Wednesday, April 14, 2010

Sabar,... masa depan adalah tujuan, masa lalu adalah kenangan dan masa kini adalah perjalanan

Saat jadi ketua rohis di SMA Negeri 8 Jakarta, saya selalu bercita-cita mempunyai keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah. Saya ingin mewujukan hal itu denga usaha, bukan "sudah jadi". Membentuk keluarga adalah ibadah. Saya bangga dengan teman-teman saya yang hijrah dari kehidupan jahiliyah saat sman, berubah saat kuliah dan menjadi pribadi muslim yang kokoh saat terjun di masyarakat. Sering mengenang masa-masa indah ketika bagaimana berjuangnya adik-adik kelas di SMANDEL yang harus gonta-ganti pakaian atau bahkan membuka jllbabnya ketika menuju sekolah. Karena masa itu memang jilbab tabu dan menjadi musuh sekolah.
Kasus teman-teman akhwat di SMAN 68 yang berujung keluarnya para akhwat dari sekolah di tahu 1987-an akhir. Peristiwa penarikan jilbab di sekitar Kuningan Setiabudi. Bahkan issu Jilbab beracun. Lucunya masa itu banyak ikhwan yang membungkus Al Qur;an terjemahannya dengan wanitaIran berjilbab panjang menyandang M-16 atau Ak 47.Entah mengapa sosok wanita berjilbab saat itu menjadi primadona para ikhwan di hampir semua remaja mesjid SMA.
Setelah menjadi guru di SMANDEL, saya makin bangga bertemu dengan teman-teman atau adik kelas yang dulu berjuang untuk menutup aurat tubuhnya, untuk mnyelamatkan saudaranya dari neraka. Masa jahil mereka, tanpa jilbab adalah hal yang harus saya lupakan. Yang mesti diingat adalah perjuangan mereka memutuskan mengggunakan perintah Allah sebagai jalan hidup, pilihan hidup, be a good moeslem or die as syuhada,....

Beberapa menit yang lalu saya meilihat salah satu saudara saya begitu bangganya memperlihatkan auratnya saat masa-masa jahiliyah. Saya tercenung, apa ada yang salah? Kenapa kita tidak melupakan masa lalu yang mungkin akan menyakitkan kita, karena dosa-dosa kita pada-Nya ? Sebandingkah dengan kenangan yang kita dapatkan ? Lagi-lagi sebandingkah ?
Tahun 2002, saya mengenal seorang akhwat yang memilih memakai cadar,... karena malu dengan dosa masa lalu. Dia rela kehilangan semua pertemanannya, semua masa indah bahkan semua mantan-mantan pacarnya. Biarlah saya kehilangan dunia saya, tetapi saya tidak kehilangan rahmat Allah. Sampai hari ini, dia masih sering menulis di salah satu majalah islam ternama. Beberapa bukunya tentang pergaulan pria-wanita memang tidak selaku novel-novel percintaan islami. Buatnya yang hitam dan putih,.. jangan diabu-abukan.

Saya telah menghapus kenanganya saat SMA, saya hanya ingat dia tahun 2000-an, dan yang terbayang oleh saya sekarang ini hanyalah jilbab dan cadarnya,... subhanallah...

No comments: