Sunday, September 28, 2008

Manajemen Pendidikan


Sering kita menyalahkan pihak sekolah dalam membentuk bahkan melayani putra-putri kita yang dititipkan di sekolah. Sebagai guru yang belum terlalu banyak asam garam, saya pernah mempunyai pengalaman yang cukup menakutkan. Persoalannya menjadi lebih rumit saya tilai beberapa tahun belakangan ini. Hari itu, orang tua siswa marah-marah di depan pintu gerbang sekolah, dengan menendang-nendang gerbang SMA Negeri 8 Jakarta. Berteriak marah, dan berusaha memanggil guru piket. Guru piket saat itu adalah guru saya, yang saya kenal cukup arif dan tenang (pasti bijaksana lah, hehehe). "Hey, pak guru kenapa anak saya tidak boleh masuk, terlambat cuma 5 menit. Bapak tidak tahu di jalan macet !", sergah orang tua tersebut. Guru saya sampai saja belum ke pintu gerbang tersebut. Dari atas menara teksound, saya lihat orang tua tersebut menggunakan kaos dan celana pendek. "kenapa pak," sapa guru saya tersebut. "Bapak kalau ngomong sama anak saya pakai otak. Dia sudah berusaha sampai sekolah, cuma macet. Pasti banyak anake yang terlambat," seraya melihat kiri kanan, mungkin ada anak yang terlambat juga. Dengan tenang guru saya berkata," saya cukup sopan sudah bicara sama anak bapak, dan ini bukan yang pertama kali anak bapak terlambat. Terus, kok saya bingung. Apa bapak tidak salah menyekolahkan anak di tempat yang gurunya tidak pakai otak." Adegan selanjutnya orang tua itu balik badan dan tidak pernah kembali ke sekolah.

Dari peristiwa itu saya berpikir, seharusnya orang tua sadar saat menyerahkan anaknyake sekolah, yang kedua kalau yang diprotes adalah aturan main pasti salah besar, ketiga yang diomelin orang yang menegakkan disiplin anak tentunya ini yang lebih parah. Untuk itu saya coba menuliskan sesuatu disini.

Manajemen Pendidikan adalah segenap kemampuan dalam mengatur, mengelola danmendayagunakan sumber-sumber daya pendidikan (materiil, spirituil danpersonil) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Bidang garapan materil meliputi; manajemen sarana dan sarpras dan manajemen keuangan. Bidang personil meliputi; manajemen Tenaga kependidikan dan manajemen peserta didik, sedangkan bidang spirituil meliputi; manajemen kurikulum, manajemen kelas dan pengajaran, manajemen humas dan supervisi pendidikan.

Adapun Prinsip-prinsip manajemen pendidikan

  1. Priority of objectives over machinery and personel consideration

  2. organizing of authority and responsiblity

  3. adaptation of resposibility to the character of the personel

  4. recognition of the human psychological factors.


Semua hal itu bisa betjalan jika ada pemimpin yang mampu melaksanakan kondisi tersebut. Terkadang tipikal pemimpinlah yang banyak menentukan arah manajemen pendidikan sebuah lembaga. Berikut adalah tipikal pemimpin jika kita lihat dari bawahannya.


  • Tipe Direktif : pengambilan keputusan dan pemecahan masalah semata-mata menjadi tanggung jawab pemimpin, kemudian disampaikan ke bawahan untuk dilaksanakan. Tipe ini ditandai dengan komunikasi satu arah, pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat. Gaya ini terjadi karena tingkat kedewasaan bawahann amat rendah, dimana ada kondisi real Tidak Mampu dan Tidak Mau

  • Tipe Konsultatif : pengambilan keputusan dan pemecahan maslaah masih tetap menjadi tanggung jawab pemimpin. Namun dalam tipe ini digunakan komunikasi dua arah, pemimpin memberikan support kepada bawahan, dan saran serta pendapat bawahan diperhatikan oleh pemimpin. Gaya ini terjadi karena tingkat kedewasaan bawahan sedang merangkak naik dari rendah menuju ke tingkat sedang, dimana ada kondisi Tidak mampu tetapi mau

  • Tipe partisipatif : pemimpin dan bawahan sama-sam terlibat dalam pengambilankeputusan dan pemecahan masalah. Komuniasi dua arah semakin baik, bawahan dipandang memiliki kemampuan dan kecakapan yang cukup untuk melaksankaan tugas. Gaya ini terjadi pada saat kedewasaan bawahan meningkat dari sedang kepada kedewasaan tinggi, diman ada kondisi real mampu tetapi tidak mau

  • Tipe delegatif : pemimpin mendelegasikan pengamblan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan. Kemudian hak dan tugas masing-maisng bawahanlah untuk menentukan langkah-langkag bagaimana pengambilan keputusan dan pemecahan sebuah masalah. Bawahan diberikan kepercayaan danwewenang yang luas untuk menyeasaikan tugas-tugasnya. Gaya ini terjadi kedewasaan bawahan sedemikian tinggi dan mereka mempunyai kondisi mau dan mampu.


Itulah kondisi perjalanan Manajemen Pendidikan, semakin matang maka bawahan akan tahu tugas masing-masing dan mampu melaksanakan tugas yang menjadi wewenangnya. Kisah diawal tulisan ini menunjukkan kematangan seorang guru yang diberikann tanggung jawab untuk menjadi piket dan mampu menegakkan disiplin. Tentunya orang tua yang juga menjadi pemimpin untuk anak-anaknya mampu memberikan contoh, pemimpin yang baik seperti apa.

Mohon koreksi jika kurang berkenan. Yang benat itu datangnya dari Allah.

No comments: