikan ini tentu saja bukan tanpa alasan. UI adalah salah satu pilar utama pendidikan tinggi yang menyediakan pembelajaran berkualitas dengan lulusan yang terbukti mampu memasuki kancah kompetisi global. Memasuki gerbang UI merupakan idaman banyak anak bangsa bagi lulusan SMA yang baru.
UI menyiapkan gerbang masuk Program Sarjana (S1) antara lain melalui:
Melalui PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar), SIMAK (Seleksi Masuk Universitas Indonesia), SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Kelas Internasional (KI) Serta KSDI (Kerja Sama Daerah dan Industri).

PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar)

PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar)
Dalam rangka pemerataan kesempatan belajar, UI mengirimkan undangan kepada siswa SMA yang berprestasi diseluruh wilayah Indonesia untuk masuk UI. Acuan yang digunakan untuk menentukan SMA yang diikutsertakan pada program ini antara lain:

* Prestasi yang dicapai oleh lulusan SMA yang bersangkutan dalam Ujian Tulis SIMAK/UMB/SNMPTN tahun-tahun sebelumnya.
* Prosentase lulusan SIMAK/UMB/SNMPTN dari SMA yang bersangkutan pada tahun sebelumnya.
* Prestasi mahasiswa UI yang berasal dari SMA yang bersangkutan.
* SMA di seluruh pelosok tanah air, terutama yang peserta didiknya tidak/belum ada atau hanya sedikit berkesempatan belajar di UI.
* Siswa yang diikutsertakan adalah siswa peringkat Sepuluh terbaik di kelas dan Dua Puluh terbaik di sekolah tiap semesternya. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rapor kelas 10 dan 11 (semester 1-4).

UMB

Ujian Masuk Bersama (UMB) adalah seleksi ujian masuk yang diselenggarakan oleh Perhimpunan SPMB Nusantara. Ujian ini dilakukan secara serentak di beberapa kota di Indonesia untuk program pendidikan Sarjana Reguler yang ada di semua Perguruan Tinggi Negeri yang tergabung dalam perhimpunan tersebut.

Informasi lebih lanjut bisa diakses pada URL http://penerimaan.spmb.or.id/

KI (Kelas Internasional)
Lima Fakultas di UI yaitu Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Komputer, dan Fakultas Ekonomi menyelenggarakan kelas internasional bekerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Australia dan Eropa untuk program sarjana dengan gelar ganda. Seleksi masuk terdiri atas seleksi akademik dan Bahasa Inggris. Keuntungan KI adalah selain diperoleh gelar ganda dari UI dan Universita Mitra, mahasiswa juga mendapat pengalaman pendidikan diluar negeri serta mendapat pengakuan internasional.

KI (Kelas Internasional)
Lima Fakultas di UI yaitu Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Komputer, dan Fakultas Ekonomi menyelenggarakan kelas internasional bekerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Australia dan Eropa untuk program sarjana dengan gelar ganda. Seleksi masuk terdiri atas seleksi akademik dan Bahasa Inggris. Keuntungan KI adalah selain diperoleh gelar ganda dari UI dan Universita Mitra, mahasiswa juga mendapat pengalaman pendidikan diluar negeri serta mendapat pengakuan internasional.

Program Olimpiade Sains

Program Olimpiade bertujuan untuk memberi penghargaan kepada para juara Olimpiade keilmuan untuk melanjutkan studi di UI sesuai dengan bidang yang dijuarainya.
Persyaratan:

* Juara olimpiade sains di bidang Biologi, Fisika, Matematika, Kimia, Komputer, atau Ekonomi yang diselenggarakan oleh DEPDIKNAS dan dikirim oleh DEPDIKNAS.
* Lulus pada tahun penerimaan, dan rapor kelas 1–3 dengan nilai rata-rata 7.

Program Atlet Berprestasi

Program Atlet Berprestasi bertujuan untuk memberi penghargaan kepada para atlet yang berprestasi nasional/internasional untuk meningkatkan kemampuan akademiknya menjadi SDM berkualitas.
Persyaratan:

* Olahragawan berprestasi, minimal juara nasional.
* Mendaftar melalui mitra KONI Pusat.
* Memiliki ijazah yang berumur maksimal 5 tahun, sejak lulus dari SLTA.
* Biaya pendidikan ditanggung oleh mitra.
* Mengikuti Tes Bakat dan Tes Potensi Akademik (TPA).


Seleksi Masuk (SIMAK) Univ. Indonesia adalah pola seleksi secara nasional yang tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi. SIMAK-UI adalah seleksi masuk untuk jenjang program S1 Regular, Vokasi, S1 Paralel dan S1 KKI, S2, Profesi dan S3 secara bersamaan. Dalam upaya pemerataan kesempatan belajar di UI, maka SIMAK-UI dilaksanakan secara NASIONAL serentak di seluruh Indonesia dan Luar Negeri, sehingga siswa atau siapapun yang ingin masuk UI dapat mengikuti seleksi di 47 lokasi kota terdekat dengan tempat tinggalnya, tanpa harus datang ke Depok. Untuk TA 2011/2012, SIMAK-UI direncanakan tanggal 17 April 2011.

SIMAK-UI BUKAN jalur MANDIRI,dan UI tidak memiliki jalur Mandiri. Untuk Jenjang S1 Reguler, Biaya Pendidikannya sama jika diterima melalui jalur masuk lainnya seperti jalur PPKB (PMDK), SNMPTN dan Prestasi. Besarnya Biaya Pendidikan di S1 Regular adalah BERKEADILAN, bergantung kemampuan orangtua.

Pendaftaran secara online akan dimulai 15 Januari 2011 dan berakhir 28 Februari 2011. Dengan sekali ujian SIMAK-UI, siswa SMA dapat memilih S1 Regular, S1 Paralel, Vokasi dan atau S1 Kelas Internasional.

Untuk S1 Regular

Komponen Biaya Pendidikan (BP) yaitu BOP persemester yang besarnya MIN Rp 100.000,- hingga MAX Rp 5.000.000,- kelompok PS IPS dan MAX Rp 7.500.000,- kelompok PS IPA tergantung pada kemampuan orangtua, dimana tidak ada lagi biaya SKS, biaya praktikum dan biaya tambahan lainnya.

Komponen BP lainnya adalah Uang Pangkal yang dibayarkan sekali pada saat masuk (bisa dicicil) yang besarnya NOL hingga MAX Rp 5jt, 10jt atau 25jt (tergantung pada fakultasnya). Nilai Uang Pangkal sangat bergantung pada kemampuan orangtua.

Biaya Pendidikan S1 Regular bila tidak mampu akan ditentukan, setelah siswa diterima seleksi, BERKEADILAN berdasarkan data dokumen kemampuan orangtua.

SIMAK

Simak-UI (Seleksi Masuk UI) adalah ujian seleksi terpadu masuk UI yang diselenggarakan UI bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di UI. Ujian ini dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia untuk seluruh program pendidikan yang ada di UI, mulai Program Vokasi (D3), Sarjana Reguler, Sarjana Kelas Paralel, Profesi, Magister dan Doktor. Ujian dilakukan serentak.

Note:

Bagi siswa/i yang berasal SMA (Sekolah Menengah Atas) yang sudah mendapatkan sertifikasi A Level atau sudah mendapatkan surat penyetaraan dari Departemen Pendidikan Nasional dapat mengikuti SIMAK UI tanpa harus mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional).

Kata Mendiknas : Lulus PTN pasti lulus UN

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menegaskan, bentuk dan waktu pelaksanaan ujian nasional masih didiskusikan bersama para anggota DPR. Pemerintah akan tetap menggunakan hasil ujian nasional, baik sebagai penentu kelulusan maupun pemetaan kualitas sekolah.

Tidak ada ceritanya lulus tes seleksi masuk PTN, tetapi tidak lulus UN.
– Mohammad Nuh

Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh, Jumat (19/11/2010) di Jakarta. Nuh mengatakan, ujian nasional (UN) selanjutnya akan dibuat tersegmentasi, yaitu masing-masing untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Secara logika, lanjut Mendiknas, peserta didik yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) pasti lulus UN.

“Kita harus mengetahui falsafahnya. UN itu untuk mencari kemampuan minimal yang bisa dicapai siswa, sedangkan tes masuk ke perguruan tinggi negeri filosofinya mencari yang terbaik,” kata Nuh.

“Tidak ada ceritanya lulus tes seleksi masuk PTN, tetapi tidak lulus UN,” lanjut Nuh.

“Dari UN sekolah dasar bisa untuk menentukan ke SMP, dari UN SMP bisa untuk menentukan ke SMA. Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa dari UN sekolah menengah atas tidak bisa menentukan ke perguruan tinggi negeri,” ucap Nuh.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso mengatakan, UN dan seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN) tidak saling tumpang tindih. Dia berharap, dengan adanya SMPTN, mahasiswa bisa lulus dari perguruan tinggi yang bersangkutan dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Saat ini, lanjut Djoko, pemerintah sedang mencari rumusan yang paling tepat. Salah satu contohnya, siswa yang memiliki nilai UN dan rapor bagus sudah bisa masuk PTN sehingga tidak perlu mengikuti SMPTN.

“Saat ini SMPTN sedang digodok, apakah akan diadakan ujian tertulis atau mahasiswa undangan seperti jalur PMDK. Tapi, ini masih diperbincangkan,” ujarnya.

Friday, November 12, 2010

Remarks by the President Barrack Obama at the Universitas Indonesia in Depok, Indonesia

http://www.ui.ac.id/id/notice/archive/4697

THE PRESIDENT: Terima kasih. Terima kasih, thank you so much, thank you, everybody. Selamat pagi. (Applause.) It is wonderful to be here at the University of Indonesia. To the faculty and the staff and the students, and to Dr. Gumilar Rusliwa Somantri, thank you so much for your hospitality. (Applause.)

Assalamualaikum dan salam sejahtera. Thank you for this wonderful welcome. Thank you to the people of Jakarta and thank you to the people of Indonesia.

Pulang kampung nih. (Applause.) I am so glad that I made it back to Indonesia and that Michelle was able to join me. We had a couple of false starts this year, but I was determined to visit a country that’s meant so much to me. And unfortunately, this visit is too short, but I look forward to coming back a year from now when Indonesia hosts the East Asia Summit. (Applause.)

Before I go any further, I want to say that our thoughts and prayers are with all of those Indonesians who are affected by the recent tsunami and the volcanic eruptions -- particularly those who’ve lost loved ones, and those who’ve been displaced. And I want you all to know that as always, the United States stands with Indonesia in responding to natural disasters, and we are pleased to be able to help as needed. As neighbors help neighbors and families take in the displaced, I know that the strength and the resilience of the Indonesian people will pull you through once more.

Let me begin with a simple statement: Indonesia bagian dari diri saya. (Applause.) I first came to this country when my mother married an Indonesian named Lolo Soetoro. And as a young boy I was -- as a young boy I was coming to a different world. But the people of Indonesia quickly made me feel at home.

Jakarta -- now, Jakarta looked very different in those days. The city was filled with buildings that were no more than a few stories tall. This was back in 1967, ‘68 -- most of you weren’t born yet. (Laughter.) The Hotel Indonesia was one of the few high rises, and there was just one big department store called Sarinah. That was it. (Applause.) Betchaks and bemos, that’s how you got around. They outnumbered automobiles in those days. And you didn’t have all the big highways that you have today. Most of them gave way to unpaved roads and the kampongs.

So we moved to Menteng Dalam, where -- (applause) -- hey, some folks from Menteng Dalam right here. (Applause.) And we lived in a small house. We had a mango tree out front. And I learned to love Indonesia while flying kites and running along the paddy fields and catching dragonflies, buying satay and baso from the street vendors. (Applause.) I still remember the call of the vendors. Satay! (Laughter.) I remember that. Baso! (Laughter.) But most of all, I remember the people -- the old men and women who welcomed us with smiles; the children who made a foreign child feel like a neighbor and a friend; and the teachers who helped me learn about this country.

Because Indonesia is made up of thousands of islands, and hundreds of languages, and people from scores of regions and ethnic groups, my time here helped me appreciate the common humanity of all people. And while my stepfather, like most Indonesians, was raised a Muslim, he firmly believed that all religions were worthy of respect. And in this way -- (applause) -- in this way he reflected the spirit of religious tolerance that is enshrined in Indonesia’s Constitution, and that remains one of this country’s defining and inspiring characteristics. (Applause.)

Now, I stayed here for four years -- a time that helped shape my childhood; a time that saw the birth of my wonderful sister, Maya; a time that made such an impression on my mother that she kept returning to Indonesia over the next 20 years to live and to work and to travel -- and to pursue her passion of promoting opportunity in Indonesia’s villages, especially opportunity for women and for girls. And I was so honored -- (applause) -- I was so honored when President Yudhoyono last night at the state dinner presented an award on behalf of my mother, recognizing the work that she did. And she would have been so proud, because my mother held Indonesia and its people very close to her heart for her entire life. (Applause.)

So much has changed in the four decades since I boarded a plane to move back to Hawaii. If you asked me -- or any of my schoolmates who knew me back then -- I don’t think any of us could have anticipated that one day I would come back to Jakarta as the President of the United States. (Applause.) And few could have anticipated the remarkable story of Indonesia over these last four decades.

The Jakarta that I once knew has grown into a teeming city of nearly 10 million, with skyscrapers that dwarf the Hotel Indonesia, and thriving centers of culture and of commerce. While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats -- (laughter) -- a new generation of Indonesians is among the most wired in the world -- connected through cell phones and social networks. And while Indonesia as a young nation focused inward, a growing Indonesia now plays a key role in the Asia Pacific and in the global economy. (Applause.)

Now, this change also extends to politics. When my stepfather was a boy, he watched his own father and older brother leave home to fight and die in the struggle for Indonesian independence. And I’m happy to be here on Heroes Day to honor the memory of so many Indonesians who have sacrificed on behalf of this great country. (Applause.)

When I moved to Jakarta, it was 1967, and it was a time that had followed great suffering and conflict in parts of this country. And even though my stepfather had served in the Army, the violence and killing during that time of political upheaval was largely unknown to me because it was unspoken by my Indonesian family and friends. In my household, like so many others across Indonesia, the memories of that time were an invisible presence. Indonesians had their independence, but oftentimes they were afraid to speak their minds about issues.

In the years since then, Indonesia has charted its own course through an extraordinary democratic transformation -- from the rule of an iron fist to the rule of the people. In recent years, the world has watched with hope and admiration as Indonesians embraced the peaceful transfer of power and the direct election of leaders. And just as your democracy is symbolized by your elected President and legislature, your democracy is sustained and fortified by its checks and balances: a dynamic civil society; political parties and unions; a vibrant media and engaged citizens who have ensured that -- in Indonesia -- there will be no turning back from democracy.

But even as this land of my youth has changed in so many ways, those things that I learned to love about Indonesia -- that spirit of tolerance that is written into your Constitution; symbolized in mosques and churches and temples standing alongside each other; that spirit that’s embodied in your people -- that still lives on. (Applause.) Bhinneka Tunggal Ika -- unity in diversity. (Applause.) This is the foundation of Indonesia’s example to the world, and this is why Indonesia will play such an important part in the 21st century.

So today, I return to Indonesia as a friend, but also as a President who seeks a deep and enduring partnership between our two countries. (Applause.) Because as vast and diverse countries; as neighbors on either side of the Pacific; and above all as democracies -- the United States and Indonesia are bound together by shared interests and shared values.

Yesterday, President Yudhoyono and I announced a new Comprehensive Partnership between the United States and Indonesia. We are increasing ties between our governments in many different areas, and -- just as importantly -- we are increasing ties among our people. This is a partnership of equals, grounded in mutual interests and mutual respect.

So with the rest of my time today, I’d like to talk about why the story I just told -- the story of Indonesia since the days when I lived here -- is so important to the United States and to the world. I will focus on three areas that are closely related, and fundamental to human progress -- development, democracy and religious faith.

First, the friendship between the United States and Indonesia can advance our mutual interest in development.

When I moved to Indonesia, it would have been hard to imagine a future in which the prosperity of families in Chicago and Jakarta would be connected. But our economies are now global, and Indonesians have experienced both the promise and the perils of globalization: from the shock of the Asian financial crisis in the ‘90s, to the millions lifted out of poverty because of increased trade and commerce. What that means -- and what we learned in the recent economic crisis -- is that we have a stake in each other’s success.

America has a stake in Indonesia growing and developing, with prosperity that is broadly shared among the Indonesian people -- because a rising middle class here in Indonesia means new markets for our goods, just as America is a market for goods coming from Indonesia. So we are investing more in Indonesia, and our exports have grown by nearly 50 percent, and we are opening doors for Americans and Indonesians to do business with one another.

America has a stake in an Indonesia that plays its rightful role in shaping the global economy. Gone are the days when seven or eight countries would come together to determine the direction of global markets. That’s why the G20 is now the center of international economic cooperation, so that emerging economies like Indonesia have a greater voice and also bear greater responsibility for guiding the global economy. And through its leadership of the G20’s anti-corruption group, Indonesia should lead on the world stage and by example in embracing transparency and accountability. (Applause.)

America has a stake in an Indonesia that pursues sustainable development, because the way we grow will determine the quality of our lives and the health of our planet. And that’s why we’re developing clean energy technologies that can power industry and preserve Indonesia’s precious natural resources -- and America welcomes your country’s strong leadership in the global effort to combat climate change.

Above all, America has a stake in the success of the Indonesian people. Underneath the headlines of the day, we must build bridges between our people, because our future security and prosperity is shared. And that is exactly what we’re doing -- by increasing collaboration among our scientists and researchers, and by working together to foster entrepreneurship. And I’m especially pleased that we have committed to double the number of American and Indonesian students studying in our respective countries. (Applause.) We want more Indonesian students in American schools, and we want more American students to come study in this country. (Applause.) We want to forge new ties and greater understanding between young people in this young century

These are the issues that really matter in our daily lives. Development, after all, is not simply about growth rates and numbers on a balance sheet. It’s about whether a child can learn the skills they need to make it in a changing world. It’s about whether a good idea is allowed to grow into a business, and not suffocated by corruption. It’s about whether those forces that have transformed the Jakarta I once knew -- technology and trade and the flow of people and goods -- can translate into a better life for all Indonesians, for all human beings, a life marked by dignity and opportunity.

Now, this kind of development is inseparable from the role of democracy.

Today, we sometimes hear that democracy stands in the way of economic progress. This is not a new argument. Particularly in times of change and economic uncertainty, some will say that it is easier to take a shortcut to development by trading away the right of human beings for the power of the state. But that’s not what I saw on my trip to India, and that is not what I see here in Indonesia. Your achievements demonstrate that democracy and development reinforce one another.

Like any democracy, you have known setbacks along the way. America is no different. Our own Constitution spoke of the effort to forge a “more perfect union,” and that is a journey that we’ve traveled ever since. We’ve endured civil war and we struggled to extend equal rights to all of our citizens. But it is precisely this effort that has allowed us to become stronger and more prosperous, while also becoming a more just and a more free society.

Like other countries that emerged from colonial rule in the last century, Indonesia struggled and sacrificed for the right to determine your destiny. That is what Heroes Day is all about -- an Indonesia that belongs to Indonesians. But you also ultimately decided that freedom cannot mean replacing the strong hand of a colonizer with a strongman of your own.

Of course, democracy is messy. Not everyone likes the results of every election. You go through your ups and downs. But the journey is worthwhile, and it goes beyond casting a ballot. It takes strong institutions to check the power -- the concentration of power. It takes open markets to allow individuals to thrive. It takes a free press and an independent justice system to root out abuses and excess, and to insist on accountability. It takes open society and active citizens to reject inequality and injustice.

These are the forces that will propel Indonesia forward. And it will require a refusal to tolerate the corruption that stands in the way of opportunity; a commitment to transparency that gives every Indonesian a stake in their government; and a belief that the freedom of Indonesians -- that Indonesians have fought for is what holds this great nation together.

That is the message of the Indonesians who have advanced this democratic story -- from those who fought in the Battle of Surabaya 55 years ago today; to the students who marched peacefully for democracy in the 1990s; to leaders who have embraced the peaceful transition of power in this young century. Because ultimately, it will be the rights of citizens that will stitch together this remarkable Nusantara that stretches from Sabang to Merauke, an insistence -- (applause) -- an insistence that every child born in this country should be treated equally, whether they come from Java or Aceh; from Bali or Papua. (Applause.) That all Indonesians have equal rights.

That effort extends to the example that Indonesia is now setting abroad. Indonesia took the initiative to establish the Bali Democracy Forum, an open forum for countries to share their experiences and best practices in fostering democracy. Indonesia has also been at the forefront of pushing for more attention to human rights within ASEAN. The nations of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny, and the United States will strongly support that right. But the people of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny as well. And that’s why we condemned elections in Burma recently that were neither free nor fair. That is why we are supporting your vibrant civil society in working with counterparts across this region. Because there’s no reason why respect for human rights should stop at the border of any country.

Hand in hand, that is what development and democracy are about -- the notion that certain values are universal. Prosperity without freedom is just another form of poverty. Because there are aspirations that human beings share -- the liberty of knowing that your leader is accountable to you, and that you won’t be locked up for disagreeing with them; the opportunity to get an education and to be able to work with dignity; the freedom to practice your faith without fear or restriction. Those are universal values that must be observed everywhere.

Now, religion is the final topic that I want to address today, and -- like democracy and development -- it is fundamental to the Indonesian story.

Like the other Asian nations that I’m visiting on this trip, Indonesia is steeped in spirituality -- a place where people worship God in many different ways. Along with this rich diversity, it is also home to the world’s largest Muslim population -- a truth I came to know as a boy when I heard the call to prayer across Jakarta.

Just as individuals are not defined solely by their faith, Indonesia is defined by more than its Muslim population. But we also know that relations between the United States and Muslim communities have frayed over many years. As President, I have made it a priority to begin to repair these relations. (Applause.) As part of that effort, I went to Cairo last June, and I called for a new beginning between the United States and Muslims around the world -- one that creates a path for us to move beyond our differences.

I said then, and I will repeat now, that no single speech can eradicate years of mistrust. But I believed then, and I believe today, that we do have a choice. We can choose to be defined by our differences, and give in to a future of suspicion and mistrust. Or we can choose to do the hard work of forging common ground, and commit ourselves to the steady pursuit of progress. And I can promise you -- no matter what setbacks may come, the United States is committed to human progress. That is who we are. That is what we’ve done. And that is what we will do. (Applause.)

Now, we know well the issues that have caused tensions for many years -- and these are issues that I addressed in Cairo. In the 17 months that have passed since that speech, we have made some progress, but we have much more work to do.

Innocent civilians in America, in Indonesia and across the world are still targeted by violent extremism. I made clear that America is not, and never will be, at war with Islam. Instead, all of us must work together to defeat al Qaeda and its affiliates, who have no claim to be leaders of any religion –-- certainly not a great, world religion like Islam. But those who want to build must not cede ground to terrorists who seek to destroy. And this is not a task for America alone. Indeed, here in Indonesia, you’ve made progress in rooting out extremists and combating such violence.

In Afghanistan, we continue to work with a coalition of nations to build the capacity of the Afghan government to secure its future. Our shared interest is in building peace in a war-torn land -- a peace that provides no safe haven for violent extremists, and that provide hope for the Afghan people.

Meanwhile, we’ve made progress on one of our core commitments -- our effort to end the war in Iraq. Nearly 100,000 American troops have now left Iraq under my presidency. (Applause.) Iraqis have taken full responsibility for their security. And we will continue to support Iraq as it forms an inclusive government, and we will bring all of our troops home.

In the Middle East we have faced false starts and setbacks, but we’ve been persistent in our pursuit of peace. Israelis and Palestinians restarted direct talks, but enormous obstacles remain. There should be no illusion that peace and security will come easy. But let there be no doubt: America will spare no effort in working for the outcome that is just, and that is in the interests of all the parties involved -- two states, Israel and Palestine, living side by side in peace and security. That is our goal. (Applause.)

The stakes are high in resolving all of these issues. For our world has grown smaller, and while those forces that connect us have unleashed opportunity and great wealth, they also empower those who seek to derail progress. One bomb in a marketplace can obliterate the bustle of daily commerce. One whispered rumor can obscure the truth and set off violence between communities that once lived together in peace. In an age of rapid change and colliding cultures, what we share as human beings can sometimes be lost.

But I believe that the history of both America and Indonesia should give us hope. It is a story written into our national mottos. In the United States, our motto is E pluribus unum -- out of many, one. Bhinneka Tunggal Ika -- unity in diversity. (Applause.) We are two nations, which have traveled different paths. Yet our nations show that hundreds of millions who hold different beliefs can be united in freedom under one flag. And we are now building on that shared humanity -- through young people who will study in each other’s schools; through the entrepreneurs forging ties that can lead to greater prosperity; and through our embrace of fundamental democratic values and human aspirations.

Before I came here, I visited Istiqlal mosque -- a place of worship that was still under construction when I lived in Jakarta. And I admired its soaring minaret and its imposing dome and welcoming space. But its name and history also speak to what makes Indonesia great. Istiqlal means independence, and its construction was in part a testament to the nation’s struggle for freedom. Moreover, this house of worship for many thousands of Muslims was designed by a Christian architect. (Applause.)

Such is Indonesia’s spirit. Such is the message of Indonesia’s inclusive philosophy, Pancasila. (Applause.) Across an archipelago that contains some of God’s most beautiful creations, islands rising above an ocean named for peace, people choose to worship God as they please. Islam flourishes, but so do other faiths. Development is strengthened by an emerging democracy. Ancient traditions endure, even as a rising power is on the move.

That is not to say that Indonesia is without imperfections. No country is. But here we can find the ability to bridge divides of race and region and religion -- by the ability to see yourself in other people. As a child of a different race who came here from a distant country, I found this spirit in the greeting that I received upon moving here: Selamat Datang. As a Christian visiting a mosque on this visit, I found it in the words of a leader who was asked about my visit and said, “Muslims are also allowed in churches. We are all God’s followers.”

That spark of the divine lives within each of us. We cannot give in to doubt or cynicism or despair. The stories of Indonesia and America should make us optimistic, because it tells us that history is on the side of human progress; that unity is more powerful than division; and that the people of this world can live together in peace. May our two nations, working together, with faith and determination, share these truths with all mankind.

Sebagai penutup, saya mengucapkan kepada seluruh rakyat Indonesia: terima kasih atas. Terima kasih. Assalamualaikum. Thank you.

Sumber: The White House

Soal Ujian Perguruan Tinggi, soal Prediksi dan Try out (4)

SPMBGEOGRAFI2007

SoalGeografi-Simakui2009-917

Soal_SMUP2009_B.INGGRIS_KODE_968

Soal Ujian Perguruan Tinggi, soal Prediksi dan Try out (3)

Yang masih kuat dengan soal-soal silakan saja,..

Tahun1998.

MatematikaIPAUMPTN2000RayonA

MatematikaIPAUMPTN2001RayonA

Tahun1995

Tahun2002

Tahun1996

Tahun2001

Tahun2000

MatematikaIPASPMB2004RegionalI


MatematikaIPAUMPTN1996RayonA


MatematikaIPASPMB2007RegionalI

MatematikaIPASPMB2006RegionalI.

MatematikaIPASPMB2005RegionalI

MatematikaIPASPMB2002RegionalI

Soal_UMUGM2009_MADAS_KODE_931

Soal Ujian Perguruan Tinggi, soal Prediksi dan Try out (2)

inilah soal-soal tambahan lain :

TESBAKATSKOLASTIK3

TESBAKATSKOLASTIK4

TESBAKATSKOLASTIK5

POTENSIAKADEMIK3

POTENSIAKADEMIK5

POTENSIAKADEMIK1

POTENSIAKADEMIK2

POTENSIAKADEMIK4

TESBAKATSKOLASTIK2

TESBAKATSKOLASTIK1

TKB

Tahun2004

Tahun2003

Tahun2005

Tahun2006

Soal Ujian Perguruan Tinggi, soal Prediksi dan Try out

Berikut soal-soal yang wajib dikuasai siswa agar mampu bersaing di tahun ini...

SoalUjianMasukUndipIPS2008

7PrediksiSoalMatematikaUMB2010

5PrediksiSoalBAHASAINGGRIS-UMB2010

8PrediksiSoalBiologiUMB2010

6PrediksiSoalMATDAS-UMB2010

4PrediksiSoalBahasaIndonesia-UMB2010

PREDIKSIMATEMATIKADASARSIMAKUI2010

PREDIKSIKIMIASIMAKUI2010

PREDIKSIIPATERPADUSIMAKUI2010

PREDIKSIBAHASAINDONESIASIMAKUI2010

PREDIKSIBIOLOGISIMAKUI2010

PREDIKSIIPSTERPADUSIMAKUI2010

PREDIKSIFISIKASIMAKUI2010

PREDIKSIGEOGRAFISIMAKUI2010i.

PREDIKSIBAHASAINGGRISSIMAKUI2010