blog ini dipersembahkan untuk almamater tercinta, sebagai media informasi atau pun jalinan persahabatan dengan semua siswa,orang tua, alumni atau masyarakat luas.... dari alumni SMA Negeri 8 Jakarta angkatan 1988, wangsa jaya
Sunday, May 31, 2009
Bagian 2 : Rencanakan Pendidikan Masa depan Berarti Merencanakan Hidup
Ada ungkapan bijak yang selalu menjadi rujukan agar kita mempersiapan sebuah pertarungan yang baik, jangan pernah melakukan sebuah pertempuran yang kita yakini tidak akan pernah memenanginya. Hal ini menunjukkan kepada kita untuk mempersiapkan semua pertempuran dengan persiapan matang. Salah satu hal yang selama ini perlu diperhatikan siswa adalah mengubah pola belajar.
Pola belajar adalah bentuk dan metode belajar yang sehari-hari dilakukan. Tanpa sadar siswa telah membentuk polanya masing-masing. Tetapi kalau kita lihat sebenarnya bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Siswa yang rajin belajar dan siswa yang tidak rajin. Untuk siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata dua metode ini masih mempunyai dampak yang baik, tetapi buat siswa yang di bawah rata-rata, maka hanya pilihan yang rajin belajar saja yang mampu meningkatkan kompetisi siswa. Rajin atau tidaknya siswa belajar, ternyata dipengaruhi banyak faktor. Tetapi jika siswa telah memiliki pilihan hidupnya, dukungan orang tua dan lingkungan, serta keinginan yang ingin berhasil dan hidup mandiri kelak, maka hal ini akan memperkuat pilihan kepada pilihan siswa rajin belajar.
Masa lalu orang tua kita selalu mengatakan belajar dua jam setelah sholat maghrib, sehingga bisa tidur di jam 21.00. Sekarang dengan kemajuan teknologi, kompetisi untuk mencapai yang terbaik, banyak siswa mengubah pola tersebut. Bukan lamanya waktu yang menjadu target, tetapi berapa halaman, berapa soal dan berapa banyak “hal” yang kita dapat. Kalau kita menghitung-hitung waktu belajar siswa, mulai dari era 80-an, amat berbeda sekali. Era 80-an, mulai timbul banyak bimbingan belajar. Sehingga siwa, sepulang sekolah langsung menuju bimbingan belajar. Hingga saat ini pola itu berjalan. Jam 07.00 – 15.30 siswa berada di sekolah, pukul 17.00 – 21.00 siswa ada dibimbingan belajar, 22.00 sampai rumah dan tertidur. Bahkan beberapa anak, karena masih merasa kurang, jam 04.00 sudah bangun dan belajar kembali untuk menghadapi pelajaran sekolah hari itu.
Siswa yang selama belajar di rumah menggunakan pola bukan hanya membaca atau menghapal teori, tetapi juga melakukan latihan, tentunya akan mempunyai keberhasilan tinggi. Siswa dengan pola ini telah menggunakan pola pembelajaran yang benar. Belajar bukan hanya membaca, terus selesai. Melakukan latihan adalah proses yang harus terjadi jika ingin belajar menjadi hal yang berguna. Evaluasi harus dilakukan.
Selalu mengevaluasi kemajuan dan kekurangan
Setelah melakukan proses pembelajaran, baik di sekolah, di bimbingan atau di rumah, siswa telampau sulit untuk sedikit mempunyai waktu menilai pembelajaran yang telah dilakukan. Selama ini proses pengukuran hasil belajar hanya dilakukan dengan ketercapaian nilai. ”Alhamdulillah nilai saya 75.” Evaluasi pembelajaran yang baik bukan hanya kemajuan mendapatkan nilai, tetapi juga kepada kegagalan mendapatkan nilai pada poin atau bagian lain. Belajarlah dari kesalahan. Itu kalimat bijak sekali.
Setiap habis try out, saya selalu bertanya : apa saja yang salah ? Buatlah daftar ketidakmampuan kamu, itulah kekurangan kalian. Ternyata dari 25 soal Matematika Dasar, saya tidak mampu mengerjakan Persamaan Linier, Fungsi Turunan, bahak Probabilitas. Atau : dari semua soal tenses, saya hanya benar 2. Buat daftar kekurangan atau ketidak mampuan tersebut. Tempelkan di dinding dekat meja belajar. Tempelkan pula nilai try out atau nilai tes dari latihan di sekolah atau bimbingan belajar.
Hal ini akan membuat para siswa semakin sadar, dimana ketidak mampuannya, dimana kemampuannya. Hal ini penting, karena siswa lain boleh jadi tidak mengevaluasi dirinya. Ini akan lebih berguna ketika para siswa mulai tahu standar minimal untuk masuk ke Jurusan atau Fakultas di PTN tertentu. Camkanlah, seorang siswa yang tahu akan kekuarangannya, dia akan belajar dan akan terus belajar. Tetapi seorang siswa yang tahu akan kemampuannya, dia akan merasa mampu, boleh jadi tidak mau meningkatkan kemampuannya.
Menjaga komitmen
Masa kelas XII, merupakan masa yang krusial. Ada siswa yang makin mantap dengan pilihannya, ada yang mulai ragu, tetapi yang lebih parah ketika ada siswa yang tidak mau berubah menjadi baik. Masih ingin main, kongkow-konngkow, dugem dan sejenisnya. Kelas XII masa yang menentukan. Salah mengambul sikap, maka menyesalnya berkepanjangan. Masa libur panjang kenaikan kelas XI ke kelas XII manfaatkan sebaik mungkin. Kelas XII nanti, jangan pernah berpikir untuk libur terus. Pertempuran di kelas XII. Senapan harus terisi terus dengan peluru. Kesiapan mental dan stamina akan amat menentukan.
Ada juga faktor penggoda. Mau cari kekasihlah, putus pacar, dimarahin orang tua, dihukum guru dan bahkan ada siswa yang karena merasa sudah paling tua, menunjukkan bakat ”asli terpendam”. Tidak disiplin, rajin menyontek dan bahkan menghilang dari sekolah, bolos. Padahal kalau siswa hadir dan mengikuti semua kegiatan, dia akan tahu apa yang harus diperbaiki agar lebih berkompeten dari siswa lain. Harus diingat, belajar yang ada kompetitornya akan lebih baik ketimbang belajar mandiri tanpa kompetitor.
Komitmen yang tinggi untuk berhasil di semua ujian, akan membuat para siswa mempersiapkan lebih matang, tidak tergoda, dan bahkan tidak akan mengubah pilihan secara dadakan dan tanpa pemikiran matang.
Bagian 1 : Rencanakan Pendidikan Masa Depan berarti Merencanakan Hidup
Kelas XI tetap harus dilewati karena tidak selama siswa kelas XI terus. Siswa akan memasuki masa perjuangan sesungguhnya. Kelas X dan XI amat menentukan perjuangan siswa selanjutnya. Jika siswa telah terbiasa berjuang keras, membangun kompetisi yang sehat, menetapkan pilihan perkuliahan, maka akan lebih mufah menghadapi dan mengisi hari-hari di kelas XII. Kemampuan dasar akademis ditanamkan di kelas X dan XI, kelas XII berupa pengulangan dan penguatan. Dapat dipastikan bahwa materi pembelajaran sepenuhnya diberikan di kelas X dan XI. Kelas XII hanya berisikan sebagian kecil materi pokok.
SMA Negeri 8 Jakarta sebagai sebuah sekolah unggulan nasional, mempunyai sebuah formulasi untuk membuat siswanya dapat berhasil mencapai cita-cita. Cita-cita yang paling dekat adalah berkuliah di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan.
Tulisan ini kami buat sebagai gambaran kegiatan siswa kelas XII saat menjalani hari-hari di sekolah dan kegiatan luar sekolah, sehingga siswa mampu untuk mewujudkan cita-citanya. Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya.
Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik.
Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”.
Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
• Ubah mental dan pola belajar
• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan
• Menjaga komitmen
Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak.
Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.
Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi.
Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”.
Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya. Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :
1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya
2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah
3. Perguruan Tinggi
4. Dunia kerja
5. Lain-lain
Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik.
Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan.
Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren.
Ubah mental dan pola belajar
Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih. Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.
Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar.
Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas.
Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji,
Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.
Bagian 1 : Rencanakan Pendidikan Masa Depan berarti Merencanakan Hidup
Kelas XI tetap harus dilewati karena tidak selama siswa kelas XI terus. Siswa akan memasuki masa perjuangan sesungguhnya. Kelas X dan XI amat menentukan perjuangan siswa selanjutnya. Jika siswa telah terbiasa berjuang keras, membangun kompetisi yang sehat, menetapkan pilihan perkuliahan, maka akan lebih mufah menghadapi dan mengisi hari-hari di kelas XII. Kemampuan dasar akademis ditanamkan di kelas X dan XI, kelas XII berupa pengulangan dan penguatan. Dapat dipastikan bahwa materi pembelajaran sepenuhnya diberikan di kelas X dan XI. Kelas XII hanya berisikan sebagian kecil materi pokok.
SMA Negeri 8 Jakarta sebagai sebuah sekolah unggulan nasional, mempunyai sebuah formulasi untuk membuat siswanya dapat berhasil mencapai cita-cita. Cita-cita yang paling dekat adalah berkuliah di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan.
Tulisan ini kami buat sebagai gambaran kegiatan siswa kelas XII saat menjalani hari-hari di sekolah dan kegiatan luar sekolah, sehingga siswa mampu untuk mewujudkan cita-citanya. Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya.
Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik.
Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”.
Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
• Ubah mental dan pola belajar
• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan
• Menjaga komitmen
Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak.
Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.
Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi.
Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”.
Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya. Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :
1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya
2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah
3. Perguruan Tinggi
4. Dunia kerja
5. Lain-lain
Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik.
Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan.
Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren.
Ubah mental dan pola belajar
Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih. Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.
Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar.
Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas.
Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji,
Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.
Thursday, May 28, 2009
Bagian 1 :Rencanakan Pendidikan Masa depan berarti Merencanakan Hidup
Tulisan ini didasarkan pada pengalama menjadi guru Bimbingan Konseling di SMA Negri 8 Jakarta. Sehingga mungkin saja yang kami tuliskan di paparan ini tidak sesuai dengan kenyataan setiap individu. Minimal para siswa mendapatkan gambaran tentang persiapan kakak-kakak mereka di tahun lalu mewujudkan cita-citanya. Sebenarnya ada 4 aspek yang akan kami bicarakan, yaitu siswa, guru, bimbingan tes/belajar dan orang tua. Kami akan lebih banyak membicarakan 3 aspek, yaitu siswa, bimbingan belajar/tes dan orang tua. Bukan mengecilkan arti peran guru, tetapi lebih kearah penghormatan kepada guru, yang telah berjuang menanamkan pondasi keilmuan, dan selalu dilupakan saat siswa diterima di Perguruan Tinggi. Siswa dan orang tua hanya akan mengingat Bimbingan Belajar/tes yang telah mengantarkan siswa mampu berjuang dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kewajiban guru hanya mempersiapkan siswa mampu menghadapi ujian nasional. Tetapi terkadang menjadi lucu ketika siswa gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, justru guru yang dipersalahkan. Terkadang siswa juga akan menyakiti guru ketika mendekati masa-masa ujian masuk perguruan tinggi, dengan seenaknya siswa meninggalkan kelas menuju bimbingan belajar. Guru akan tetap bersemangat mengajar para siswa yang tersisa di kelas dengan semangat dan senyum. Guru SMA Negeri 8 Jakarta akan tetap berdoa untuk kebaikan anak didik. Tiga tahun yang lalu para siswa datang ke SMA Negeri 8 Jakarta dengan semangat yang amat tinggi, mewujudkan cita-cita, bukan hanya dapat masuk ke SMA Negeri 8 Jakarta, tetapi berkompetisi dengan para siswa terbaik se-Jakarta, juga tetap dalam jalur yang benar, menuju universitas pilihan. SMA Negeri 8 Jakarta selalu menjadi pilihan siswa SMP, sehingga rata-rata nilai masuk menjadi tinggi. Tahun lalu saja sudah mencapai angka rata-rata 9,3. Nuan SMP tertinggi DKI dapat dipastikan selalu menjadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Sehingga dapat dipastikan, siswa SMA Negeri 8 Jakarta adalah sekumpulan anak terbaik di DKI Jakarta. Sebuah beban berat yang harus dipikul para guru. Mendidik anak pandai, justru tidak semudah mendidikan anak dengan kemampuan rata-rata. Argumentasi dan logika menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengajaran di SMA Negeri 8 Jakarta. “Kenapa demikian, Pak?”. Atau,”Bukannya ……., Bu ?”. Di SMA Negeri 8 Jakarta, posisi siswa akan terlihat dari 3-4 bulan pertama di sekolah. Ada siswa yang langsung mampu beradaptasi, ada yang tidak peduli, atau ada juga yang sudan berteriak akan ketidak nyamanan. Siswa yang dari asal SMP telah menikmati kompetisi secara akan terus mampu menikmati pembelajaran, tetapi yang “karbitan” akan mulai tersengal-sengal. Akan lebih parah terhadap siswa yang hanya mampu mempunyai nilai baik saat UJIAN NASIONAL saja. Ini masa lalu siswa, jadi tidak perlu dibicarakan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
• Ubah mental dan pola belajar
• Selalu evaluasi kemajuan dan kekurangan
• Menjaga komitmen Tentukan Pilihan Cita-cita, Jurusan dan Perguruan Tinggi
Cita-cita, jurusan dan Perguruan Tinggi merupakan awal dan roh perjuangan siswa. Kalau hanya lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, jangan melanjutkan membaca tulisan ini. Banyak siswa bahkan sampai kelas XII semester genap belum tahu mau jadi apa, akhirnya semua ujian masuk perguruan tinggi dicobanya. Hasilnya bisa ditebak. Beberapa anak akan mengikuti profesi bapak atau ibunya, beberapa anak terinspirasi paman atau kakaknya, tetapi banyak juga yang dipaksa orang tuanya. Kebijaksanaan orang tua melihat potensi dan kemampuan siswa , serta kemauan siswa justru akan menjadi kekuatan yang berlimpah dan kontinyu.
Terkadang cita-cita masa kecil akan berubah dengan perubahan masa usia, level sekolah dan bahkan tingkat hubungan dengan orang sekitar. Ada siswa yang dari kecil ingin menjadi dokter, keluarga di rumah memang lulusan kedokteran, akan berubah saat bertemu dengan orang tua siswa lain yang berhasil di Pemerintahan misalnya. Atau akan berbeda juga ketika seorang anak menentang orang tuanya karena tidak mau menjadi ABRI atau birokrat hanya karena melihat tanyangan kekerasan saat demonstrasi. Tetapi yang paling nyata terlihat adalah sesbuah kondisi keberhasilan hidup yang selalu ditilai dengan “kemampanan”. Orang tua akan amat berbahagia, apabila anaknya bisa masuk ke Pendidikan Dokter. Seakan telah memenangkan perjuangan hidup. Menjadi dokter adalah pilihan hamper 80% siswa dan oran tua. Selain masa depan yang pasti dokter juga masih merupakan profesi terhormat dan “kaum terdidik”. Banyak hal yang membuat orang menentukan sebuah cita-cita, dan yakini cita-cita adalah sebuah proses pemilihan dan bahkan menentukan pilihan hidup seseorang. Karena sebuah proses, maka seseorang akan menentukan sebaik mungkin. Bukan secepat mungkin, bukan kata “si A”, bukan karena tidak enak dengan “si B” atau lainnya.
Ada pun factor-faktor yang menyebabkan “pendewasaa” cita-cita adalah :
1. Pendidikan Orang tua dan sikap hidupnya
2. Informasi dari keluarga, guru atau rekan di sekolah
3. Perguruan Tinggi
4. Dunia kerja
5. Lain-lain
Orang tua bisa menjadi faktor yang menyulitkan siswa, dalam menentukan pilihan jurusan saat pemilihan jurusan atau fakultas. Sebagian orang tua yang melihat perkembanganya anaknya, tahu akan nilai-nilai rapor, sering berbicara tentang masa depan, diskusi yang acap kali terjadi di meja makan malam atau mendampingi anak untuk datang ke Pameran Pendidikan akan lebih terbuka akan pilihan-pilihan. Berbahagialah para siswa yang mempunyai orang tua yang mendukung cita-citanya, minimal satu kendala telah teratasi. Bayangkan beban siswa akan bertambah harus mempersiapkan bahan ujian, stress dengan kompetitor di sekolah, bahkan tertekan dengan nilai-nilai Try Out yang tidak naik-naik. Orang tua yang mempunyai pandangan terbuka, dimana para siswa diperkenankan memilih untuk hidupnya. Tidak kaget oleh pilihan siswa yang berbeda, atau malah menjadi teman dalam memilih jurusan atau fakultas, wah berbahagia sekali. Ketika ada sedikit perbedaa, maka para siswa akan mencari sumber lain untuk “meridhoi”pilihannya sendiri. Bisa keluarga. guru aatau teman. Alangkan bagusnya jika informasi yang adalah gabungan dari ketiganya. Karena ketiganya punya kekurangan. Tentunya jika anak diberikan perangkat teknologi akan lebih baik lagi. Dunia maya tersedia banyak informasi terkini. Situs perguruan tinggi mudah diakses. Siswa yang ikut milis beasiswa atau milis pendidikan daripada siswa yang terlalu “jadul” dengan teknologi. Apalagi belakangan ini banyak mahasiswa atau siswa sering bertukar informasi dan pengalaman menghadapi Ujian seleksi masuk perguruan tinggi, blog bahkan facebook menjadi ajang pertukaran informasi. Tiap hari Sabtu dan Minggu, beberapa siswa kelas XI mulai rajin melihat lapangan kerja, mereka ingin mendapatkan informasi kebutuhan pasar. Beberapa bidang pekerjaan memang tidak diiklankan, tetapi minimal siswa tahu. Jurusan dan Fakutas apa yang sedang tren. Ubah mental dan pola belajar Ini bagian kedua yang terpenting. Ketika siswa telah menentukan cita-cita atau pilihan ini, maka target telah terpilih.
Saya selalu meminta para siswa untuk punya target berisi dua hal, target jurusan dan target fakultas/PTN-nya. Jika siswa memilih Pendidikan Dokter, maka PTN bisa di UI atau di tempat lain. Tetapi jika memilih UI lebih dahulu, maka siswa akan hanya mempunyai pilihan sekitar 38 jurusan yang ada di UI.
Kalimat saya kepada siswa adalah ubah mental dan pola belajar. Target naik kelas menjadi diterima di perguruan tinggi. Naik kelas, lulus dari sekolah dengan metode ujian yang berbeda. Keduanya menggunakan pola ujian EVALUASI. Sementara diterima di PTN adalah pola ujian SELEKSI. Pola evaluasi akan lebih mudah dilalui, karena semua soal yang diujikan pasti telah dipelajari dan dilatih. Patokan nilai kelulusan jelas sekali, sehingga siswa berpikir untuk lulus dengan berapa soal harus dijawab dengan benar. Pola evaluasi dilakukan untuk mengakhiri sebuah kegiatan belajar mengajar. Pola seleksi, dilakukan oleh lembaga di luar yang memberi pembelajaran. Walau pun ada standar nilai terendah untuk dapat ikut seleksi kelulusan, tetapi sesungguhnya batas kelulusan bukan nilai mutlak, tetapi lebih kearah jumlah daya tampung yang tersedia. Daya tampung menjadi faktor pembatas. Satu sikap mental yang paling utama harus ada dari kondisi ini adalah : mental kompetisi. Ujian masuk perguruan tinggi adalah ajang kompetisi. Siswa yang terbiasa berkompetisi pasti akan mencari nilai terbaik, dan hanya siswa yang mempuyai kompetensi yang baik di semua mata uji, Sebuah keberhasilan ada di puncak karena di bawahnya ada ribuan tumpukan kegagalan. Selama ini orang hanya melihat sebuah keberhasilan, tidak melihat prose situ terjadi, ribuan kegagalan menyertai. Konsistensi adalah sikap mental kedua.
Sunday, May 24, 2009
Update data siswa diterima di Perguruan Tinggi 2009
1. Kezia Hapsari XII IPS Ekonomi Manajemen
2. Rafika Primadesti XII IPA D Ekonomi
3. Karina Kalani Firdaus XII IPA H Pendidikan Dokter
4. Rizky Adhi Baskara XII IPA D Teknik Mesin
5. Audi Wiratama XII Humanity Manajemen
6. Muhammad Reza Harevi XII Science Teknik Sipil
7. Mahatmasara Adhiwasa XII Scinece Pendidikan Dokter
REKAPITULASI SEMENTARA
SISWA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI
SMA NEGERI 8 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008-2009
Per Tanggal 23 Mei 2009
KELAS XII IPA A ( 26/38 = 68.42% )
- ADI HUTOMO : Teknik Industri Universitas Gajah Mada
- ANISSA PUTRIASARI : Ekonomi Akuntansi Universitas Gajah Mada, Akuntansi Universitas Indonesia
- ANNISA LARASATI : STEI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- CINDY JESSICA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- CITRA NURUL DJAJANTI : SBM Institut Teknologi Bandung
- CLARISSA BUDIHARJO : Akuntansi IM Telkom
- DINA SEPTIANI : Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada
- DISTY GRAHISA : FTI Institut Teknologi Bandung
- FACHRIL LUTHFI ROCHMAN: FTSL Institut Teknologi Bandung
- FARID AZIZ SALEH : SBM Institut Teknologi Bandung
- FAUZIAH AROFAH : Teknik Informatika IT Telkom
- FIRIA NESTIVIRANI : FTSL Institut Teknologi Bandung
- IMAM TONGKU : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- KARINA KUSUMADEWI : Sastra Jepang Universitas Indonesia
- M. HASBI MAULANA : FTMD Institut Teknologi Bandung
- MAHESSA RAMADHANA : CSC Nanyang Technological University Singapura
- MARIA GORETI : Pendidikan Dokter UNS
- MOHAMMAD RIZQI HAFIYYANDI : STEI Institut Teknologi Bandung, IEM Nanyang Technological University Singapura
- NILA GITA CAHYANI : STEI Institut Teknologi Bandung, Sistim Informasi Universitas Indonesia
- NISSIA ANANDA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- QINTHARA DINUR RAHMAN : BSM
- VANYA WINONA : SBM Institut Teknologi Bandung
- VIONY ASTERLITA : Sistem Informasi IT Binus
- WENA ANGGANA PRANIDIWYA : Desain Komunikasi Visual IT Telkom, SAPPK Institut Teknologi Bandung, Teknik Pertanian Universitas Gajah Mada
- YOSEPHINE NINA : Pendidikan Dokter UNS
- ZAHRA KHAIRIZA ANRI : Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Pendidikan Dokter UNS
KELAS XII IPA B ( 22/39 = 56.41% )
- ADAM IRSYADDYRA : Teknik Telekomunikasi IT Telkom
- ADINDA MUTIARA AYU : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Gizi Kesehatan Universitas Brawijaya
- ADITYO BUDIARSO : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- AFIFAH PUTRI HANDAYANI : Psikologi Universitas Indonesia
- AGHNIA BANAT ARMY : SBM Institut Teknologi Bandung
- AISA PUTRI SEKARTAJI : FTSL Institut Teknologi Bandung
- ANANDRA ACHMAD RINALDO SOROINDA : Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Teknik Elektro Universitas Gajah Mada
- ARFIADHI NUGRATAMA : FTMB Institut Teknologi Bandung
- BENEDIKTA ATIKA PRASTYAMITA : Bisnis School Prasetya Mulya
- DYANI NABILA WIDYAPUTRI : Farmasi Universitas Indonesia, FARMASI Institut Teknologi Bandung
- FATYA JUNISSA AZIKRA : Information Systems Binus Internasional, SBM Institut Teknologi Bandung, Akuntansi Universitas Indonesia
- FEDRIZ REVANISA : FTI Institut Teknologi Bandung
- KURNIATI : FTMB Institut Teknologi Bandung, Fisika Teknik Universitas Gajah Mada
- MEGA AYUSTARRY : Akuntansi Universitas Indonesia, Akuntansi Universitas Diponegoro.
- MOHAMMAD FAJRIN AZIZ : Teknik Informatika ITS , Ilmu Komputer Universitas Indonesia
- OVILIANI WIJAYANTI : SBM Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- PANDU WICAKSONO: Ilmu Komputer Universitas Indonesia
- PUTRI AMALIA : FITB Institut Teknologi Bandung
- RIA ARYANI HAYUNINGTYAS : SBM Institut Teknologi Bandung, Penddikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- RYAN FAISAL : BSM , Teknik Telekomunikasi IT Telkom , Teknik Informatika UMN, Teknik Elektro Universitas Diponegoro
- SALIK HAWARIY : Teknik Kimia Universitas Indonesia
- SATRIO DEWANTONO : Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Computer Science Binus Internasional, STEI Institut Teknologi Bandung
KELAS XII IPA C ( 20/40 = 50.00%)
- ADHIKA SURYA PEDDYANPUTRA : Teknik Informatika IT Telkom
- BOY PRAWIRANEGARA : Hukum Universitas Indonesia
- CHRISTY DWITA MARIANA : FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri IT Binus, Psikologi Universitas Indonesia
- DERA HAFIYYAN S.S : Teknik Elektro IT Telkom, Teknik Elektro Universitas Indonesia, STEI Institut Teknologi Bandung
- DILLA APRILIA : SAPPK Institut Teknologi Bandung
- ELEYNA FARIHAH : Biologi Universitas Indonesia
- ELSA YUDHITA : FTI Institut Teknologi Bandung, Economics Nanyang Technological University, Teknik Kimia Universitas Indonesia
- GORBACHEV PARTAHI BONAR : BSM
- HANDY AULIA FATHONY : BSM, Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Teknik Industri UNS
- HANINDITA GURITNA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- LUTFIADI RAHMANTO : STEI Institut Teknologi Bandung
- MUTHIA ASTARI : FTI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- NADIA DEVINA PUTRI : BSM, FTI Institut Teknologi Bandung
- PATIARMA CLARA BISCA : FTSL Institut Teknologi Bandung, Pembangunan Wilayah Universitas Gajah Mada
- PRIYANKA DYAH SETIORINI : Pendidikan Dokter Unika Atmajaya, Pendidikan Dokter Universitas Tarumanegera, Pendidikan Dokter Universitas Yarsi
- RIDHO SURYADANA : Hukum Universitas Indonesia
- RINO SRIWIJAYA : BSM
- SHELI AZALEA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- TERRYLIA FEISRAMI : SITH Institut Teknologi Bandung, Arkeologi Universitas Indonesia, Arkeologi Universitas Gajah Mada
- YU'TI RIZKY MAISARAH : SITH Institut Teknologi Bandung
KELAS XII IPA D ( 24/ 39 = 61.53%)
- ALDILA MESRA : Hukum Universitas Indonesia
- ARINDINA MEISITTA WIDHIKORA : SBM Institut Teknologi Bandung, Psikologi Universitas Indonesia
- BIESMOJO ADY WIDJANARKO : MSE Nanyang Technological University Singapura, Science NUS Singapura
- DAVRINA RIANDA DAVRON : FTI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- DEVY NURMALA SARI : FTI Institut Teknologi Bandung
- DIEN NURHAYATI : Arsitektur Universitas Diponegoro
- DITA GEMIANA : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- ERWIN ADDIAN NOOR : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- FADHEL : FITD Institut Teknologi Bandung
- GABRISIA ANINDIATRI : FTI Institut Teknologi Bandung
- IRMA ROSITA : Farmasi Universitas Indonesia
- KARINA MAULIDYA : Teknik Elektro IT Telkom
- MARISSA NOVITA : FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri Universitas Gajah Mada
- MERRY ANGEL MARCELLA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gajah Mada
- MUHAMMAD HILMAN BEYRI : STEI Institut Teknologi Bandung, Ilmu Komputer Universitas Indonesia
- NAULI DWI FILEINTI : Teknik Industri Universitas Indonesia
- NURUL SAFITRI : Teknik Telekomunikasi IT Telkom
- PUSPANINGTYAS UTAMI : Manaj. Bisnis Telek & Inf. IT Telkom
- RAFIKA PRIMADESTI : Fakultas Ekonomi Internasional UI
- RAJA AULIA REZZA ABDALLA : Akuntansi Universitas Indonesia
- RIZKY ADHI BASKARA : Teknik Mesin Internasional UI
- SAYYIDA LATHIFA : SAPPK Institut Teknologi Bandung
- VERGINA HAPSARI : Manajemen Universitas Indonesia
- YUNUS SURYA ANGGARA : FTIB Institut Teknologi Bandung
KELAS XII IPA E ( 14/37 = 37.84%)
- ADRIAN MUCHLIS RAHMANSYAH : FITB Institut Teknologi Bandung, Teknik Kelautan ITS
- ANGGITA VANIA : Geografi Dan Lingkungan Universitas Gajah Mada
- ANINDYA PRAYASCITTA SAMESTI : SAPPK Institut Teknologi Bandung
- DIAS TARITA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- DODY WIRYAWAN : Teknik Mesin Universitas Brawijaya
- EMILIA BETAUBUN : FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri Universitas Indonesia
- HADI SAHAL FADLY DAULAY : Teknik Metalurgi dan Matreial Universitas Indonesia, FTSL Institut Teknologi Bandung
- NINIEK DWI HAPSARI : Teknik Kimia/GP Universitas Indonesia
- PERMATA DYDHA PUTRI : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gajah Mada
- ROMEYNDO GANGGA WILMAN : Teknik Metalurgi dan Matreial Universitas Indonesia
- RYANTI WIDYA SAVITRI : FTTM Institut Teknologi Bandung
- SAMIADJI FALAHANIF RANGGAGANI : IEM Nanyang Technological University Singapura
- STEPHANIE HARDJO : Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- TRIANTI BUDI KURNIASIH : Kimia Universitas Indonesia
KELAS XII IPA F ( 26/ 38 = 68.42%)
- ANDIKA PUTRA PANENGAH : SBM Institut Teknologi Bandung
- DWI KHAIRANI : BSM, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- EMIL ZOLA FARKHAN : Teknik Sipil Universitas Indonesia
- EPSON PRASETYO : Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Akuntansi Universitas Indonesia, Akuntansi Universitas Diponegoro
- FATIMAH :Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- FILLINO THEO SALOMO TAMPUBOLON : STEI Institut Teknologi Bandung
- FITRI N RACHBINI : Ilmu Komputer Universitas Indonesia
- HERWINDA HANDAYANI : FTSL Institut Teknologi Bandung
- M SADYAGA H.S. : Teknik Industri IT Telkom
- MARIA CAETLINE : Pendidikan Dokter UNS
- MIRANDA ADIANTI : Akuntansi Universitas Indonesia
- MUHAMMAD HARISUDDIN : Teknik Industri Universitas Indonesia, Teknik Telekomunikasi IT Telkom
- NIDIA ASTRIANI : Pendidikan Dokter Unibraw
- NOVITA PERMATASARI S. S : Pendidikan Dokter UGM
- PRADIPTA MAHATIDANA : BSM , Teknik Telekomunikasi IT Telkom
- PUTRI BENING LARASATI : BSM, Hukum Universitas Indonesia
- PUTRI MARIA NASHWAH : SBM Institut Teknologi Bandung, Akuntansi Universitas Indonesia
- RAHMADANI DIAN P : BSM, FTI Institut Teknologi Bandung, Teknik Industri IT Telkom
- RAJA AMELIA PUTRIANA : BSM, Gizi Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS
- RAMA JOSUA MATASAK LOLONG WULUNG : Pendidikan Dokter Universitas Atmajaya
- REINHARD DENIS NAJOGIE : FMIPA Institut Teknologi Bandung
- RIVANTI IRMADELA DEVINA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia, FTSL Institut Teknologi Bandung
- TRI ENDAH PURNAMASARI : Pendidikan Dokter UGM
- WIEKE PRATIWI : FTTM Institut Teknologi Bandung
- YAHYA MUHAMMAD : lmu Komputer Universitas Indonesia
- YUDA CHRYSPIAN COLUMBUS : FTI Institut Teknologi Bandung
KELAS XII IPA G ( 31/ 39 = 79.49%)
- AANCADINI WIJAYANTI : BSM
- ACHMAD ROBI'IE : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
- ADHIGUNA SURYA : Colorado School of Mine USA, FTI Institut Teknologi Bandung, Monash Collage Australia, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- ALFARIZKI ZANNI UBAIDILLAH : Teknik Informatika IT Telkom, FTTM Institut Teknologi Bandung
- ANNISA MARSHA EVANTI : Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- ARINNA IRIANTI : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya
- ATIKA AMALIA : Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- AUDY DANIAGUITRIANDA MUTIARANI : Information System Binus Internasional, Arsitektur Interior Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Trisakti
- AULIA ROSARI FARMASHINTA : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
- BETSY EDITH CHRISTIE : Arkeologi Universitas Indonesia
- BIMA ANDYAN WICAKSANA : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- BINTANG VALENTINO : Teknik Elektro Universitas Indonesia
- CYNTHIA ANGGI MAULINA : Kimia Universitas Indonesia
- DADI BANGUN WISMANTORO : Teknik Telekomunikasi IT Telkom
- DIAH KOSUMA WARDHANI : BSM, Teknik Industri IT Telkom
- FARIZ DWIKY ADITHYA : FTSL Institut Teknologi Bandung
- GIFFARY KAUTSAR PRATAMA : STEI Institut Teknologi Bandung
- HUMALA PRIKA ADITAMA : Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- IRA INDRASARI : Arsitektur Interior Universitas Indonesia , SBM Institut Teknologi Bandung
- JEREMY GIOVANNI TALAHATU : Teknik Mesin Universitas Indonesia, Teknik Geodesi Universitas Gajah Mada
- NADHIRA PUSPITA AYUNINGTYAS : Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- PATRICIA RACEL RISMAYENLIS : Electrical Engineering Fontys University Belanda
- PUTRI DINI AZIKA : Pendidikan Dokter UNS
- RANDA SILVANIO : FMIPA Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- RININTA NOVILIA : BSM, STEI Institut Teknologi Bandung, Teknik Elektro Universitas Indonesia
- RIRIS ASTI RESPATI : SITH Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya
- SITI ALIFAH DINA : SAPPK Institut Teknologi Bandung
- SITI HUMAIRA : TeknikIndustri Universitas Indonesia, SAPPK Institut Teknologi Bandung
- SITI NURSARI ISMARINI : BSM, Teknik Industri IT Telkom
- TARULI ASTRID : Hukum Universitas Indonesia
- YOLANDA RYAN ARMINDYA : Teknik Industri IT Telkom
KELAS XII IPA H ( 25/39 = 64.10%)
- ADDIAN MIRSHA : FITM Institut Teknologi Bandung
- ADRIANI NURJANAH AGUNG : Sistim Informasi Universitas Indonesia, Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada
- AHMAD HILMAN NABIL : STEI Institut Teknologi Bandung, Material Science Nanyang Technological University Singapura
- ARYAZKA NUZULIANA : Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- BETA CANINA HARLYJOY : STEI Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- CHRISTINA SHALOOM PARDOSI : FTTM Institut Teknologi Bandung
- DINAR SURYANDARI : SAPPK Institut Teknologi Bandung
- DURROTUL IKHRIMAH : Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter Univesitas Brawijaya
- DWI INDAHAYU : Ekonomi Pembangunan Universitas Indonesia
- FIENDA FERANI : Teknik Informatika IT Binus
- FREDERICK YOHANES : Teknik Informatika IT Telkom
- JANUAR BUDI PRASETYO : Kemitraan Institut Teknologi Bandung
- KARINA KALANI FIRDAUS : Pendidikan Dokter Internasional UI
- LIDYA NAMORA : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia
- LORA MARINA TIARANOFA : FSRD Institut Teknologi Bandung
- MUNCIETO ANDREAS : FTTM Institut Teknologi Bandung, Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- NOVELINE CESARIA Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
- RADEN AJENG REVINA NOVAHESTIN SYAFRIANA : FTI Institut Teknologi Bandung
- RATNA SHAFIRA NAFITRI ROLAN : Akuntansi Universitas Indonesia
- REZA ARMEYNALDO : FITB Institut Teknologi Bandung
- RIZKI SATYA UTAMI : Teknik Telekomunikasi IT Telkom, Ilmu Komputer Universitas Indonesia
- RYAN GULFA WIJAYA : SBM Institut Teknologi Bandung
- SONA TRISTANIA : BSM
- TRIYA RACHMATIKA NOORHASSIM PUTRI : Akuntansi Universitas Indonesia
- YOHANA CHRISTINA : FTSL Institut Teknologi Bandung
KELAS XII AKSEL ( 14/15 = 93.33%)
- AYESYA NASTA LESTARI: Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- CATHERINE BANA AURORA : Teknik Komputer IT Telkom, Computer EngineeringRochester Institute of Technology USA
- FACHRI ARTADI : Teknik Lingkungan Universitas Indonesia,Teknik Industri IT Telkom
- FATMA JANNA : FTSL Institut Teknologi Bandung, Teknik Informatika IT Telkom
- FITRIA MARIZKA : Intern. Log. Managt Stendent University Belanda, Pendidikan Dokter UNS
- MUHAMMAD FAHREZA : STEI Institut Teknologi Bandung, Arsitektur Universitas Indonesia
- MUHAMMAD PANDU R. : The Fu Foundantion School Of Engineering and Applied Science Columbia University , School of Sciences Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology (MIT). , School Humanities and Sciences Stanford University, The Wharton School of Business University of Pensylvania
- NUR ALFIANI : Electrical Engineering Fontys University Belanda, Food Process dan Technology The Hague Belanda , Teknologi Bioproses Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter UNS, Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro
- POCUT SYAKINA TIKITA FARNE : Food Process dan Technology The Hague Belanda
- RADITZIA EKAYANTI Intern. Log. Managt Stendent University Belanda
- RAHMA HUTAMI RAHAYU : Food Process dan Technology The Hague Belanda , Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya
- SABRINA METRA : Electrical Engineering Eindhoven Fontys University Belanda, FTTM Institut Teknologi Bandung
- SAMIA SAFA NURRAHMAH: MS Nanyang Technological University
- YOKO HUGO : Intern. Log. Managt Stendent University Belanda
KELAS XII SCIENCE ( 24/30 = 80.00%)
- ADE NURUL SAFRINA : FTSL Institut Teknologi Bandung, Manjemen Informatika UMN, Manajeman Universitas Indonesia , Hubungan Internasional Universitas Parahyangan
- AGUNG BIMO LISTRYANU : FTTM Institut Teknologi Bandung
- ANINDYA INDRIVIANI : Business and Management Arnhem University Belanda, SBM Institut Teknologi Bandung, Intern. Trade and Co. Kyungsung University Korea
- ANNYA MUTIA : FSRD Institut Teknologi Bandung, Arsitektur Universitas Parahyangan
- ARDINE AGRISTI : Pendidikan Dokter Gigi Universitas Brawijaya
- BIMO ANONDIA HERNOWO : STEI Institut Teknologi Bandung
- DERY KRISTY : FTSL Institut Teknologi Bandung
- DHEEVA NOOR : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- DWI WAHYU MANUNGGAL : Teknik Industri IT Telkom, Pendidikan Dokter UGM
- GUMILAR ADHI NUGROHO : Farmasi Universitas Indonesia
- HAFIZH AHMAD BOENJAMIN : FTI Institut Teknologi Bandung
- IRENA ALIVITA : Prasetya Mulya
- KARTIKA DEWI PUSPASARI : SBM Institut Teknologi Bandung
- MADE GDE AGHES : Kyungsung University Korea, Sistim Informasi Universitas Indonesia
- MHATMASARA ADHIWASA : Pendidikan Dokter Internasional Universitas Indonesia
- MUHAMMAD FEIKAL : Food Process dan Technology The Hague Belanda
- MUHAMMAD NURFAJAR : Lasalle College
- MUHAMMAD REZA HAREVI : Electrical Engineering Fontys University Belanda, Fisika Universitas Indonesia, Teknik Sipil Internasional Universitas Indonesia
- NADYA VANISSA DWI POERWANTORO : Pendidikan Dokter Universitas Indonesia
- PARAMAGARJITO BUDIIRIANTO : FTMD Institut Teknologi Bandung, Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- PUTRI SYAHIDA AGUSTINA : SITH Institut Teknologi Bandung, Food Process dan Technology The Hague Belanda, Farmasi Universitas Indonesia
- STEFANI PASKALIA WIDIYANI : Business and Economisc UGM Internasional
- TRI ZAINI SARAH : Hubungan Internasional Universitas Parahyangan
- WILDAN EKA PUTRA : STEI Institut Teknologi Bandung
KELAS XII IPS ( 26/34 = 76.47%)
- ACHMAD FREDIAN : Administrasi Niaga Universitas Indonesia, SBM Institut Teknologi Bandung
- ANITA KUSUMARANNY : Akuntansi Universitas Indonesia , Akuntansi IM Telkom
- BIVARIAN PRAWIROHARDJO : BSM
- CERIHANIKITA : BSM, Prasetya Mulya, Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Komunikasi Universitas Indonesia
- CITTA PARAHITA W : Ilmu Hukum Universitas Indonesia
- DHIYAS SATYATAMA : Akuntansi Universitas Indonesia, Akuntansi Universitas Diponegoro, Ekonomi Manajemen Universitas Gajah Mada
- FITRI AGUSTIN : Akuntansi UGM
- GEANDINI KARINA : BSM, Komunikasi Universitas Indonesia
- HANICA RELINGGA DARA : Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
- HARIZAH PERSIANA MANGKUNEGARA : BSM, Hukum Universitas Gajah Mada, Administrasi Fiskal Universitas Indonesia
- IGA TRISNA NURMA SARI : Akuntansi Universitas Indonesia
- INDIRA NUR SHADRINA : BSM, Manajemen Universitas Indonesia
- JULIVA SESIRIA : Desain Kominikasi Visual IT Telkom
- KEZIA HAPSARI SISWOSOEBROTHO : Manajemen Internasional UI
- LAURA KHAIRUNISA : Prasetya Mulya
- LIDYA RAMADANI : Manajemen Universitas Indonesia, Prasetya Mulya
- MALINDA LUNA CARISSA : Hukum Universitas Indonesia
- MEIDITA AGUSTINA : Prasetya Mulya
- MUHAMMAD AUDI VIALDO : BSM, Prasetya Mulya , Akuntansi Universitas Indonesia
- MUHAMMAD UMAR AL FARUQI : Akuntansi Universitas Indonesia
- OCTAVIA EKA DINININGRUM : BSM , Administrasi Fiskal Universitas Indonesia
- PUTRI HUSNA RADITYA : Prasetya Mulya , SBM Institut Teknologi Bandung, Sastra Inggris Universitas Indonesia
- RIVKY RASJID : BSM , Manajemen Universitas Indonesia
- SITI LAILA KADRIAH : Psikologi Universitas Indonesia
- TIARA ADISTI : Prasetya Mulya , Akuntansi Universitas Indonesia
- VENTY Ilmu Ekonomi : Universitas Indonesia
KELAS XII HUMANITY ( 9/12 = 75.00%)
- ADITYA MAULANA: SBM Institut Teknologi Bandung, Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, Administrasi Niaga IM Telkom
- AUDI WIRATAMA: SBM Institut Teknologi Bandung, Administrasi Niaga Universitas Indonesia , International Bussiness Manag. Prog London Metropolitan University Inggris, Manajemen Internasional Universitas Indonesia
- FERDY PRAWIRAKUSUMAH: Hukum Universitas Indonesia
- KIKO NURUL LATIFAH HANUM : Fashion Business Lasalle College, Antropologi Sosial Universitas Indonesia
- NADYA ANJANI : Intern. Business & Manag. INTO Newcastle University Inggris
- RADEN RORO MELVINA W: Akuntansi Binus Internasional
- RIZKI ABADI DANURWINDO : International Relations & Politics London Metropolitan University Inggris, Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada, Ilmu Politik Universitas Indonesia , International Relations & Inter. Orga. University of Groningen Belanda
- TANIA LAENA PUTRI : Antropologi Sosial Universitas Indonesia
- TASYA KUSWARDANI M : Sastra Perancis Universitas Indonesia, International Relations & Politics University of Groningen Belanda
PROSENTASE KELAS DAN TOTAL
Kelas Diterima Jumlah Siswa Prosentase
1 XII IPA A 27 38 71.05
2 XII IPA B 22 39 56.41
3 XII IPA C 21 40 52.50
4 XII IPA D 25 39 64.10
5 XII IPA E 14 37 37.84
6 XII IPA F 26 38 68.42
7 XII IPA G 31 39 79.49
8 XII IPA H 25 39 64.10
9 XII Aksel 14 15 93.33
10 XII IPS 26 34 76.47
11 XII Science 24 30 80.00
12 XII Humanity 9 12 75.00
TOTAL 264 400 66.00
SEBARAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Indonesia (UI) 129 Siswa
Institut Teknologi Bandung (ITB) 97 Siswa
Universitas Negeri Solo (UNS) 12 Siswa
Unversitas Gajah Mada (UGM) 22 Siswa
Institut Teknologi 10 Nov (ITS) 2 Siswa
Universitas Diponegoro (UNDIP) 14 Siswa
Universitas Brawijaya (UNIBRAW) 8 Siswa
Nanyang Tech. Univ. Singapore (NTU) 7 Siswa
National Univ. Of Singapore (NUS) 1 Siswa
Asia Pasific University Jepang (APU) 1 Siswa
Belanda 11 Siswa
USA 6 Siswa
Inggris 4 Siswa
Korea 2 Siswa
Australia 1 Siswa
Tuesday, May 12, 2009
Penelitian kecil : Sebuah Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 8 Jakarta
pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009
Pendahuluan
Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.
Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.
Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April, yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.
Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.
Permasalahan
1. Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?
2. Bagaimanakah Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?
3. Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?
4. Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?
Batasan Masalah
* Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.
* Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.
* Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.
* Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.
Berikut Hasil Pengolahan Datanya
DATA RAPOR
NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT
> 89 1 0 1 100.00 1
80 - 89 110 37 147 74.83 46
70 -79 76 84 160 47.50 19
60 - 69 0 0 0 #DIV/0! 0
< 60 0 0 0 #DIV/0! 0
JUMLAH SISWA 308
DATA TRY OUT
NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT
> 89 0 0 0 #DIV/0!
80 - 89 20 1 21 95.24 11
70 -79 112 50 162 69.14 39
60 - 69 54 63 117 46.15 13
< 60 1 7 8 12.50 1
JUMLAH SISWA 308
Penelitian kecil : Sebuah Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 8 Jakarta
pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009
Pendahuluan
Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.
Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.
Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April, yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.
Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.
Permasalahan
1. Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?
2. Bagaimanakah Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?
3. Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?
4. Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?
Batasan Masalah
* Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.
* Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.
* Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.
* Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.
Berikut Hasil Pengolahan Datanya
DATA RAPOR
NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT
> 89 1 0 1 100.00 1
80 - 89 110 37 147 74.83 46
70 -79 76 84 160 47.50 19
60 - 69 0 0 0 #DIV/0! 0
< 60 0 0 0 #DIV/0! 0
JUMLAH SISWA 308
DATA TRY OUT
NILAI TERIMA BELUM TOTAL PROSENTASE TERIMA 2 PT
> 89 0 0 0 #DIV/0!
80 - 89 20 1 21 95.24 11
70 -79 112 50 162 69.14 39
60 - 69 54 63 117 46.15 13
< 60 1 7 8 12.50 1
JUMLAH SISWA 308
Variabel keberhasilan SMA Negeri 8 Jakarta
Variabel yang Menentukan Keberhasilan Siswa
pada Ujian masuk PerguruanTinggi 2009
Pendahuluan
Pendidikan adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam menghadapi kehidupan dalam waktu yang berjalan. Pernyataan tersebut menuntut masyarakat untuk memperbaiki mutu kehidupan, salah satunya adalah mencapai taraf pendidikan yang lebih baik. Untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik maka segala persiapan diperlukan untuk mendapatkannya. Mutu pendidikan yang baik belum banyak, oleh karena lemabaga pendidikan yang baik sering menjadi incaran banyak orang. Hal menimbulkan kompetisi yang cukup sengit antar pelajar.
Perguruan Tinggi Negeri secara umum masih mempunyai mutu terbaik di negeri ini. Mutu lulusan, SDM dan sarana serta kebijakan yang ada membuat PTN tetap menjadi standar Perguruan Tinggi di Indonesia. Biaya perkuliahan pun menjadai salah satu kendala masuk perguruan tinggi. Tetapi tetap saja biaya di Perguruan Tinggi Negeri relatif lebih murah dari Perguruan Tinggi Swasta.
Di sisi lain, untuk mendapatkan mahasiswa yang baik dari sisi kemampuan akademik dan kemampuan financial, Perguruan Tinggi berlomba-lomba mengadakan Seleksi Ujian Masuk sebelum ujian sekolah, bahkan pengumuman dan pembayaran biaya kuliah sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Tahun 2009, ada 4 Perguruan Tinggi Negeri yang melaksnakan Ujian Masuk selama Maret – April, yaitu UI, ITB, UGM dan Undip.
Penelitian ini akan berusaha mencari hubungan antara nilai akademik terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri. Nilai akademiki yang akan digunakan adalah Nilai Rapor kelas XI dan XII, serta Try Out Ujian Nasional. Penelitian di lakukan di SMA Negeri 8 Jakarta dengan populasi sample kelas XII IPA berjumlah 308 siswa.
Permasalahan
- Bagaimanakah hasil Try Out Ujian Nasional siswa SMA Negeri 8 Jakarta ?
- Bagaimanakah Nilai Rapor siswa SMA Ngeri 8 Jakarta ?
- Adakah korelasi antara hasil Try Out atau nilai Rapor terhadap hasil ujian masuk perguruan tinggi, atau apakah keduanya menjukkan korelasi ?
- Manakah yang paling berpengaruh, hasil Try Out atau Nilai Rapor ?
Batasan Masalah
- Try Out Ujian Nasional adalah sebuah bentuk tes yang ditujukan untuk melatih siswa dalam simulasi Ujian Nasional. Soal disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan 80-90%% dari indikator yang ada. Sehingga secara umum soal try out mewakili hampir semua materi yang diujikan saat seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ada pun mata pelajaran yang Try Out adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Jumlah nilai try out yang digunakan adalah 4 buah. Semua try out berasal dari Dikmenti DKI Jakarta.
- Rapor atau hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dibukukan berupa rapor, dan hanya akan dilihat hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Rapor yang diambil adalah 3 semester, yaitu semester ganjil kelas XI, semester genap kelas XI dan semester ganjil kelas XII. Rapor kelas X tidak digunakan karena belum menenetukan hasil siswa akan dijuruskan ke IPA atau IPS.
- Ujian masuk perguruan tinggi adalah serangkaian ujian untuk masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak PTN, dengan mata uji berupa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika Dasar, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan IPA Terpadu. Terekadang untuk menunjukkan kekhususan juga ditambahkan Bakat Skolastik atau pun Tes Potensi Akademik. Untuk beberapa jurusan tertentu ujian menggambar juga dilakukan.
- Siswa yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri berarti telah lulus dari standar minimal untuk berkuliah dan diyakini mampu menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang tersedia.
Berikut Hasil Pengolahan Datanya
DATA RAPOR | |||||
NILAI | TERIMA | BELUM | TOTAL | PROSENTASE | TERIMA 2 PT |
> 89 | 1 | 0 | 1 | 100.00 | 1 |
80 - 89 | 110 | 37 | 147 | 74.83 | 46 |
70 -79 | 76 | 84 | 160 | 47.50 | 19 |
60 - 69 | 0 | 0 | 0 | #DIV/0! | 0 |
< 60 | 0 | 0 | 0 | #DIV/0! | 0 |
JUMLAH SISWA | 308 | ||||
DATA TRY OUT | |||||
NILAI | TERIMA | BELUM | TOTAL | PROSENTASE | TERIMA 2 PT |
> 89 | 0 | 0 | 0 | #DIV/0! | |
80 - 89 | 20 | 1 | 21 | 95.24 | 11 |
70 -79 | 112 | 50 | 162 | 69.14 | 39 |
60 - 69 | 54 | 63 | 117 | 46.15 | 13 |
< 60 | 1 | 7 | 8 | 12.50 | 1 |
JUMLAH SISWA | 308 |
Sunday, May 3, 2009
OSN 2009 Tingkat Kodya Jakarta Selatan
- Grandy Paramananda XI IPA D Matematika
- Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika
- Riedha Melinda XI IPA G Biologi
- Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi
- Chaerunissa XI IPS Ekonomi
- Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer
Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :
Matematika
- Muhammad Nassiruddi X B Peringkat 2
- Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5
- Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12
- Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14
- Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20
- Arief Dimas Dwiputro peringkat 21
Fisika
- Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4
- Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14
- Muhammad Hanifi X A peringkat 17
- Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18
- Prihadi Parsetyo X A peringkat 23
- Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24
Kimia
- Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3
- Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4
- Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6
- Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10
- Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13
- Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15
- Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20
Biologi
- Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5
- Adlina Karisyah X A peingkat 9
- Pramesti Isriandari X J peringkat 11
Astronomi
- Citra Putriarum X Aksel peringkat 2
- Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3
- Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4
- Faisal Muda X Aksel peringkat 5
- Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7
Ekonomi
- Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4
- Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6
- Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10
- Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11
Komputer
- Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3
- Sartrio Wibisono X B peringkat 4
- Muhammad Ikhsan X D peringkat 8
- Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11
Kebumian
- Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2
- Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3
- Mayvita Dewi X A peringkat 5
- Haryo Pramanto X D peringkat 7
- Asri Oktaviani X A peringkat 11
- Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19
Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.
OSN 2009 Kodya Jakarta Selatan
1. Grandy Paramananda XI IPA D Matematika
2. Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika
3. Riedha Melinda XI IPA G Biologi
4. Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi
5. Chaerunissa XI IPS Ekonomi
6. Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer
Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :
Matematika
1. Muhammad Nassiruddi X B Peringkat 2
2. Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5
3. Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12
4. Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14
5. Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20
6. Arief Dimas Dwiputro peringkat 21
Fisika
1. Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4
2. Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14
3. Muhammad Hanifi X A peringkat 17
4. Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18
5. Prihadi Parsetyo X A peringkat 23
6. Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24
Kimia
1. Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3
2. Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4
3. Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6
4. Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10
5. Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13
6. Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15
7. Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20
Biologi
1. Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5
2. Adlina Karisyah X A peingkat 9
3. Pramesti Isriandari X J peringkat 11
Astronomi
1. Citra Putriarum X Aksel peringkat 2
2. Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3
3. Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4
4. Faisal Muda X Aksel peringkat 5
5. Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7
Ekonomi
1. Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4
2. Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6
3. Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10
4. Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11
Komputer
1. Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3
2. Sartrio Wibisono X B peringkat 4
3. Muhammad Ikhsan X D peringkat 8
4. Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11
Kebumian
1. Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2
2. Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3
3. Mayvita Dewi X A peringkat 5
4. Haryo Pramanto X D peringkat 7
5. Asri Oktaviani X A peringkat 11
6. Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19
Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.
OSN 2009 Kodya Jakarta Selatan
1. Grandy Paramananda XI IPA D Matematika
2. Muhammad Al Al Atiqi XI IPA D Fisika
3. Riedha Melinda XI IPA G Biologi
4. Muhammad Maulidhi Hasfi XI IPA D Astronomi
5. Chaerunissa XI IPS Ekonomi
6. Ahmad Faiq Igro XI IPA B Komputer
Adapun siswa yang berhasil mengikuti seleski tingkat DKI Jakarta, selain nama-nama di atas adalah :
Matematika
1. Muhammad Nassiruddi X B Peringkat 2
2. Miranti Putri Lestari X C Peringkat 5
3. Muhammad Gian Falah X Aksel Peringkat 12
4. Muhammad Fikri XI IPA F peringkat 14
5. Adnad Ardhian XI IPA G peringkat 20
6. Arief Dimas Dwiputro peringkat 21
Fisika
1. Raditya Yudha Prawira XI IPA I peringkat 4
2. Dwi Rendra Hadi X A peringkat 14
3. Muhammad Hanifi X A peringkat 17
4. Tito Adibaskoro X Aksel peringkat 18
5. Prihadi Parsetyo X A peringkat 23
6. Haikal Eki Ramadhan X A peringkat 24
Kimia
1. Maesya Christyanti XI IPA B peringkat 3
2. Sultan Sulaiman Said X Aksel peringkat 4
3. Muizzudin Shidqi XI IPA G peringkat 6
4. Andhika Chactiaji XI IPA E peringkat 10
5. Hafizh Insan Akmaludin X B peringkat 13
6. Dwiantari Satyapertiwi X A peringkat 15
7. Naufal Elang Ciptadi X Inter A peringkat 20
Biologi
1. Adlina Asfara XI IPA A peringkat 5
2. Adlina Karisyah X A peingkat 9
3. Pramesti Isriandari X J peringkat 11
Astronomi
1. Citra Putriarum X Aksel peringkat 2
2. Atas Hasibuan XI IPA B peringkat 3
3. Bisma Adi Laksono Pastian X H peringkat 4
4. Faisal Muda X Aksel peringkat 5
5. Rizqa Febriyanti Putri X B peringkat 7
Ekonomi
1. Binar Sari Suryandari XI IPS peringkat 4
2. Muhammad Gazzian Afif XI IPA peringkat 6
3. Erwin Wicaksana XI IPS peringkat 10
4. Ditta Resti Setioningtyas peringkat 11
Komputer
1. Nugroho Christian XI IPA I peringkat 3
2. Sartrio Wibisono X B peringkat 4
3. Muhammad Ikhsan X D peringkat 8
4. Krisna Dibyo Atmojo X Aksel peringkat 11
Kebumian
1. Ibrahim Abdurahman XI IPA D peringkat 2
2. Chelpira Intan Permatasari XI IPS peringkat 3
3. Mayvita Dewi X A peringkat 5
4. Haryo Pramanto X D peringkat 7
5. Asri Oktaviani X A peringkat 11
6. Rahadiansyah Ramadhani XI IPA C peringkat 19
Selamat berjuang, semoga bisa menjadi yang terbaik di tingkat DKI dan Indonesia.
Saturday, May 2, 2009
Beasiswa Nanyang Technological University
Beasiswa S1 NTU Singapura
Telah dibuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru tingkat strata 1 (s1) di Nanyang Technological University (NTU) Singapura bagi alumni SLTA tahun 2007 atau akan lulus SLTA tahun 2008 nanti. Pendaftaran dibuka sejak Oktober sampai 15 Desember 2007.
Pilihlah NTU untuk dapatkan pengalaman mahasiswa sarjana strata 1 (s1) anda.
Nanyang Technological University (NTU) di Singapura adalah salah satu dari 20 universitas teknologi terunggul di dunia dan pendorong besar bagi kemajuan dan penelitian dan pengembangan Singapura. NTU memiliki:
- Kolese teknik nomor 4 di dunia dalam hal publikasi teknik
- Sekolah bisnis No 1 di Singapura dan No 2 di Asia
- Sekolah jurnalisme dan media terkemuka di Asia
- Sekolah kesenian profesional pertama di Singapura
- Kolese sains yang menawarkan jurusan ilmu Pasti Fisika, Matematika dan Biologi dengan gelar B.Sc. (Hons), hanya satu-satunya di Singapura
Pendaftaran Untuk Program Sarjana strata 1 (S1)
Pendaftaran untuk program S1 tahun ajaran 2008/2009 akan dibuka dari Oktober sampai 15 Desember 2007 bagi warga negara Indonesia yang telah menyelesaikan SMA Ujian Akhir Nasional (UAN) atau akan menyelesaikan pada tahun 2008.
Para pendaftar yang memiliki rekor akademis dan aktivitas ekstra-kurikuler yang luar biasa juga dapat mendaftar untuk beasiswa yang disediakan bagi siswa asal Indonesia. Beasiswa tersebut antara lain:
- Beasiswa ASEAN
Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa NTU yang berasal dari negara-negara ASEAN. - Beasiswa Nanyang
Beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa asal Indonesia yang memiliki prestasi akademik atau ekstra kurikuler yang luar biasa. - Sembcorp Undergraduate Scholarship
Beasiswa ini ditujukan bagi mahasiswa Indonesia S1 masa studi 4 tahun selama belajar di NTU.
Beasiswa ASEAN Scholarships 2009 dibuka kali ini untuk siswa dari Indonesia dan bersekolah di Singapura.
Berikut lampiran pengumuman resminya :
The ASEAN Scholarships aim to provide opportunities to the young people of ASEAN to develop their potential and equip them with skills that will enable them to confidently step into the new millennium. The ASEAN Scholarships for Indonesia is tenable for 4 years leading to the award of the Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) Level (or equivalent) certificate.
The Scholarship is for studies in selected Singapore schools from Secondary Three to Pre-University Two and is renewed annually, subject to the satisfactory performance of the scholar. Students from Indonesia are welcome to apply for the ASEAN Scholarships for Indonesia to enter Singapore schools at the Secondary Three level. Candidates who are not short-listed for the scholarships will be considered for the Merit Awards.
Eligibility
Students who meet the following criteria are invited to apply for the scholarship:
* Nationals of Indonesia
* Between 14+ to 16+ years old (as of January 2009)
* Sat for 2008 SMP 3 National Final Evaluation Examination (UAN) and have done consistently well in school
Important Dates:
Application Period: 7 June to 15 July 2008
Selection Test : Mid August
Selection Interview : Late September
Award of Scholarship : Mid October
Arrival of Scholar in Singapore : Late October
Candidates short-listed for the selection test/interview will be notified a week before the selection test/interview dates. We regret that only short-listed candidates will be notified.
Application forms during the application period:
There are 2 ways which you can apply for the ASEAN Scholarships. Please choose only one method to submit your application form.
I. Softcopy Application Form by Email
1. Download a copy of the ASEAN Scholarships 2009 application form (96kb .xls) in MS Excel format. (Note: Please click “Enable Macros” upon opening the document.)
2. Complete the form on your computer at your own time and save your completed form in the following Excel format Name(Country).xls
3. Email to MOE_ASEAN_Scholarships@moe.gov.sg
4. You should indicate your email subject / title as Name (Country)
5. You do not need to submit softcopies of your supporting documents such as result slips, birth certificate / passport / identity card or testimonials via email. You will be required to submit these documents via post if you are shortlisted for the Selection Test.
6. Please do not send us a print-out of the form.
II. Hardcopy Application Form by Post
1. Download a copy of the ASEAN Scholarships 2009 application form (89kb .pdf).
2. You may also obtain a hardcopy of the application form at the following addresses:
* Embassy of the Republic of Singapore
Graha Surya Internusa
Level 19
Jl. HR Rasuna Said Kav X-0
Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
* Consultate of the Republic of Singapore
4th Floor
Surya Dumai Group Building
Jalan Sudirman No. 395
Pekanbaru 28116
Riau, Indonesia
3. Applications should be supported by certified copies of the following documents:
1. 2008 SMP 3 National Final Evaluation Examination (UAN) results
2. Birth Certificate/ Identity Card / Passport
3. Testimonials or records of co-curricular activities
4. Send your completed form and copies of supporting documents to the Singapore Ministry of Education at the following address:
ASEAN Scholarships Application (Indonesia)
School Placement and Scholarships Branch
Scholarships Section
Ministry of Education
1 North Buona Vista Drive
Singapore 138675
Test and Interview City
Jakarta, Medan, Surabaya, Pontianak
Note: Surabaya and Pontianak may be used as Test Centres if there are sufficient candidates. Medan, Surabaya and Pontianak may be used as Interview Centres if there are sufficient candidates.
Terms and Conditions
1. Allowance of S$2,200 (Secondary) / S$2,400 (Pre-University) per annum with hotel accommodation
2. Settling-in allowance of S$400 (once only)
3. Economy class air passage to Singapore and back to home country upon completion of course
4. Waiver of school fees (excluding miscellaneous fees)
5. Waiver of GCE ‘O’ and ‘A’ Level examination fees (once only, if applicable)
6. Subsidised medical benefits and accident insurance cover
7. Bridging courses (if applicable, in Singapore before start of course)
8. There is no bond attached to the scholarship