Sunday, May 31, 2009

Bagian 2 : Rencanakan Pendidikan Masa depan Berarti Merencanakan Hidup

Sikap mental ketiga yang menurut saya menjadi besar maknanya ketika siswa sudah mempunyai dua hal tadi, yaitu mental Keberhasilan. Selalu adalm percakapan di ruang Bimbingan Konseling adalah kalimat-kalimat kegagalan. “Pak, kira-kira saya lulus tidak, ya ?”. “Pak, saya tidak yakin lulus.” Padahal kalimat yang bagus akan lebih baik hasilnya. “Pak saya perlu doa dari Bapak, agar saya bertambah yakin dapat diterima di ITB.” “Kira-kira apalagi Pak, yang saya harus lakukan agar Allah meridhoi Ujian saya kemaren ?”.
Ada ungkapan bijak yang selalu menjadi rujukan agar kita mempersiapan sebuah pertarungan yang baik, jangan pernah melakukan sebuah pertempuran yang kita yakini tidak akan pernah memenanginya. Hal ini menunjukkan kepada kita untuk mempersiapkan semua pertempuran dengan persiapan matang. Salah satu hal yang selama ini perlu diperhatikan siswa adalah mengubah pola belajar.
Pola belajar adalah bentuk dan metode belajar yang sehari-hari dilakukan. Tanpa sadar siswa telah membentuk polanya masing-masing. Tetapi kalau kita lihat sebenarnya bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Siswa yang rajin belajar dan siswa yang tidak rajin. Untuk siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata dua metode ini masih mempunyai dampak yang baik, tetapi buat siswa yang di bawah rata-rata, maka hanya pilihan yang rajin belajar saja yang mampu meningkatkan kompetisi siswa. Rajin atau tidaknya siswa belajar, ternyata dipengaruhi banyak faktor. Tetapi jika siswa telah memiliki pilihan hidupnya, dukungan orang tua dan lingkungan, serta keinginan yang ingin berhasil dan hidup mandiri kelak, maka hal ini akan memperkuat pilihan kepada pilihan siswa rajin belajar.
Masa lalu orang tua kita selalu mengatakan belajar dua jam setelah sholat maghrib, sehingga bisa tidur di jam 21.00. Sekarang dengan kemajuan teknologi, kompetisi untuk mencapai yang terbaik, banyak siswa mengubah pola tersebut. Bukan lamanya waktu yang menjadu target, tetapi berapa halaman, berapa soal dan berapa banyak “hal” yang kita dapat. Kalau kita menghitung-hitung waktu belajar siswa, mulai dari era 80-an, amat berbeda sekali. Era 80-an, mulai timbul banyak bimbingan belajar. Sehingga siwa, sepulang sekolah langsung menuju bimbingan belajar. Hingga saat ini pola itu berjalan. Jam 07.00 – 15.30 siswa berada di sekolah, pukul 17.00 – 21.00 siswa ada dibimbingan belajar, 22.00 sampai rumah dan tertidur. Bahkan beberapa anak, karena masih merasa kurang, jam 04.00 sudah bangun dan belajar kembali untuk menghadapi pelajaran sekolah hari itu.
Siswa yang selama belajar di rumah menggunakan pola bukan hanya membaca atau menghapal teori, tetapi juga melakukan latihan, tentunya akan mempunyai keberhasilan tinggi. Siswa dengan pola ini telah menggunakan pola pembelajaran yang benar. Belajar bukan hanya membaca, terus selesai. Melakukan latihan adalah proses yang harus terjadi jika ingin belajar menjadi hal yang berguna. Evaluasi harus dilakukan.

Selalu mengevaluasi kemajuan dan kekurangan
Setelah melakukan proses pembelajaran, baik di sekolah, di bimbingan atau di rumah, siswa telampau sulit untuk sedikit mempunyai waktu menilai pembelajaran yang telah dilakukan. Selama ini proses pengukuran hasil belajar hanya dilakukan dengan ketercapaian nilai. ”Alhamdulillah nilai saya 75.” Evaluasi pembelajaran yang baik bukan hanya kemajuan mendapatkan nilai, tetapi juga kepada kegagalan mendapatkan nilai pada poin atau bagian lain. Belajarlah dari kesalahan. Itu kalimat bijak sekali.
Setiap habis try out, saya selalu bertanya : apa saja yang salah ? Buatlah daftar ketidakmampuan kamu, itulah kekurangan kalian. Ternyata dari 25 soal Matematika Dasar, saya tidak mampu mengerjakan Persamaan Linier, Fungsi Turunan, bahak Probabilitas. Atau : dari semua soal tenses, saya hanya benar 2. Buat daftar kekurangan atau ketidak mampuan tersebut. Tempelkan di dinding dekat meja belajar. Tempelkan pula nilai try out atau nilai tes dari latihan di sekolah atau bimbingan belajar.
Hal ini akan membuat para siswa semakin sadar, dimana ketidak mampuannya, dimana kemampuannya. Hal ini penting, karena siswa lain boleh jadi tidak mengevaluasi dirinya. Ini akan lebih berguna ketika para siswa mulai tahu standar minimal untuk masuk ke Jurusan atau Fakultas di PTN tertentu. Camkanlah, seorang siswa yang tahu akan kekuarangannya, dia akan belajar dan akan terus belajar. Tetapi seorang siswa yang tahu akan kemampuannya, dia akan merasa mampu, boleh jadi tidak mau meningkatkan kemampuannya.

Menjaga komitmen
Masa kelas XII, merupakan masa yang krusial. Ada siswa yang makin mantap dengan pilihannya, ada yang mulai ragu, tetapi yang lebih parah ketika ada siswa yang tidak mau berubah menjadi baik. Masih ingin main, kongkow-konngkow, dugem dan sejenisnya. Kelas XII masa yang menentukan. Salah mengambul sikap, maka menyesalnya berkepanjangan. Masa libur panjang kenaikan kelas XI ke kelas XII manfaatkan sebaik mungkin. Kelas XII nanti, jangan pernah berpikir untuk libur terus. Pertempuran di kelas XII. Senapan harus terisi terus dengan peluru. Kesiapan mental dan stamina akan amat menentukan.
Ada juga faktor penggoda. Mau cari kekasihlah, putus pacar, dimarahin orang tua, dihukum guru dan bahkan ada siswa yang karena merasa sudah paling tua, menunjukkan bakat ”asli terpendam”. Tidak disiplin, rajin menyontek dan bahkan menghilang dari sekolah, bolos. Padahal kalau siswa hadir dan mengikuti semua kegiatan, dia akan tahu apa yang harus diperbaiki agar lebih berkompeten dari siswa lain. Harus diingat, belajar yang ada kompetitornya akan lebih baik ketimbang belajar mandiri tanpa kompetitor.
Komitmen yang tinggi untuk berhasil di semua ujian, akan membuat para siswa mempersiapkan lebih matang, tidak tergoda, dan bahkan tidak akan mengubah pilihan secara dadakan dan tanpa pemikiran matang.

Bagian 1 : Rencanakan Pendidikan Masa Depan berarti Merencanakan Hidup

Masa kelas XI telah berakhir, banyak kenangan yang telah terlewati. Dari kenangan indah hingga kenangan yang mungkin mengharu biru. Dapat kekasih, dapat nilai mid semester bagus, dan tentunya naik kelas. Di sisi lain mungkin saja, kehilangan HP, terlambat masuk hingga orang tua dipanggil, hingga ketahun menyontek. Semuanya tetap menjadi kenangan indah kelas XI.
Kelas XI tetap harus dilewati karena tidak selama siswa kelas XI terus. Siswa akan memasuki masa perjuangan sesungguhnya. Kelas X dan XI amat menentukan perjuangan siswa selanjutnya. Jika siswa telah terbiasa berjuang keras, membangun kompetisi yang sehat, menetapkan pilihan perkuliahan, maka akan lebih mufah menghadapi dan mengisi hari-hari di kelas XII. Kemampuan dasar akademis ditanamkan di kelas X dan XI, kelas XII berupa pengulangan dan penguatan. Dapat dipastikan bahwa materi pembelajaran sepenuhnya diberikan di kelas X dan XI. Kelas XII hanya berisikan sebagian kecil materi pokok.
SMA Negeri 8 Jakarta sebagai sebuah sekolah unggulan nasional, mempunyai sebuah formulasi untuk membuat siswanya dapat berhasil mencapai cita-cita. Cita-cita yang paling dekat adalah berkuliah di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan.
Tulisan ini kami buat sebagai gambaran kegiatan siswa kelas XII saat menjalani hari-hari di sekolah dan kegiatan luar sekolah, sehingga siswa mampu untuk mewujudkan cita-citanya. Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya.
Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik.
Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”.
Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
• Ubah mental dan pola belajar
• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan
• Menjaga komitmen

Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak.
Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.
Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi.
Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”.
Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya. Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :
1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya
2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah
3. Perguruan Tinggi
4. Dunia kerja
5. Lain-lain

Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik.
Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan.
Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren.

Ubah mental dan pola belajar
Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih. Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.
Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar.
Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas.
Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji,
Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.

Bagian 1 : Rencanakan Pendidikan Masa Depan berarti Merencanakan Hidup

Masa kelas XI telah berakhir, banyak kenangan yang telah terlewati. Dari kenangan indah hingga kenangan yang mungkin mengharu biru. Dapat kekasih, dapat nilai mid semester bagus, dan tentunya naik kelas. Di sisi lain mungkin saja, kehilangan HP, terlambat masuk hingga orang tua dipanggil, hingga ketahun menyontek. Semuanya tetap menjadi kenangan indah kelas XI.
Kelas XI tetap harus dilewati karena tidak selama siswa kelas XI terus. Siswa akan memasuki masa perjuangan sesungguhnya. Kelas X dan XI amat menentukan perjuangan siswa selanjutnya. Jika siswa telah terbiasa berjuang keras, membangun kompetisi yang sehat, menetapkan pilihan perkuliahan, maka akan lebih mufah menghadapi dan mengisi hari-hari di kelas XII. Kemampuan dasar akademis ditanamkan di kelas X dan XI, kelas XII berupa pengulangan dan penguatan. Dapat dipastikan bahwa materi pembelajaran sepenuhnya diberikan di kelas X dan XI. Kelas XII hanya berisikan sebagian kecil materi pokok.
SMA Negeri 8 Jakarta sebagai sebuah sekolah unggulan nasional, mempunyai sebuah formulasi untuk membuat siswanya dapat berhasil mencapai cita-cita. Cita-cita yang paling dekat adalah berkuliah di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan.
Tulisan ini kami buat sebagai gambaran kegiatan siswa kelas XII saat menjalani hari-hari di sekolah dan kegiatan luar sekolah, sehingga siswa mampu untuk mewujudkan cita-citanya. Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya.
Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik.
Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”.
Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
• Ubah mental dan pola belajar
• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan
• Menjaga komitmen

Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak.
Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.
Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi.
Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”.
Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya. Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :
1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya
2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah
3. Perguruan Tinggi
4. Dunia kerja
5. Lain-lain

Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik.
Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan.
Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren.

Ubah mental dan pola belajar
Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih. Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.
Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar.
Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas.
Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji,
Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.

Thursday, May 28, 2009

Bagian 1 :Rencanakan Pendidikan Masa depan berarti Merencanakan Hidup

Masa kelas XI akan  berakhir, banyak kenangan yang telah terlewati. Dari kenangan indah hingga kenangan yang mungkin mengaharu biru. Dapat kekasih, dapat nilai mid semester bagus, dan tentunya naik kelas. Di sisi lain mungkin saja, kehilangan HP, terlambat masuk hingga orang tua dipanggil, hingga ketahun menyontek. Semuanya tetap menjadi kenangan indah kelas XI. Kelas XI tetap harus dilewati karena tidak selama siswa kelas XI terus. Siswa akan memasuki masa perjuangan sesungguhnya. Kelas X dan XI amat menentukan perjuangan siswa selanjutnya. Jika siswa telah terbiasa berjuang keras, membangun kompetisi yang sehat, menetapkan pilihan perkuliahan, maka akan lebih mufah menghadapi dan mengisi hari-hari di kelas XII. Kemampuan dasar akademis ditanamkan di kelas X dan XI, kelas XII berupa pengulangan dan penguatan. Dapat dipastikan bahwa materi pembelajaran sepenuhnya diberikan di kelas X dan XI. Kelas XII hanya berisikan sebagian kecil materi pokok. SMA Negeri 8 Jakarta sebagai sebuah sekolah unggulan nasional, mempunyai sebuah formulasi untuk membuat siswanya dapat berhasil mencapai cita-cita. Cita-cita yang paling dekat adalah berkuliah di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan. Tulisan ini kami buat sebagai gambaran kegiatan siswa kelas XII saat menjalani hari-hari di sekolah dan kegiatan luar sekolah, sehingga siswa mampu untuk mewujudkan cita-citanya.

Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya. Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik. Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”. Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi

• Ubah mental dan pola belajar

• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan

• Menjaga komitmen Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi

Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak. Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.

Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi. Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”. Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya.

Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :

1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya

2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah

3. Perguruan Tinggi

4. Dunia kerja

5. Lain-lain

Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik. Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan. Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi. Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren. Ubah mental dan pola belajar Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih.

Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.

Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar. Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas. Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji, Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.

Sunday, May 24, 2009

Update data siswa diterima di Perguruan Tinggi 2009

Daftar siswa diterima di Kelas Internasional Universitas Indonesia SMA Negeri 8 Jakarta

1. Kezia Hapsari XII IPS Ekonomi Manajemen

2. Rafika Primadesti XII IPA D Ekonomi

3. Karina Kalani Firdaus XII IPA H Pendidikan Dokter

4. Rizky Adhi Baskara XII IPA D Teknik Mesin

5. Audi Wiratama XII Humanity Manajemen

6. Muhammad Reza Harevi XII Science Teknik Sipil

7. Mahatmasara Adhiwasa XII Scinece Pendidikan Dokter

REKAPITULASI SEMENTARA


SISWA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI


SMA NEGERI 8 JAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2008-2009


Per Tanggal 23 Mei 2009



KELAS XII IPA A ( 26/38 = 68.42% )

  1. ADI HUTOMO : Teknik Industri Universitas Gajah Mada

  2. ANISSA PUTRIASARI : Ekonomi Akuntansi Universitas Gajah Mada, Akuntansi Universitas Indonesia

  3. ANNISA LARASATI : STEI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  4. CINDY JESSICA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  5. CITRA NURUL DJAJANTI : SBM Institut Teknologi Bandung

  6. CLARISSA BUDIHARJO : Akuntansi IM Telkom

  7. DINA SEPTIANI : Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada

  8. DISTY GRAHISA : FTI Institut Teknologi Bandung

  9. FACHRIL LUTHFI ROCHMAN: FTSL Institut Teknologi Bandung

  10. FARID AZIZ SALEH : SBM Institut Teknologi Bandung

  11. FAUZIAH AROFAH : Teknik Informatika IT Telkom

  12. FIRIA NESTIVIRANI : FTSL Institut Teknologi Bandung

  13. IMAM TONGKU : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  14. KARINA KUSUMADEWI : Sastra Jepang Universitas Indonesia

  15. M. HASBI MAULANA : FTMD     Institut Teknologi Bandung

  16. MAHESSA RAMADHANA : CSC Nanyang Technological University Singapura

  17. MARIA GORETI : Pendidikan Dokter UNS

  18. MOHAMMAD RIZQI HAFIYYANDI : STEI Institut Teknologi Bandung, IEM Nanyang Technological University Singapura

  19. NILA GITA CAHYANI : STEI Institut Teknologi Bandung,  Sistim Informasi Universitas Indonesia

  20. NISSIA ANANDA : Pendidikan Dokter Gigi  Universitas Indonesia

  21. QINTHARA DINUR RAHMAN  :  BSM

  22. VANYA WINONA : SBM Institut Teknologi Bandung

  23. VIONY ASTERLITA : Sistem Informasi  IT Binus

  24. WENA ANGGANA PRANIDIWYA : Desain Komunikasi Visual    IT Telkom, SAPPK Institut Teknologi Bandung, Teknik Pertanian Universitas Gajah Mada

  25. YOSEPHINE NINA : Pendidikan Dokter UNS

  26. ZAHRA KHAIRIZA ANRI  : Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Pendidikan Dokter UNS


KELAS XII IPA B ( 22/39 = 56.41% )

  1. ADAM IRSYADDYRA : Teknik Telekomunikasi    IT Telkom

  2. ADINDA MUTIARA AYU : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Gizi Kesehatan Universitas Brawijaya

  3. ADITYO BUDIARSO : Pendidikan Dokter  Universitas Indonesia

  4. AFIFAH PUTRI HANDAYANI    : Psikologi Universitas Indonesia

  5. AGHNIA BANAT ARMY : SBM  Institut Teknologi Bandung

  6. AISA PUTRI SEKARTAJI : FTSL  Institut Teknologi Bandung

  7. ANANDRA ACHMAD RINALDO SOROINDA :  Ilmu Komputer Universitas Indonesia,  Teknik Elektro        Universitas Gajah Mada

  8. ARFIADHI NUGRATAMA : FTMB Institut Teknologi Bandung

  9. BENEDIKTA ATIKA PRASTYAMITA :  Bisnis School Prasetya Mulya

  10. DYANI NABILA WIDYAPUTRI :  Farmasi Universitas Indonesia,  FARMASI Institut Teknologi Bandung

  11. FATYA JUNISSA AZIKRA : Information Systems Binus Internasional, SBM Institut Teknologi Bandung, Akuntansi Universitas Indonesia

  12. FEDRIZ REVANISA : FTI Institut Teknologi Bandung

  13. KURNIATI : FTMB Institut Teknologi Bandung, Fisika Teknik Universitas Gajah Mada

  14. MEGA AYUSTARRY : Akuntansi Universitas Indonesia,  Akuntansi Universitas Diponegoro.

  15. MOHAMMAD FAJRIN AZIZ : Teknik Informatika ITS , Ilmu Komputer        Universitas Indonesia

  16. OVILIANI WIJAYANTI   : SBM Institut Teknologi Bandung,  Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  17. PANDU WICAKSONO: Ilmu Komputer  Universitas Indonesia

  18. PUTRI AMALIA : FITB Institut Teknologi Bandung

  19. RIA ARYANI HAYUNINGTYAS :  SBM   Institut Teknologi Bandung, Penddikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  20. RYAN FAISAL : BSM , Teknik Telekomunikasi      IT Telkom , Teknik Informatika     UMN, Teknik Elektro       Universitas Diponegoro

  21. SALIK HAWARIY : Teknik Kimia Universitas Indonesia

  22. SATRIO DEWANTONO : Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Computer Science Binus Internasional, STEI Institut Teknologi Bandung


KELAS XII IPA C ( 20/40 = 50.00%)

  1. ADHIKA SURYA PEDDYANPUTRA : Teknik Informatika IT Telkom

  2. BOY PRAWIRANEGARA : Hukum  Universitas Indonesia

  3. CHRISTY DWITA MARIANA : FTI Institut Teknologi Bandung,  Teknik Industri     IT Binus, Psikologi Universitas Indonesia

  4. DERA HAFIYYAN S.S  : Teknik Elektro    IT Telkom, Teknik Elektro Universitas Indonesia, STEI Institut Teknologi Bandung

  5. DILLA APRILIA : SAPPK Institut Teknologi Bandung

  6. ELEYNA FARIHAH : Biologi Universitas Indonesia

  7. ELSA YUDHITA : FTI Institut Teknologi Bandung, Economics Nanyang Technological University, Teknik Kimia Universitas Indonesia

  8. GORBACHEV PARTAHI BONAR : BSM

  9. HANDY AULIA FATHONY  : BSM, Teknik Telekomunikasi  IT Telkom, Teknik Industri  UNS

  10. HANINDITA GURITNA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  11. LUTFIADI RAHMANTO : STEI    Institut Teknologi Bandung

  12. MUTHIA ASTARI : FTI   Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  13. NADIA DEVINA PUTRI : BSM, FTI Institut Teknologi Bandung

  14. PATIARMA CLARA BISCA : FTSL Institut Teknologi Bandung, Pembangunan Wilayah Universitas Gajah Mada

  15. PRIYANKA DYAH SETIORINI : Pendidikan Dokter Unika Atmajaya, Pendidikan Dokter Universitas Tarumanegera, Pendidikan Dokter Universitas Yarsi

  16. RIDHO SURYADANA : Hukum  Universitas Indonesia

  17. RINO SRIWIJAYA : BSM

  18. SHELI AZALEA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  19. TERRYLIA FEISRAMI : SITH Institut Teknologi Bandung, Arkeologi Universitas Indonesia, Arkeologi Universitas Gajah Mada

  20. YU'TI RIZKY MAISARAH : SITH Institut Teknologi Bandung


KELAS XII IPA D ( 24/ 39 = 61.53%)

  1. ALDILA MESRA : Hukum  Universitas Indonesia

  2. ARINDINA MEISITTA WIDHIKORA :  SBM Institut Teknologi Bandung, Psikologi Universitas Indonesia

  3. BIESMOJO ADY WIDJANARKO : MSE Nanyang Technological University Singapura, Science NUS Singapura

  4. DAVRINA RIANDA DAVRON : FTI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  5. DEVY NURMALA SARI : FTI Institut Teknologi Bandung

  6. DIEN NURHAYATI : Arsitektur Universitas Diponegoro

  7. DITA GEMIANA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  8. ERWIN ADDIAN NOOR : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  9. FADHEL : FITD  Institut Teknologi Bandung

  10. GABRISIA ANINDIATRI : FTI Institut Teknologi Bandung

  11. IRMA ROSITA : Farmasi Universitas Indonesia

  12. KARINA MAULIDYA  : Teknik Elektro     IT Telkom

  13. MARISSA NOVITA :  FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri Universitas Gajah Mada

  14. MERRY ANGEL MARCELLA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gajah Mada

  15. MUHAMMAD HILMAN BEYRI : STEI      Institut Teknologi Bandung, Ilmu Komputer Universitas Indonesia

  16. NAULI DWI FILEINTI : Teknik Industri    Universitas Indonesia

  17. NURUL SAFITRI : Teknik Telekomunikasi  IT Telkom

  18. PUSPANINGTYAS UTAMI  : Manaj. Bisnis Telek & Inf.     IT Telkom

  19. RAFIKA PRIMADESTI : Fakultas Ekonomi Internasional UI

  20. RAJA AULIA REZZA ABDALLA : Akuntansi Universitas Indonesia

  21. RIZKY ADHI BASKARA : Teknik Mesin Internasional UI

  22. SAYYIDA LATHIFA : SAPPK Institut Teknologi Bandung

  23. VERGINA HAPSARI : Manajemen Universitas Indonesia

  24. YUNUS SURYA ANGGARA : FTIB Institut Teknologi Bandung


KELAS XII IPA E ( 14/37 = 37.84%)

  1. ADRIAN MUCHLIS RAHMANSYAH : FITB Institut Teknologi Bandung, Teknik Kelautan ITS

  2. ANGGITA VANIA : Geografi Dan Lingkungan Universitas Gajah Mada

  3. ANINDYA PRAYASCITTA SAMESTI : SAPPK Institut Teknologi Bandung

  4. DIAS TARITA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  5. DODY WIRYAWAN : Teknik Mesin Universitas Brawijaya

  6. EMILIA BETAUBUN : FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri Universitas Indonesia

  7. HADI SAHAL FADLY DAULAY : Teknik Metalurgi dan Matreial Universitas Indonesia, FTSL Institut Teknologi Bandung

  8. NINIEK DWI HAPSARI : Teknik Kimia/GP Universitas Indonesia

  9. PERMATA DYDHA PUTRI : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gajah Mada

  10. ROMEYNDO GANGGA WILMAN : Teknik Metalurgi dan Matreial Universitas Indonesia

  11. RYANTI WIDYA SAVITRI : FTTM Institut Teknologi Bandung

  12. SAMIADJI FALAHANIF RANGGAGANI : IEM Nanyang Technological University Singapura

  13. STEPHANIE HARDJO : Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

  14. TRIANTI BUDI KURNIASIH : Kimia Universitas Indonesia


KELAS XII IPA F ( 26/ 38 = 68.42%)

  1. ANDIKA PUTRA PANENGAH : SBM Institut Teknologi Bandung

  2. DWI KHAIRANI : BSM, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

  3. EMIL ZOLA FARKHAN : Teknik Sipil Universitas Indonesia

  4. EPSON PRASETYO : Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Akuntansi Universitas Indonesia, Akuntansi Universitas Diponegoro

  5. FATIMAH :Pendidikan Dokter Gigi  Universitas Indonesia

  6. FILLINO THEO SALOMO TAMPUBOLON :  STEI Institut Teknologi Bandung

  7. FITRI N RACHBINI : Ilmu Komputer  Universitas Indonesia

  8. HERWINDA HANDAYANI : FTSL Institut Teknologi Bandung

  9. M SADYAGA H.S.  : Teknik Industri IT Telkom

  10. MARIA CAETLINE : Pendidikan Dokter UNS

  11. MIRANDA ADIANTI : Akuntansi  Universitas Indonesia

  12. MUHAMMAD HARISUDDIN : Teknik Industri    Universitas Indonesia, Teknik Telekomunikasi IT Telkom

  13. NIDIA ASTRIANI : Pendidikan Dokter Unibraw

  14. NOVITA PERMATASARI S. S : Pendidikan Dokter UGM

  15. PRADIPTA MAHATIDANA : BSM , Teknik Telekomunikasi IT Telkom

  16. PUTRI BENING LARASATI : BSM, Hukum  Universitas Indonesia

  17. PUTRI MARIA NASHWAH : SBM Institut Teknologi Bandung, Akuntansi Universitas Indonesia

  18. RAHMADANI DIAN P    : BSM,  FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri IT Telkom

  19. RAJA AMELIA PUTRIANA : BSM, Gizi    Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS

  20. RAMA JOSUA MATASAK LOLONG WULUNG  : Pendidikan Dokter Universitas Atmajaya

  21. REINHARD DENIS NAJOGIE : FMIPA     Institut Teknologi Bandung

  22. RIVANTI IRMADELA DEVINA :  Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia,  FTSL Institut Teknologi Bandung

  23. TRI ENDAH PURNAMASARI : Pendidikan Dokter UGM

  24. WIEKE PRATIWI : FTTM Institut Teknologi Bandung

  25. YAHYA MUHAMMAD  : lmu Komputer Universitas Indonesia

  26. YUDA CHRYSPIAN COLUMBUS : FTI Institut Teknologi Bandung


KELAS XII IPA G ( 31/ 39 = 79.49%)

  1. AANCADINI WIJAYANTI : BSM

  2. ACHMAD ROBI'IE : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

  3. ADHIGUNA SURYA : Colorado School of Mine USA, FTI Institut Teknologi Bandung,  Monash Collage Australia, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  4. ALFARIZKI ZANNI UBAIDILLAH : Teknik Informatika IT Telkom, FTTM Institut Teknologi Bandung

  5. ANNISA MARSHA  EVANTI : Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro

  6. ARINNA IRIANTI : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya

  7. ATIKA AMALIA :  Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

  8. AUDY DANIAGUITRIANDA MUTIARANI : Information System Binus Internasional, Arsitektur Interior      Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Trisakti

  9. AULIA ROSARI FARMASHINTA : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

  10. BETSY EDITH CHRISTIE : Arkeologi Universitas Indonesia

  11. BIMA ANDYAN WICAKSANA   : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter              Universitas Diponegoro

  12. BINTANG VALENTINO : Teknik Elektro Universitas Indonesia

  13. CYNTHIA ANGGI MAULINA : Kimia Universitas Indonesia

  14. DADI BANGUN WISMANTORO : Teknik Telekomunikasi IT Telkom

  15. DIAH KOSUMA WARDHANI  : BSM, Teknik Industri IT Telkom

  16. FARIZ DWIKY ADITHYA : FTSL Institut Teknologi Bandung

  17. GIFFARY KAUTSAR PRATAMA : STEI    Institut Teknologi Bandung

  18. HUMALA PRIKA ADITAMA : Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro

  19. IRA INDRASARI : Arsitektur Interior Universitas Indonesia , SBM Institut Teknologi Bandung

  20. JEREMY GIOVANNI TALAHATU : Teknik Mesin Universitas Indonesia, Teknik Geodesi Universitas Gajah Mada

  21. NADHIRA PUSPITA AYUNINGTYAS  : Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter           Universitas Diponegoro

  22. PATRICIA RACEL RISMAYENLIS : Electrical Engineering Fontys University Belanda

  23. PUTRI DINI AZIKA : Pendidikan Dokter UNS

  24. RANDA SILVANIO : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi     Universitas Indonesia

  25. RININTA NOVILIA : BSM,  STEI Institut Teknologi Bandung, Teknik Elektro Universitas Indonesia

  26. RIRIS ASTI RESPATI  : SITH Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya

  27. SITI ALIFAH DINA : SAPPK Institut Teknologi Bandung

  28. SITI HUMAIRA :  TeknikIndustri  Universitas Indonesia, SAPPK    Institut Teknologi Bandung

  29. SITI NURSARI ISMARINI : BSM, Teknik Industri IT Telkom

  30. TARULI ASTRID : Hukum  Universitas Indonesia

  31. YOLANDA RYAN ARMINDYA : Teknik Industri IT Telkom


KELAS XII IPA H  ( 25/39 = 64.10%)

  1. ADDIAN MIRSHA : FITM Institut Teknologi Bandung

  2. ADRIANI NURJANAH AGUNG : Sistim Informasi Universitas Indonesia, Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada

  3. AHMAD HILMAN NABIL : STEI Institut Teknologi Bandung, Material Science Nanyang Technological University Singapura

  4. ARYAZKA NUZULIANA : Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro

  5. BETA CANINA HARLYJOY : STEI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  6. CHRISTINA SHALOOM PARDOSI : FTTM Institut Teknologi Bandung

  7. DINAR SURYANDARI : SAPPK Institut Teknologi Bandung

  8. DURROTUL IKHRIMAH : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Univesitas Brawijaya

  9. DWI INDAHAYU : Ekonomi Pembangunan  Universitas Indonesia

  10. FIENDA FERANI : Teknik Informatika IT Binus

  11. FREDERICK YOHANES  : Teknik Informatika IT Telkom

  12. JANUAR BUDI PRASETYO : Kemitraan   Institut Teknologi Bandung

  13. KARINA KALANI FIRDAUS : Pendidikan Dokter Internasional UI

  14. LIDYA NAMORA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia

  15. LORA MARINA TIARANOFA : FSRD Institut Teknologi Bandung

  16. MUNCIETO ANDREAS : FTTM   Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  17. NOVELINE CESARIA     Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

  18. RADEN AJENG REVINA NOVAHESTIN SYAFRIANA : FTI Institut Teknologi Bandung

  19. RATNA SHAFIRA NAFITRI ROLAN  : Akuntansi Universitas Indonesia

  20. REZA ARMEYNALDO : FITB Institut Teknologi Bandung

  21. RIZKI SATYA UTAMI : Teknik Telekomunikasi     IT Telkom, Ilmu Komputer Universitas Indonesia

  22. RYAN GULFA WIJAYA : SBM Institut Teknologi Bandung

  23. SONA TRISTANIA : BSM

  24. TRIYA RACHMATIKA NOORHASSIM PUTRI :  Akuntansi Universitas Indonesia

  25. YOHANA CHRISTINA : FTSL Institut Teknologi Bandung


KELAS XII AKSEL ( 14/15 = 93.33%)

  1. AYESYA NASTA LESTARI: Pendidikan Dokter    Universitas Indonesia

  2. CATHERINE BANA AURORA : Teknik Komputer  IT Telkom, Computer EngineeringRochester Institute of Technology USA

  3. FACHRI ARTADI : Teknik Lingkungan    Universitas Indonesia,Teknik Industri      IT Telkom

  4. FATMA JANNA : FTSL   Institut Teknologi Bandung, Teknik Informatika    IT Telkom

  5. FITRIA MARIZKA :  Intern. Log. Managt Stendent University Belanda, Pendidikan Dokter UNS

  6. MUHAMMAD FAHREZA :  STEI Institut Teknologi Bandung, Arsitektur Universitas Indonesia

  7. MUHAMMAD PANDU R. : The Fu Foundantion School Of Engineering and Applied Science Columbia University ,  School of Sciences Sloan School of Management    Massachusetts Institute of Technology (MIT). ,  School Humanities and Sciences                Stanford University, The Wharton School of Business University of Pensylvania

  8. NUR ALFIANI   : Electrical Engineering   Fontys University Belanda, Food Process dan Technology The Hague Belanda , Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro

  9. POCUT SYAKINA TIKITA FARNE : Food Process dan Technology The Hague Belanda

  10. RADITZIA EKAYANTI   Intern. Log. Managt Stendent University Belanda

  11. RAHMA HUTAMI RAHAYU : Food Process dan Technology The Hague Belanda , Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya

  12. SABRINA METRA :  Electrical Engineering Eindhoven Fontys University Belanda, FTTM Institut Teknologi Bandung

  13. SAMIA SAFA NURRAHMAH: MS Nanyang Technological University

  14. YOKO HUGO :   Intern. Log. Managt Stendent University Belanda


KELAS XII SCIENCE  ( 24/30 = 80.00%)

  1. ADE NURUL SAFRINA : FTSL    Institut Teknologi Bandung, Manjemen Informatika UMN, Manajeman Universitas Indonesia , Hubungan Internasional Universitas Parahyangan

  2. AGUNG BIMO LISTRYANU : FTTM Institut Teknologi Bandung

  3. ANINDYA INDRIVIANI : Business and Management         Arnhem University Belanda, SBM Institut Teknologi Bandung, Intern. Trade and Co. Kyungsung University Korea

  4. ANNYA MUTIA : FSRD Institut Teknologi Bandung,  Arsitektur    Universitas Parahyangan

  5. ARDINE AGRISTI : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya

  6. BIMO ANONDIA HERNOWO : STEI Institut Teknologi Bandung

  7. DERY KRISTY : FTSL Institut Teknologi Bandung

  8. DHEEVA NOOR : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  9. DWI WAHYU MANUNGGAL  : Teknik Industri IT Telkom,  Pendidikan Dokter UGM

  10. GUMILAR ADHI NUGROHO : Farmasi   Universitas Indonesia

  11. HAFIZH AHMAD BOENJAMIN : FTI Institut Teknologi Bandung

  12. IRENA ALIVITA : Prasetya Mulya

  13. KARTIKA DEWI PUSPASARI : SBM Institut Teknologi Bandung

  14. MADE GDE AGHES : Kyungsung University Korea,  Sistim Informasi Universitas Indonesia

  15. MHATMASARA ADHIWASA : Pendidikan Dokter Internasional Universitas Indonesia

  16. MUHAMMAD FEIKAL   : Food Process dan Technology The Hague Belanda

  17. MUHAMMAD NURFAJAR : Lasalle College

  18. MUHAMMAD REZA HAREVI :  Electrical Engineering     Fontys University Belanda, Fisika Universitas Indonesia, Teknik Sipil Internasional Universitas Indonesia

  19. NADYA VANISSA DWI POERWANTORO : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia

  20. PARAMAGARJITO BUDIIRIANTO : FTMD Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

  21. PUTRI SYAHIDA AGUSTINA : SITH Institut Teknologi Bandung, Food Process dan Technology The Hague Belanda, Farmasi Universitas Indonesia

  22. STEFANI PASKALIA WIDIYANI : Business and Economisc UGM Internasional

  23. TRI ZAINI SARAH  : Hubungan Internasional Universitas Parahyangan

  24. WILDAN EKA PUTRA : STEI Institut Teknologi Bandung


KELAS XII IPS  ( 26/34 = 76.47%)

  1. ACHMAD FREDIAN : Administrasi Niaga Universitas Indonesia, SBM      Institut Teknologi Bandung

  2. ANITA KUSUMARANNY : Akuntansi Universitas Indonesia , Akuntansi IM Telkom

  3. BIVARIAN PRAWIROHARDJO  : BSM

  4. CERIHANIKITA : BSM, Prasetya Mulya, Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Komunikasi Universitas Indonesia

  5. CITTA PARAHITA W : Ilmu Hukum Universitas Indonesia

  6. DHIYAS SATYATAMA  : Akuntansi Universitas Indonesia,  Akuntansi     Universitas Diponegoro,  Ekonomi Manajemen Universitas Gajah Mada

  7. FITRI AGUSTIN : Akuntansi UGM

  8. GEANDINI KARINA : BSM, Komunikasi Universitas Indonesia

  9. HANICA RELINGGA DARA : Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

  10. HARIZAH PERSIANA MANGKUNEGARA : BSM,  Hukum Universitas Gajah Mada, Administrasi Fiskal Universitas Indonesia

  11. IGA TRISNA NURMA SARI : Akuntansi Universitas Indonesia

  12. INDIRA NUR SHADRINA : BSM, Manajemen  Universitas Indonesia

  13. JULIVA SESIRIA  : Desain Kominikasi Visual IT Telkom

  14. KEZIA HAPSARI SISWOSOEBROTHO : Manajemen Internasional UI

  15. LAURA KHAIRUNISA : Prasetya Mulya

  16. LIDYA RAMADANI : Manajemen Universitas Indonesia,  Prasetya Mulya

  17. MALINDA LUNA CARISSA : Hukum Universitas Indonesia

  18. MEIDITA AGUSTINA : Prasetya Mulya

  19. MUHAMMAD AUDI VIALDO     : BSM, Prasetya Mulya , Akuntansi Universitas Indonesia

  20. MUHAMMAD UMAR AL FARUQI : Akuntansi    Universitas Indonesia

  21. OCTAVIA EKA DINININGRUM : BSM , Administrasi Fiskal Universitas Indonesia

  22. PUTRI HUSNA RADITYA  : Prasetya Mulya , SBM Institut Teknologi Bandung, Sastra Inggris Universitas Indonesia

  23. RIVKY RASJID   : BSM , Manajemen Universitas Indonesia

  24. SITI LAILA KADRIAH : Psikologi  Universitas Indonesia

  25. TIARA ADISTI   : Prasetya Mulya , Akuntansi Universitas Indonesia

  26. VENTY Ilmu Ekonomi : Universitas Indonesia


KELAS XII HUMANITY  ( 9/12 = 75.00%)

  1. ADITYA MAULANA: SBM Institut Teknologi Bandung, Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, Administrasi Niaga IM Telkom

  2. AUDI WIRATAMA: SBM Institut Teknologi Bandung, Administrasi Niaga Universitas Indonesia ,  International Bussiness Manag. Prog London Metropolitan University Inggris, Manajemen Internasional Universitas Indonesia

  3. FERDY PRAWIRAKUSUMAH: Hukum    Universitas Indonesia

  4. KIKO NURUL LATIFAH HANUM : Fashion Business        Lasalle College, Antropologi Sosial Universitas Indonesia

  5. NADYA ANJANI :  Intern. Business & Manag. INTO Newcastle University Inggris

  6. RADEN RORO MELVINA W: Akuntansi Binus Internasional

  7. RIZKI ABADI DANURWINDO :  International Relations & Politics London Metropolitan University  Inggris, Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada, Ilmu Politik Universitas Indonesia , International Relations & Inter. Orga.                University of Groningen Belanda

  8. TANIA LAENA PUTRI : Antropologi Sosial Universitas Indonesia

  9. TASYA KUSWARDANI M : Sastra Perancis Universitas Indonesia, International Relations & Politics              University of Groningen Belanda



















PROSENTASE KELAS DAN TOTAL



Kelas                          Diterima                    Jumlah Siswa            Prosentase

1    XII IPA A                               27                                38                                71.05

2    XII IPA B                                22                                39                                56.41

3    XII IPA C                               21                                40                                52.50

4    XII IPA D                               25                                39                                64.10

5    XII IPA E                                14                                37                                37.84

6    XII IPA F                                26                                38                                68.42

7    XII IPA G                               31                                39                                79.49

8    XII IPA H                               25                                39                                64.10

9    XII Aksel                                14                                15                                93.33

10  XII IPS                                    26                                34                                76.47

11  XII Science                             24                                30                                80.00

12  XII Humanity                        9                                  12                                75.00

TOTAL                 264               400               66.00

SEBARAN PERGURUAN TINGGI



Universitas Indonesia                           (UI)                 129      Siswa

Institut Teknologi Bandung                 (ITB)               97        Siswa

Universitas Negeri Solo                        (UNS)             12        Siswa

Unversitas Gajah Mada                         (UGM)            22        Siswa

Institut Teknologi 10 Nov                    (ITS)                2          Siswa

Universitas Diponegoro                       (UNDIP)         14        Siswa

Universitas Brawijaya                           (UNIBRAW)  8          Siswa

Nanyang Tech. Univ. Singapore          (NTU)             7          Siswa

National Univ. Of Singapore               (NUS)             1          Siswa

Asia Pasific University Jepang                        (APU)             1          Siswa

Belanda                                                                            11        Siswa

USA                                                                                  6          Siswa

Inggris                                                                              4          Siswa

Korea                                                                               2          Siswa

Australia                                                                          1          Siswa

Tuesday, May 12, 2009

Penelitian kecil : Sebuah Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 8 Jakarta

Variabel yang Menentukan Keberhasilan Siswa

pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009

Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.

Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.

Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April, yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.

Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.

Permasalahan

1. Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?
2. Bagaimanakah Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?
3. Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?
4. Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?

Batasan Masalah

* Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.
* Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.
* Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.
* Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.

Berikut Hasil Pengolahan Datanya

DATA RAPOR

NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT

> 89 1 0 1 100.00 1
80 - 89 110 37 147 74.83 46
70 -79 76 84 160 47.50 19
60 - 69 0 0 0 #DIV/0! 0
< 60 0 0 0 #DIV/0! 0
JUMLAH SISWA 308

DATA TRY OUT

NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT

> 89 0 0 0 #DIV/0!
80 - 89 20 1 21 95.24 11
70 -79 112 50 162 69.14 39
60 - 69 54 63 117 46.15 13
< 60 1 7 8 12.50 1
JUMLAH SISWA 308

Penelitian kecil : Sebuah Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 8 Jakarta

Variabel yang Menentukan Keberhasilan Siswa

pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009

Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.

Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.

Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April, yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.

Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.

Permasalahan

1. Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?
2. Bagaimanakah Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?
3. Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?
4. Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?

Batasan Masalah

* Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.
* Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.
* Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.
* Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.

Berikut Hasil Pengolahan Datanya

DATA RAPOR

NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT

> 89 1 0 1 100.00 1
80 - 89 110 37 147 74.83 46
70 -79 76 84 160 47.50 19
60 - 69 0 0 0 #DIV/0! 0
< 60 0 0 0 #DIV/0! 0
JUMLAH SISWA 308

DATA TRY OUT

NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT

> 89 0 0 0 #DIV/0!
80 - 89 20 1 21 95.24 11
70 -79 112 50 162 69.14 39
60 - 69 54 63 117 46.15 13
< 60 1 7 8 12.50 1
JUMLAH SISWA 308

Variabel keberhasilan SMA Negeri 8 Jakarta


Variabel yang Menentukan Keberhasilan Siswa


pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009




Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.

Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.

Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April,  yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.

Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.

Permasalahan

  1. Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?

  2. Bagaimanakah  Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?

  3. Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?

  4. Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?


Batasan Masalah

  • Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try  Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.

  • Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.

  • Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.

  • Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus  dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.


Berikut Hasil Pengolahan Datanya































































































































































DATA RAPOR



NILAI



TERIMA



BELUM



TOTAL



PROSENTASE



TERIMA 2 PT



> 89



1



0



1



100.00



1



80 - 89



110



37



147



74.83



46



70 -79



76



84



160



47.50



19



60 - 69



0



0



0



#DIV/0!



0



< 60



0



0



0



#DIV/0!



0



JUMLAH SISWA





308







DATA TRY OUT



NILAI



TERIMA



BELUM



TOTAL



PROSENTASE



TERIMA 2 PT



> 89



0



0



0



#DIV/0!



80 - 89



20



1



21



95.24



11



70 -79



112



50



162



69.14



39



60 - 69



54



63



117



46.15



13



< 60



1



7



8



12.50



1



JUMLAH SISWA





308









Sunday, May 3, 2009

OSN 2009 Tingkat Kodya Jakarta Selatan

Berkast dukungan dan doa, SMA Negeri 8 Jakarta pada seleksi OSN Kodya Jakarta Selatan berhasil mendapatkan peringkat terbaik. Dari 8 bidang lomba OSN, 6 siswa berhasil mendapat peringkat pertama, mereka adalah :

  1. Grandy Paramananda XI IPA D Matematika

  2. Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika

  3. Riedha Melinda XI IPA G Biologi

  4. Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi

  5. Chaerunissa XI IPS Ekonomi

  6. Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer


Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :

Matematika

  1. Muhammad Nassiruddi X B  Peringkat 2

  2. Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5

  3. Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12

  4. Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14

  5. Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20

  6. Arief Dimas Dwiputro peringkat 21


Fisika

  1. Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4

  2. Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14

  3. Muhammad Hanifi X A peringkat 17

  4. Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18

  5. Prihadi Parsetyo X A peringkat 23

  6. Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24


Kimia

  1. Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3

  2. Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4

  3. Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6

  4. Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10

  5. Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13

  6. Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15

  7. Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20


Biologi

  1. Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5

  2. Adlina Karisyah X A peingkat 9

  3. Pramesti Isriandari X J peringkat 11


Astronomi

  1. Citra Putriarum X Aksel peringkat 2

  2. Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3

  3. Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4

  4. Faisal Muda X Aksel peringkat 5

  5. Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7


Ekonomi

  1. Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4

  2. Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6

  3. Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10

  4. Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11


Komputer

  1. Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3

  2. Sartrio Wibisono X B peringkat 4

  3. Muhammad Ikhsan  X D peringkat 8

  4. Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11


Kebumian

  1. Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2

  2. Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3

  3. Mayvita Dewi X A peringkat 5

  4. Haryo Pramanto X D peringkat 7

  5. Asri Oktaviani X A peringkat 11

  6. Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19


Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.

OSN 2009 Kodya Jakarta Selatan

Berkast dukungan dan doa, SMA Negeri 8 Jakarta pada seleksi OSN Kodya Jakarta Selatan berhasil mendapatkan peringkat terbaik. Dari 8 bidang lomba OSN, 6 siswa berhasil mendapat peringkat pertama, mereka adalah :

1. Grandy Paramananda XI IPA D Matematika
2. Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika
3. Riedha Melinda XI IPA G Biologi
4. Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi
5. Chaerunissa XI IPS Ekonomi
6. Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer

Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :

Matematika

1. Muhammad Nassiruddi X B Peringkat 2
2. Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5
3. Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12
4. Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14
5. Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20
6. Arief Dimas Dwiputro peringkat 21

Fisika

1. Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4
2. Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14
3. Muhammad Hanifi X A peringkat 17
4. Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18
5. Prihadi Parsetyo X A peringkat 23
6. Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24

Kimia

1. Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3
2. Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4
3. Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6
4. Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10
5. Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13
6. Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15
7. Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20

Biologi

1. Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5
2. Adlina Karisyah X A peingkat 9
3. Pramesti Isriandari X J peringkat 11

Astronomi

1. Citra Putriarum X Aksel peringkat 2
2. Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3
3. Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4
4. Faisal Muda X Aksel peringkat 5
5. Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7

Ekonomi

1. Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4
2. Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6
3. Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10
4. Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11

Komputer

1. Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3
2. Sartrio Wibisono X B peringkat 4
3. Muhammad Ikhsan X D peringkat 8
4. Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11

Kebumian

1. Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2
2. Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3
3. Mayvita Dewi X A peringkat 5
4. Haryo Pramanto X D peringkat 7
5. Asri Oktaviani X A peringkat 11
6. Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19

Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.

OSN 2009 Kodya Jakarta Selatan

Berkast dukungan dan doa, SMA Negeri 8 Jakarta pada seleksi OSN Kodya Jakarta Selatan berhasil mendapatkan peringkat terbaik. Dari 8 bidang lomba OSN, 6 siswa berhasil mendapat peringkat pertama, mereka adalah :

1. Grandy Paramananda XI IPA D Matematika
2. Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika
3. Riedha Melinda XI IPA G Biologi
4. Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi
5. Chaerunissa XI IPS Ekonomi
6. Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer

Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :

Matematika

1. Muhammad Nassiruddi X B Peringkat 2
2. Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5
3. Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12
4. Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14
5. Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20
6. Arief Dimas Dwiputro peringkat 21

Fisika

1. Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4
2. Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14
3. Muhammad Hanifi X A peringkat 17
4. Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18
5. Prihadi Parsetyo X A peringkat 23
6. Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24

Kimia

1. Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3
2. Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4
3. Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6
4. Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10
5. Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13
6. Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15
7. Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20

Biologi

1. Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5
2. Adlina Karisyah X A peingkat 9
3. Pramesti Isriandari X J peringkat 11

Astronomi

1. Citra Putriarum X Aksel peringkat 2
2. Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3
3. Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4
4. Faisal Muda X Aksel peringkat 5
5. Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7

Ekonomi

1. Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4
2. Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6
3. Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10
4. Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11

Komputer

1. Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3
2. Sartrio Wibisono X B peringkat 4
3. Muhammad Ikhsan X D peringkat 8
4. Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11

Kebumian

1. Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2
2. Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3
3. Mayvita Dewi X A peringkat 5
4. Haryo Pramanto X D peringkat 7
5. Asri Oktaviani X A peringkat 11
6. Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19

Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.

Saturday, May 2, 2009

Beasiswa Nanyang Technological University

Beasiswa S1 NTU Singapura



Telah dibuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru tingkat strata 1 (s1) di Nanyang Technological University (NTU) Singapura bagi alumni SLTA tahun 2007 atau akan lulus SLTA tahun 2008 nanti. Pendaftaran dibuka sejak Oktober sampai 15 Desember 2007.

Pilihlah NTU untuk dapatkan pengalaman mahasiswa sarjana strata 1 (s1) anda.

Nanyang Technological University (NTU) di Singapura adalah salah satu dari 20 universitas teknologi terunggul di dunia dan pendorong besar bagi kemajuan dan penelitian dan pengembangan Singapura. NTU memiliki:

- Kolese teknik nomor 4 di dunia dalam hal publikasi teknik
- Sekolah bisnis No 1 di Singapura dan No 2 di Asia
- Sekolah jurnalisme dan media terkemuka di Asia
- Sekolah kesenian profesional pertama di Singapura
- Kolese sains yang menawarkan jurusan ilmu Pasti Fisika, Matematika dan Biologi dengan gelar B.Sc. (Hons), hanya satu-satunya di Singapura


Pendaftaran Untuk Program Sarjana strata 1 (S1)

Pendaftaran untuk program S1 tahun ajaran 2008/2009 akan dibuka dari Oktober sampai 15 Desember 2007 bagi warga negara Indonesia yang telah menyelesaikan SMA Ujian Akhir Nasional (UAN) atau akan menyelesaikan pada tahun 2008.

Para pendaftar yang memiliki rekor akademis dan aktivitas ekstra-kurikuler yang luar biasa juga dapat mendaftar untuk beasiswa yang disediakan bagi siswa asal Indonesia. Beasiswa tersebut antara lain:

  • Beasiswa ASEAN
    Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa NTU yang berasal dari negara-negara ASEAN.

  • Beasiswa Nanyang
    Beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa asal Indonesia yang memiliki prestasi akademik atau ekstra kurikuler yang luar biasa.

  • Sembcorp Undergraduate Scholarship
    Beasiswa ini ditujukan bagi mahasiswa Indonesia S1 masa studi 4 tahun selama belajar di NTU.



Beasiswa ASEAN Scholarships 2009 dibuka kali ini untuk siswa dari Indonesia dan bersekolah di Singapura.



Berikut lampiran pengumuman resminya :

The ASEAN Scholarships aim to provide opportunities to the young people of ASEAN to develop their potential and equip them with skills that will enable them to confidently step into the new millennium. The ASEAN Scholarships for Indonesia is tenable for 4 years leading to the award of the Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) Level (or equivalent) certificate.
The Scholarship is for studies in selected Singapore schools from Secondary Three to Pre-University Two and is renewed annually, subject to the satisfactory performance of the scholar. Students from Indonesia are welcome to apply for the ASEAN Scholarships for Indonesia to enter Singapore schools at the Secondary Three level. Candidates who are not short-listed for the scholarships will be considered for the Merit Awards.


Eligibility
Students who meet the following criteria are invited to apply for the scholarship:
* Nationals of Indonesia
* Between 14+ to 16+ years old (as of January 2009)
* Sat for 2008 SMP 3 National Final Evaluation Examination (UAN) and have done consistently well in school


Important Dates:
Application Period: 7 June to 15 July 2008
Selection Test : Mid August
Selection Interview : Late September
Award of Scholarship : Mid October
Arrival of Scholar in Singapore : Late October


Candidates short-listed for the selection test/interview will be notified a week before the selection test/interview dates. We regret that only short-listed candidates will be notified.

Application forms during the application period:
There are 2 ways which you can apply for the ASEAN Scholarships. Please choose only one method to submit your application form.


I. Softcopy Application Form by Email
1. Download a copy of the ASEAN Scholarships 2009 application form (96kb .xls) in MS Excel format. (Note: Please click “Enable Macros” upon opening the document.)
2. Complete the form on your computer at your own time and save your completed form in the following Excel format Name(Country).xls
3. Email to MOE_ASEAN_Scholarships@moe.gov.sg
4. You should indicate your email subject / title as Name (Country)
5. You do not need to submit softcopies of your supporting documents such as result slips, birth certificate / passport / identity card or testimonials via email. You will be required to submit these documents via post if you are shortlisted for the Selection Test.
6. Please do not send us a print-out of the form.


II. Hardcopy Application Form by Post
1. Download a copy of the ASEAN Scholarships 2009 application form (89kb .pdf).
2. You may also obtain a hardcopy of the application form at the following addresses:
* Embassy of the Republic of Singapore
Graha Surya Internusa
Level 19
Jl. HR Rasuna Said Kav X-0
Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
* Consultate of the Republic of Singapore
4th Floor
Surya Dumai Group Building
Jalan Sudirman No. 395
Pekanbaru 28116
Riau, Indonesia
3. Applications should be supported by certified copies of the following documents:
1. 2008 SMP 3 National Final Evaluation Examination (UAN) results
2. Birth Certificate/ Identity Card / Passport
3. Testimonials or records of co-curricular activities
4. Send your completed form and copies of supporting documents to the Singapore Ministry of Education at the following address:
ASEAN Scholarships Application (Indonesia)
School Placement and Scholarships Branch
Scholarships Section
Ministry of Education
1 North Buona Vista Drive
Singapore 138675


Test and Interview City
Jakarta, Medan, Surabaya, Pontianak
Note: Surabaya and Pontianak may be used as Test Centres if there are sufficient candidates. Medan, Surabaya and Pontianak may be used as Interview Centres if there are sufficient candidates.


Terms and Conditions
1. Allowance of S$2,200 (Secondary) / S$2,400 (Pre-University) per annum with hotel accommodation
2. Settling-in allowance of S$400 (once only)
3. Economy class air passage to Singapore and back to home country upon completion of course
4. Waiver of school fees (excluding miscellaneous fees)
5. Waiver of GCE ‘O’ and ‘A’ Level examination fees (once only, if applicable)
6. Subsidised medical benefits and accident insurance cover
7. Bridging courses (if applicable, in Singapore before start of course)
8. There is no bond attached to the scholarship