Thursday, March 5, 2009

Delapan asumsi yang bijaksana tentang komunikasi

http://vibizlearning.com/new/knowledge/delapan_asumsi_yang_bijaksana_tentang_komunikasi/10

  1. Ketrampilan berkomunikasi dapat dipelajari, bukan sekedar bakat sejak lahir. Anda menangis ketika dilahirkan, bukan bercerita. Anda belajar bagaimana berbicara dengan meniru orang lain – kebutuhan belajar tidak pernah berakhir.

  2. Asumsikanlah bahwa pesan berikutnya yang anda sampaikan akan disalah artikan. Ini akan membuat anda berkomunikasi lebih cermat, membuat anda berusaha mencari umpan-balik, dan memeriksa diri sendiri terlebih dahulu bilamana anda tidak memperoleh hasil yang diinginkan.

  3. Jangan takut pesan anda tidak jelas; yang penting bagaimana agar pesan anda dimengerti. Tanyalah diri sendiri, ’’Bagaimana saya dapat menyampaikan pesan ini supaya dapat dimengerti?’’

  4. Arti dari suatu kata tidak dapat dijumpai dalam kamus. Definisi memang ada dalam kamus; maknanya ada di benak manusia. Kita tidak menyampaikan makna; kita menyampaikan pesan (kata-kata dan perilaku) yang menggambarkan dan mendatangkan makna dalam pikiran pendengar kita.

  5. Makna yang diterima pendengar dari anda lebih banyak datang dari bagaimana anda menyampaikan ketimbang dari apa yang anda sampaikan. Dalam kenyataannya, nada suara serta bahasa tubuh anda menhasilkan lebih dari 90% makna yang diterima.

  6. Bila dua orang saling berjumpa, mereka berkomunikasi. Meskipun anda tidak merasa mengirimkan pesan, sebenarnya anda melakukannya. Mungkin saja ini bukan pesan yang ingin anda sampaikan, tetapi orang lain menerimanya. ’’Anda tidak mungkin tidak berkomunikasi.’’

  7. 87% dari informasi yang tersimpan dalam benak seseorang masuk melalui matanya. Bila kata-kata anda bertentangan dengan tindakan anda, pendengar akan lebih mempercayai tindakan anda.

  8. Komunikasi adalah proses yang rumit, berjalan terus-menerus, dinamis dan berubah-ubah. Komunikasi bukanlah sekedar pertukaran kata-kata seperti yang diduga banyak orang. lebih banyak kemungkinan kelirunya ketimbang benarnya. Komunikasi akan berantakan jika anda tidak terus-menerus berusaha menyempurnakannya.

No comments: