Monday, October 18, 2010

Koran edisi Kedua TeSIS 2010 Situraja Utara Sumedang

Hari Pertama
Pagi ini suasana amat berbeda, karena kesibukan akan menjadi terakumlasi. Subuh saat bangun, beberapa guru mulai sibuk. Rancangan semalam telah menyepakati beberapa hal. Pembagian tugas telah diberikan. Hasilnya jam 9 harus sudah selesai semua persiapan di Posko.
Jam 7 hingga 8 ”keributan” di posko kembali terjadi. Memang hal yang sepele. Tetapi kalimat dari megaphone mesjid cukup jelas, ”bapak-ibu karena sesuatu hal, pam desa tidak berfungsi.” Maka semua meneriakan kalimat,........ cepat mandinya ! Keluarlah kalimat dari dalam WC,..... iya sabar. Hehehhehee
Berangakatlah miss Desi, frau Kiki dan mas Hakim menuju Rumah Makan Ponyo untuk mempersiapkan makan siang peserta. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah posisi untuk droping makanan, dari hari pertama datang ke Sumedangm tim pendahulu bingung menentukan lokasi droping. Rumah makan Ponyo tidak mempunyai ruang parkir yang memadaim jalan terlalu sempit dan ada kalimat : tidak boleh ada konvoy. Jumlah bus yang sepuluh buah tentunya akan menjadi masalah. Kami memutuskan Terminal Bayangan Jatinangor, tepatnya di depan Universitas Padjajaran. Aman, hati mulai legah.
Komunikasi dengan teman-teman di Jakarta berjalan lancar. Jam 07.00 beberapa panitia di telpon,.... semuanya silence,... ada apa yaa. Ternyata lagi uacara dan berdoa. Semoga perjalana lancar dan tidak ada kendala yang berarti.
Jam menunjukan pukul 09.15 ada berita, masih ada di KM 57 dan berjalan lancar. Kami tim pendahulu berkoordinasi dengan panitia lokal tentang beberapa perubahan menu acara. Diharapkan sekitar pukul 13.00 semua kendaraan telah hadir semua, sehingga acara dapat berjalan dengan lancar. Kami mulai mengechek kesiapan perlengkapan yang akan digunakan di Alun-alun Situraja. Batere dipersiapakan. Panitia lokal juga sibuk mempersiapkan beberapa hal. Terutama tentang tas peserta TeSIS dan cara mengangkutnya ke Rumah Hunian Peserta. Jumlah rumah yang terpakai 74 buah, tersebar di 9 RW, terbanyak di RW 2 ada 12 rumah, sementara RW 9 menjadi RW yang paling sedikit, hanya dengan 3 rumah dan memang nun jauh di ujung sana,..... jauh banget,... tetapi masih berbendera Indonesia. Jadi ingat ke pernikahan miss Lolo, ada guru yang sampai 7 kali bertanya sama warga kampung untuk menuju lokasi. Bahkan ada guru-guru yang berujar,... hmmmm disana masih bendera Indonesiakah yang berkibar...?
Entah siapa yang membuat kehebohan pertama. Saat jam menunjukkan pukul 09.55 ada SMS : baru keluar Tol Cileunyi...... Waduh sontakpanitia di Posko kaget semua, apakah sedemikian sepinya jalan tol ? Atau para supir bus menggunakan kendaraan BOURAQ, sehingga bisa lompat jarak,.. hmmmm patut diteliti.
Akhirnya terjawab. Baru masuk Tol Cileunyi. Pak Edi datang dengan barang bawaan banyak sekali. Ada tempat pensil warna warni, pensil, penghapus, pensil otomatik, sekitar 100 buah per bagiannya. Perintah beliau singkat. Tolong yaa dibantu memasukan semua bagian ke dalam kotak. Maka kami yang ada di posko, berubah menjadi sentra produksi, pak Edi membuka tempat pensil, Irfan memasukan pulpen, saya memasukan pensil otomatik, mas Darmin memasukan pensil biasa dan penghapus, dan mas Wasam yang menutup tempat pensil dan mengaturnya. Hadiah yang tidak seberapa ini Panitia siapkan untuk para penari umbul yang terdiri dari 100 siswa SD, yang akan menyambut peserta di depan Balai desa. Semoga pemberian ini dapat diterima para siswa tersebut.
Kabar gembira kembali membuat kami sejuk dan bangga. Ada 20 komputer yang akan disumbangkan untuk Desa Situraja Utara dari pihak sekolah. Alhamdulillah, subhanallah. Ayo para siswa apa yang bisa kalian berikan buat desa ini.... Ingat : tinggalkan kenangan yang baik dan bermanfaat, buan dengan perbuatan yang akan dikenang sebagai keburukan..... SMS masuk lagi,.... Bus sudah menunggu di Terminal Bayangan, tetapi makanan belum datang. Kami kembali dalam tekanan, amat tertekan. Ternyata tim droping makanan belum sampai,... frau Kiki tidak bisa dihubungi,... waduh.. tekanan demi tekanan,... sing sabar yaaa teman-teman. Saat miss Desi telepon,... beritanya parah : kayakhnya bus nabrak orang ! Gubrak, saya, pak Edi dan Irfan terdiam. Saat itu kami sudah ada di alun-alun,.... yaaa Allah cobaan apalagi... Untungnya datang sms berikutnya, menyenangkan. Walau siangnya pak Roni memberik klarifikasi.
Kembali beberapa jam sebelumnya. Saat memberikan hadiah untuk para siswa yang akan menyambut kita, sang pelatih tari sedemikian tersentuhnya, padahal hanyalah perlengkapan tulis yang amat murah sekali untuk kita warga SMA Negeri 8. Bahkan pak Edi melihat butiran air mata sang pelatih tersebut, jatuh mengalir di wajah yang berusaha tersenyum dan menerima dengan ucapan syukur yang setnggi-tingginya. Wah ini juga keterlaluan yaaa,... emangnya pak Edi setinggi apa....nggak sampai 160 cm khan... Pelajaran berharga, bukan nilai sesuatu yang kita berikan yang menjadi berharganya sebuah tindakan, tetapi keiklashan dalam kebersamaanlah yang menetukan nilai hubungan kita.
Pak Edi, Pak Irfan, Mas Darmin dan Mas Wassam bersiap di lapangan alun-alun. Kondisi udara sedemikian panas. SMS masuk menyatakan bus sudah bergerak dari Pamulihan, perkiraan waktu tempuh 45 hingga 60 menit sampai ke alun-alun. Karang taruna sibuk menyiapkan lapangan. Kami mengobrol dengan pihak Dandim dan Polsek yang bertugas. Banyak hal yang kami dapatkan. Intinya menurut Babinsa, Situraja aman terkendali.... Alhamdulillah .
Saat yang memeriksa papan nama petunjuk penempatan tas, sempat kaget. Ternyata tas akan disusun berdasarkan RW hunian, padahal saya selalu konfirmasi dengan Pak Priyadi guru yang ditugaskan mengawal acara, ”tas akan disusun berdasarkan Kelas dan per kelompok kecil”. Wah jadi tegang sendiri.
Panitia lokal berharap : peserta sampai lokasi jam 13-an, karena para penari reag dan umbul akan siap sekitar jam tersebut. Ternyata,.... saat penari reag baru mempersipkan diri di alun-alun,... bus satu dan tujuh melintas,... panitia lokal berusaha memberhentikan untuk menentukan arah putar balik, sehinga peserta tidak perlu menyeberang.
Kelompok 7 sampai lokasi lebih dahulu, dan tutor yang sampai pertama adalah Ibu Siti Nadira. Sayangnya beliau jugalah yang terkena cobaan : tasnya hilang tidak terlacak. Waduh,..... walau pun akhirnya tas dapat ditemukan,.... malam hari. Maaf yaa bu.

Tahukah kegiatan apa yang pertama kali siswa lakukan saat sampai di alun-alun Situraja :
a. membeli walls
b. mencari piscok
c. mencari rumah hunian
d. foto-foto
e. menyerbu WC

Jawabnya : menyerbu WC, antrian hingga 13 siswi di WC kanan mesjid. Sholat juga menjadi pilihan siswa dan para tutor.
Cobaan kembali terjadi, hujan bro ! Panitia lokal pun sibuk mencari alat penutup tas peserta. Para siswa pun semapat mengalami kebingunan. Perintah : arahkan siswa langsung ke Balai Desa. Ada yang aneh juga nih, di depan mesjid terlihat lima siswa ganteng berpakaian tidak layakh. Dengkulnya yang tidak bagus itu terpampang. Ada yang mau tidur bareng panitia nih, hehehe. Jadi ingat kejadian TeSIS beberapa tahun lalu saat beberapa siswa kami ajak tidur bareng bahkan kami hukum .... adalah..... hahahha.

HT menjadi sarana ampuh untuk berhubungan antar panitia/ tutor di bus-bus. Sayang pulsa lagi. Heheheehee. SMS DuDu mulai berdatangan. Inilah salah satunya :
D: Kelompok 21
U : peserta dan panitiaTeSIS 2010
DU : Sering2 ke RW 04 RT 02, ada baso harga 3000 dapat 7. ENAK BANGET. Buat kongkow ngerjain tugas


D : 0856458892XX
U: Panitia TeSIS
DU : Thanks,.. rmhnya bagus,... tahu sumedangnya krunciiii
D : Oecret admirer ( maaf gambar wajahnya nggak ada di kompi) 0857142500xx
U : aa’ mamat
DU : kok kamu ganteng sih ? tadi nyasar yaa mau ke sekret malah ke sini

D : 0856913917XX
U: untuk semua
DU : kangen sama jakarta ? kangen kongkow2 ? datang ke sitos..... Situraja townsquare RT 02 RW 4

TeSIS salah satu tujuannya adalah menghayati kehidupan masyarakat pedesaan dan memupuk kepedulian sosial, sehingga terbentuk kepribadian yang berwawasan kebangsaan. Nah ini yang seharusnya disadari, dihayati dan dimaknai kita bersama. Tentunya ada ketidaknyamanan, namanya juga pergi menginap di tempat orang lain. Kita harus berusaha menerima apa adanya.
Dan hal ini berhasil ditunjukkan salah satu kelompok, saat mendapat sarana Wcnya agak unik,.... tanpa atap. Sampai jam 22.00 beberpa panitia masih berkoordinasi dengan pihak Desa,... solusinya bagus. Saat ditelpon Mr. Nice Guys... jadi gimana nak,... kalau seandainya yang siswa tukar rumah dengan yang siswi ?.... Jawabnya : nggak perlu pak, nggak masalah kok... Subhanallah. Jika semua Peserta TeSIS, baik siswa-siswi, tutor, bahkan panitia mampu berbuat seperti apa yang dilakukan para siswa kelompok tersebut, maka butir ke enam dari tujuan TeSIS telah tercapai.
Acara Hari Ini :
1. cari data, validasi data, persiapkan presentasi esok
2. makan pagi dengan menu utama tahu deng,....
3. sholat Jum’at jangan lupa

Tetap menjaga nama baik diri, keluarga dan sekolah tercinta, bertutur kata sopan, bersikap arif dan bijak, berpikir ilmiah dan bertanggung jawab

No comments: