Saturday, September 27, 2008

Islam bukan sarung

Ketika saya harus menjawab beberapa pertanyaan teman-teman tentang RUU Pornografi dan Pornoaksi, cuma satu hal yang saya ingatkan. Apakah itu akan lebaih baik buat iman kita atau tidak ? Kalau hanya akan membuat kehidupan kita lebih baik, tidak ada disistengrasi bangsa, atau apa pun namanya. Bahkan paling seram, beberapa provinsi akan melepaskan diri ? Atau mungkin kita lihat, bagaimana besarnya penolakan beberapa daerah hingga melakukan tari erotis di depan gedung DPRD ! Wah, makin kisruh aja pikiran kita melihatnya.

Islam adalah aturan berkehidupan. Ketika saya membuka mata tentang keislaman, ada hal yang saya pahami. Kenapa pedagang kain di pasar selalu memotong kain yang dibeli, bukan meterannya yang dipotong. Karena Islam adalah aturan hidup maka semua penganut ajaran Islam harus menggunakan aturan tersebut. Tidak ada perbedaan satu sama lain. Perintahnya cukup jelas, "tutup aurat". Maka dalam beribadah dan kehidupan apa yang dipakai oleh Imam saat ibadah, sama dengan yang dipalai oleh makmum. Dalam kehidupan juga tak ada bedanya, pakaian keseharian dan ibadah akan sama. Karena setiap detik kehidupan seorang muslim adalah ibadah.

Jadi jangan pernah mengkotak-kotakkan, pakaian dalam ibadah atau pun keseharian. Sehingga seorang muslim WAJIB menjaga kesucian diri, hati dan pakaian setiap harinya. Kalau dibilang toleran, umat Islam adalah orang yang paling toleran, karena dalam pikiran umat muslim tidak boleh memberikan pipi kanan, jika pipi kiri dipukul orang. Islam bukan agama agresif tetapi Islam senang dengan perkembangan. Kalau bicara kekerasan yang selalu diidentikan dengan umat Islam, akan lebih berbeda pola pandangan kita ketika melihat bahaya virus. Beberapa saudara kita tidak tahan melihat kemaksiatan, sementara orang yang diminta untuk melakukan penegakan hukum membiarkan saja, maka terjadilah upaya yang dianggap anarkis oleh sebagian orang. Padahal umat Islam sedang berupaya menyelamatkan iman saudara-saudaranya. Kami juga ingin tenang dalam beribadah, apalagi bulan ini. Bulan Suci, Bulan Jihad, Bulan Ibadah untuk Allah.

Bahaya yang saya maksudkan adalah semua hal yang menghancurkan pendidikan mental bangsa. Bangsa kita bangsa yang berbudi pekerti luhur, dan masyarakat kita termasuk bangsa yang belum terdidik seratus prosen. Tanpa sadar Indonesia telah menjadi negara ke-3 terbesar dalam produksi Pornografi dan Pornoaksi. Dengan kondisi yang belum terdidik tersebut, maka faktor yang paling ditakutkan adalaj kemampuan untuk memilih "mana yang baik dan mana yang buruk". Sementara jaman hanya membuat pilihan, "mana yang enak dan mana yang tidak enak". Pendidikan dilakukan hanya untuk mencapai Kenikmatan, jabtan dicapai untuk mendapatkan kemudahan hidup, dan akhirnya semua anak bangsa berprinsip yang sama,"bagaimana mendapatkan sesuatu, sesuia dengan kemauan dan keinginan masing-masing". Islam tidak mengenal paham ini, islam adalah agama persaudaraan, tetapi bukan juga agama yang tidak mempunyai pemimpin. Dalam keluarga saja, seorang ayah adalah pemimpin dan Imam bagi keluarga, untuk mencapai kemashlahatan dunia dan akhirat.

Oleh karenanya Islam butuh seorang pemimpin yang mengerti akan tujuan keagamaan. Bukan hanya duniawi. Berat jadi seorang pemimpin, berpakaian dan bertingkah laku (berkewajiban yang sama sebagai umat) tetapi punya tanggung jawab yang besar dihadapn sang Khalik. Saya sitir ayat-ayat di bawah ini :


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.

Yang kedua dalam Islam ada sebuah tujuan dalam hidup, yaitu kehidupan hari akhir. Saat itu ada hari pembalasan. Dan Allah yang akan membalas perbuatan manusia, semua hal yang terjadi di dunia. Kalau jerat hukum di dunia dapat kita pungkiri. Tapi buat umat Islam mereka tidak akan bisa menghindari dari Allah yang Maha Perkasa. Oleh karenanya Allah mengingatkan akan kepentingan duniawi tiadk sepadan dengan kepentingan akhirat, camkan ayat berikutnya :

Katakanlah: 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

No comments: