Sunday, October 26, 2008

TeSIS 2008

Setelah menunggu dua tahun, akhirnya SMA Negeri 8 Jakarta kembali mengadakan kegiatan TeSIS ( Temu Ilmiah Sosial SMANDEL). TeSIS yang bertujuan untuk melatih daya nalar, analisa dan kepekaan sosial, kembali diadakan setelah melihat kondisi yang semakin baik. Tentunya hal ini harus disambut dengan baik. Kalau dibilang capek dan berat, tentunya inilah kegiatan terberat SMANDEL, bagiamna tidak membawa 400 siswa dengan sekian banyak guru bertandang ke sebuah wilayah atau pedesaan, dengan segala kesulitan untuk beradaptasi dari sisi prilaku dan tentunya bahasa. Apalagi dengan kewajiban para siswa untuk melakukan penelitian. Weleh, weleh ini kegiatan besar dengan sarat muatan keilmuan dan sosiologi.


Lokasi yang diyakini bisa memberikan nuansa pedesaan yang kental adalah Desa Tambak Mekar, sebuah wilayah pemukiman petani, ada nanas, duren, jeruk loh, hehehehe. Wulayah selatan Subang yang menuju Ciater atau Tangkuban Prahu. Cuaca yang sejuk, nggak dingin kok. Wilayah desa tersebut mempunyai dua keunikan, ada pesantren SMIT Assyifah - Khoiriyah dan Villa Jati Emas. Dua hal yang amat berbeda. Satu urusan akhirat dan datunya duniawi.


Tim survey terdiri dari Pak Yani Bayani (waki kepala sekolah bidang kesiswaan), Pak Ahmad Yani (staf kesiswaan), Bu Paulin (staf kesiswaan, bukan kandidat wakil presiden USA), Pak Waridin (pembina SP), Frau Kiki (pembina Kemas), Pak Tiyar (Sopir) dan tentunya saya sendiri (bagian gambar, hehehehe). Berangkat dari SMA Negeri 8 Jakarta jam 08.30.


Jam 11.30 sampai di rumah makan yang hanya berjarak 3 km dari lokasi tujuan, makan dulu agar fres. Sambel babakan, ayam sambel, karedok babakan, ikan gurame, tahu dan tempe, habis disikat kami bertujuh. Sehabis sholat, kami meneruskan perjalanan. Pemandangannya memang berbeda dengan puncak, kendaraan seri B bisa dihitung dengan jari tangan.


Sesampai di lokasi, kami langsung ke pesantren. Karena kontak kita mengatakan untuk bekoordinasi dulu. Subhanallah pesantren SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu) Assyifah, bagus sekali. Terlihat berlalu lallang santri usia 11- 14 tahun. Sedemikian ramahnya mereka. Tetapi dari dialek mereka dapat diketahui ternyata mereka kebanyakan berasal dari Jakarta, Bekais dan Tanggerang. Ini SMPIT yang menekankan pada hafidzh qur'an. Gedung terpelihara dengan rapi, banyak kebun buah-buahan, taman ruang terbuka dan tentunya aula tanpa dinding. "Sa, kalau SMA 8 seperti ini, gimana ?" tanya pak Yani. "wah sayanya tidak bertugas, mau nyantri aja," jawab saya.


Pak Yani pun meneyesal mengetahui sedemikian bagusnya ini SMPIT. Putra beliau ada di pesatren Tasikmalaya. Dan ternyata salah satu putra teman kita, pak Agus yang pernah bertugas sebagi guru matematika di SMA 8, juga sedang belajar di SMPIT ini.


Pesantren merupakan daerah wajib berjilbab, maka bu Paulin yang beragama nasrani, kita pakaikan kerudung, lumayan khan bu jadi soleha.


Setelah mengobrol cukup panjang dengan pak Budi, sekretaris Pesantren, kami idiijinkan langsung bertemu dengan pak RW, pak Qomar yang memang SMPIT termasuk dalam wilayah kepengurusan beliau. Maka kami pun berkeliling wilayah RW 04 desa Tambak Mekar. Rumah penduduk seperti halnya desa-desa di Jawa Barat tidak rapat seperti di DKI Jakarta. Warna rumah cukup membuat ceria, dati kuning, merah hingga jingga. Mantap. Yang pertama kami kunjungi adalah industri Dodol nanas. Jangan kaget, di ruang produksi yang kecil dengan 8 buah penggorengan besar, SLANK pernah duduk di ruang tamu dan menikmati DODOL NANAS. Hehehehehehe. Masih di rumah yang sama, ternyata di belakang rumah tersebut ada industri Jamur Tiram. Produksinya belum besar sekitar 50 Kg, padahal setiap hari restaurant butuh 2 ton per harinya. Harganya murah sekali, 1 kg = Rp. 10.000. Kita borong 4 kg hari itu.


Selanjutnya nikmatilah gambar-gambar lokasi TeSIS 2008.

1 comment:

Rizal said...

Hallo, di Bina Siswa SMA Plus Cisarua ada lomba Annual Speech and Singing in English 2008. Tolong sebarkan, dan dapatkan info di blog saya