Thursday, March 5, 2009

leadership_habit:_clarity_direction

http://vibizlearning.com/new/knowledge/leadership_habit:_clarity_direction

Salah satu leadership habit yang kami temukan penting dalam survey adalah Clarity Direction. Clarity (kejelasan) harus dilakukan oleh seorang pemimpin, jika ia ingin karyawannya melakukan yang terbaik bagi organisasi. Clarity akan membantu pemimpin dalam mencapai tujuannya.

Terdapat beberapa aspek clarity yang harus dijelaskan oleh pemimpin kepada para follower-nya, antara lain:

1. Whom do we serve?
Pemimpin harus menjelaskan mengenai segmen mana yang dilayani oleh perusahaan. Siapa yang menjadi pelanggan? Kemudian apa yang mereka inginkan dari Anda?

Informasi yang Anda peroleh mengenai pelanggan memungkinkan Anda untuk membentuk definisi yang jelas mengenai pelanggan dan membantu karyawan untuk memahami value apa saja yang penting bagi mereka.

2. What is our core strength?
Dengan mendefinisikan core strength organisasi, maka artinya Anda memberi edukasi pada karyawan mengenai bagaimana pengaruh mereka di masa depan, atau memanfaatkan keunggulan mereka untuk memenangkan persaingan. Menurut seorang guru manajemen, Marcus Buckingham, core strength yang Anda jelaskan tidak harus realita yang sekarang terjadi. Yang penting, Anda memberikan suatu penjelasan, dan percaya bahwa mereka dapat berkembang menjadi apa yang Anda definisikan.

3. What is our core score?
Untuk memastikan clarity, maka hindari pengukuran beberapa perilaku atau skill secara bersamaan. Mungkin manajemen senior bisa saja mengukur beberapa skor penting, namun seorang pemimpin harus mendefinisikan metric utama yang diharapkan dari karyawannya, supaya mereka fokus. Pastikan bahwa metrik yang Anda pilih berada dalam control karyawan, sehingga mereka punya kekuasaan atas skor masing-masing.

4. What actions can we take today?
Pemimpin harus menjelaskan tindakan apa yang harus dilakukannya bersama organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Menurut Buckingham, ada dua jenis action, yakni symbolic dan systemic. Symbolic action menarik perhatian orang, dan memberi gambaran mengenai fokus yang dituju. Sementara systemic action mengubah perilaku, yang intinya memberi kesadaran bagi orang bahwa dunia akan berubah kaena mereka melakukan sesuatu dengan cara berbeda.

Contohnya, Rudy Giuliani ketika ia terpilih menjadi walikota New York, ia memutuskan untuk menyingkirkan preman-preman yang memaksa meminta bayaran dari kaca mobil yang mereka bersihkan. Tindakan ini simbolis, karena tidak banyak mengubah keseharian New York, namun merupakan demonstrasi yang kuat mengenai ungkapannya untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sementara itu systemic action Giuliani adalah ia menyelenggarakan rapat dua kali semingu dengan 100 orang polisi senior untuk menjelaskan data criminal di New York dan meminta penjelasan respon dari mereka. Giuliani mengungkapkan bahwa rapat ini bermaksud untuk meningkatkan tanggung jawab dan transparansi.

Intinya, kedua action diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Sehebat apapun skill seorang pemimpin, namun jika ia tidak memberikan clarity, maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Oleh karena itu, pemimpin perlu disiplin dan fokus dalam memelihara habit ini.

No comments: