Friday, April 2, 2010

Hijab, ibadh dan Ikhlash

Hari ini lumayan sibuk, seharusnya. Tetapi karena saya terlalu lelah, tanpa tersa tidak maksimal akan semua yang saya kerjakan. Sehabis di pintu gerbang, dengan roni, tris, ranu, dan lain-lain, kami menuju maisng-masing proyek hari ini. Roni mau ke MHT, Tris dan Ranu piket, saya mengawal OSN di Av Grande hingga selesai. Hari ini beberapa guru salah kostum, maklumlah tanggal 31 jarang terlihat, tetapi buat saya yang honorer, tanggal demi tanggal menjadi amat penting. Bahagiannya kalau tanggal 20,…. Cihuy gajian…….

Tetapi hati memang tidak bisa bohong, masih bingung dengan kondisi seminggu ini. Kelelahan kah, kekesalan kah, kejenuhan kah atau ada maslaah yang terganjal ? Coba diajlani dengan seadanya,…. Dan ini bukan type saya. Menyusuri kelas yang lagi-lagi tidak ada gurunya, sempat bingung mau menangani, tetapi harus on fire di Av Grande, sudahlah hanya menanyakan siapa gurunya, ada tugas tidak, dan jangan keluar-keluar kelas kalau tidak penting amat. Tetapi buat siswa, ke wc dan kantin itu sebuah kepentingan dan sebuah wisata penutup waktu karena gurunya tidak ada.

Beberapa siswa yang selalu di luar kelas, bertemu lagi-lagi di luar kelas, jawabnya sudah biasa : terlambat pak…. Saya sempat bingung, lah yang membariskan anak terlambat di gerbang, saya, roni dan ranu, kok anak ini bilang terlambat,…..jangan-jangan terlambat bulan ? Cowok lagi, hehehehe.

Ada beberapa peristiwa jangal, lucu dan seru. Tetapi tidak semua boleh ditampilkan di public. Cukup bahan untuk mendewasakan saya berpikir dan bertindak, minimal mendewasakan diri sendiri. An Nur : 31 berisi tentang ajakan memakai jilbab, begitu juga dengan Al Ahzab, saya masih ingat kalimatnya. Kalau tidak salah : ulurkan/ panjangkan jilbab mu…. dst. Makna jilba itu, menurut saya adalah hijab, jadi kalau diulurkan, berarti perbesarlah hijab atau batasnya. Jelas-jelas jilbab atau hijab harus mempu untuk menutup aurat, dari sisi terlihat dan “bentuk” yang dihijabkan.
Begitu juga dengan muslim lainnya. Sesungguhnya jilbab bisa juga di artikan dalam arti luas, yaitu HIJAB, batasi ! Sholat, zakat, tasbih dan ibadah lainnya, sebenarnya berusaha memberi kita batas. Atas tindakan-tindakan di luar hal yang negatif. Kalau lidahnya serimng bertasbih, ”mensucikan Allah” rasanya tidak pantas kita mengotori mulut kita dengan kata-kata kasar, Kalau mata ini selalu menangis di malam hari di hadapan Allah, tentunlah karena kita ingat akan dosa-dosa kita. Air mata yang jatuh hanyalah pertanda begitu menyesalnya kita.

Efeknya, terjadi saat kehidupan kita. Jadi jangan pernah marah ketika ada orang-orang yang mempunyai titel keagamaan, tetapi belum mampu ”memperbesar ruang hijab”-nya. Contoh : pakai jilbab kokmasih bergunjing,…. udah haji padahal, kok masih begitu,… katanya muslim kok memfitnah….. masih banyak lagi dan lagi, Persoalannya cuma satu, jilbab/hijab hanya untuk wanita dan ibadah kita selama ini bukan membuat batas.

Hidup adalah ibadah. Semua perjalanan kaki kita, setiap detik degup jantung kita, bahkan setiap huruif yang kita ungkapkan adalah ibadah. Silakan bukan 6:162-163. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah. Jadi kenapa harus menyatakan,…. ada uangnya nggak ? Hahahha, hidup bukan untuk uang, tetapi untuk hidup perlu uang….. salah ah.

Punya uang belum tentu bis abayar hutang, punya Allah pasti hutang tertutup. Banyak orang yang punya hutang malas membayar hutang, karena berpikir nanti saja. Kalau dia merasa memiliki Allah, pasti akan melunasinya, karena kematian datang kapan pun, kalau mati hutang dibawa mati,….. serammmmmm.

Bahagia bertemu dengan teman-teman yang hingga hari ini mampu berkomitmen dengan pekerjaan dan ibadah. Allah akan membalas ibadah kita itu, bukan hanya dengan kebaikan di dunia, tetapi juga kebaikan di akhirat. Kalau kita iklash. Sebuah mata rantai ibadah tertinggi. Iklash.

Saya pernah ditegur secara kasar oleh seseorang,… sakit hati, sedikt. Untungnya ada Allah. Hati milik Allah, biarkan Allah yang mensibhgah. Kalau sibghahnya adalah harta, tahta dan kesenangan,…. pasti tiadak akan pernah tercukup. Saya juga pernah dicap : dinaturalisasi,……. sedih banget. Kesannya saya kotor dan bermasalah sekali. Tetapi tetap iklash, berusaha iklash, insya Allah batas iklash saya makin meluas. Amin.

No comments: