Saturday, January 31, 2009

Pembelajaran Hidup

"Ah itu mah pak wangsa aja, khan itu salah paham. Kenapa harus packing segala. Bisa kok diklarifikasi." Itu sebgaian kalimat yang disampaikan teman saya saat mendengar keluhan tentang kehebohan Facebook.  Emang itu sebuah kehebohan apa ? Biasa-biasa aja kali. Hehehehhe.  Tetapi memang harus kita telaah jauh ke depan, lebih tenang dan tentunya harus mendidik. Tokh sampai hari ini saya masih guru kok. Kebiasaan buruk seorang guru, adalah tidak suka ketika ada kesalahan dibiarkan aja, apalagi ini pembentukan karakter anak bangsa. Wah istilah pak Amin pun saya ambil.

Seorang pemimpin atau pun setiap individu tentunya dihargai atas apa yang dikerjakan, apa yang dihasilkan dan tentunya apa yang dia inginkan setelah itu. Apa tidak terbalik ? Tidak. Buat saya semua orang pasti melakukan yang terbaik, untuk dirinya, keluarganya dan tentunya harga dirinya. Semua jabatan dan kemudahan ada setelah kita melakukan sesuatu. Setelah menghasilkan sesuatu, serta ujungnya karena punya pandangan/visi ke depan. Kesalahan sikap yang saya pegang menjadi prinsip adalah, jangan pernah menjilat sesuatu yang telah kita canangkan. Saya memegang hal itu karena keinginan saya untuk tetap memegang prinsip hidup bukan menyelamatkan hidup. Prinsip hidup adalah pilihan, sementara meneyelamatkan hidup sepertinnya kuasa Tuhan. Ketika kita memain-mainkanprinsip hidup maka kita akan juga dipermainkan oleh irama kehidupan. Hidup tidak ada yang mengalir begitu saja. Hidup adalah mewarnai perjalanan kita di dunia, dengan hitam, putih, abu-abu bahkan merah. Ketika akhir hayat tiba, di padang masyar Allah akan memperlihatkan "lukisan yang kita buat terhadap kehidupan kita".

Kasus sms bukan hal yang ringan buat saya. Ada pernyataan pemimpin di depan orang lain, bahkan yang seharusnya tidak dikeluarkan sebelum diteliti kebenarannya.  Selain bisa menjadi fitnah, saya melihatnya ini konspirasi menjelekan identitas seseorang. Saya sampai detik ini menunggu jawab pertanyaan tersebut. Apakah benar itu pekerjaan si wangsa ? Itu ludah dan kotoran yang ditimpahkan kepada saya pribadi. Kita tunggu apakah orang tersebut mampu membuktikan. Soal saya packing adalah pembelajaran buat saya dan mereka. Buat saya pemimpin yang salah dan gagal, jangan pernah memimpin lagi. Kelak akan ada pertanggung jawaban di hadapan Allah.

Kemaren saya bahagia sekali, ketika kami para guru yang bertugas bisa bercanda-canda ria. Itu wajah SMA Negeri 8 sebenarnya. Kami satu tubuh, bahagia bersama, sakit bersama. Salah satu bercandanya kami,"pokoknya kalau ada kejadian yang salah, pasti ulah si wangsa." Kami semua tertawa bahagia, dari hati yang paling dalam saya terharu. "Sa, kamu bahagia, disakiti orang. Pahala orang itu mengalir ke kamu," kalimat selanjutnya dari guru tersebut. Saya benar-benar merasa di komunitas sebenarnya. Ya Allah terima kasih telah membuat saya bahagia.  Kami menutup hari itu dengan makan mie pangsit bersama. Ya Allah beri rahmat teman-teman saya tersebut, ampuni dan limpahkan kasih sayang  Mu, jangan berikan mereka kesulitan dalam melaksanakan tugas mereka dalam membimbing adik-adik saya di SMA Negeri 8.

Saya kenal mereka dari saat saya masih menjadi murid, mengajar di BTA tahun 1992, mengajar di SMA 8 tahun 1995, terus menghilang, baru tahun 2000 saya kembali. Jadi saya punya persepsi tentang mereka setelah saya kenal cukup lama mereka. Kenali baru mengeluarkan pernyataan. Kenali seseorang dari lingkungannya, teman-temannya, pergaulannya. Salah satunya adalah semua hal yang saya tulis di beberapa web pribadi.

Ini bukan masalah salah paham, ini konspirasi pembunuhan karakter pribadi. Dan in bukan masalah sepele. Jangan pernah menjilat kotoran yang kamu keluarkan. Itu hina dan amat hina.

Thursday, January 29, 2009

Profesional kah kita

Kalau kita bicara akan yang namanya profesionalitas, maka akan terbayang adalah penghasilan lebih karena dianggap pekerja profesi. Wah enak uangnya lebih maka kesejateraan akan melimpah, orang juga akan memangdang denga panggilan BOS. Sekarang guru mulai dianggap sebagai profesi sehingga tunjangan makin besar. Tentunya hal ini akan membuat semacam stimulus untuk guru agar mampu berbuat lebih banyak. tentunya untuk kebaikan para siswa. Ingat siswa butuh pendidikan bukan pengajaran. Kalau pengajaran tanpa perencanaan juga bisa, tanpa evaluasi dan tindakan orang per orang juga bisa. Tapi pendidikan beda sekali.

Saya hanyalah seorang guru yang sedang mau menuju profesional. Kalau profesional itu banyaknya mengikuti seminar, lamanya mengajar, pernah menjabat ini itu dan sebaginya. Maka wajar kepala sekolah adalah orang yang paling profesional. Tapi apakah itu makna profesional ?

Di Singapore ada sebuah indeks penduduk, bukan besarnya GNP. Tapi indeks kebahagian. Nah sekarang kalau profesionalitas kita ukur dengan kebahagian seseorang untuk megabdi, memberi layanan, atau bahkan setiap hari berusaha memberikan yang terbaik untuk stake holder. Wah baru ketahuan siapa yang profesional dan bukan.

Saya bayangkan seseorang yang sudah pegawai negeri di sebuah lembaga, terus mendapat tunjangan insentif 4 juta atau bahkan 15 juta per bulan, tentunya ini bukan hal yang kecil. Karena pegawai negeri sudah sedemikian diperhatikan oleh pemerintah. Hanya pegawai negeri yang gajianya naik terus, siapa pun presidennya, apa pun partainya.

Jadi yang sudah dapat tunjangan profesional 9 juta, plus ada insentif 4 juta atau mungkin 15 juta, harus buktikan ke profesionalitas kita. Bahwa uang rakyat tidak sia-sia. Petani yang membayar pajak ketika membeli bibit padi bahkan pupuk akan tersenyum ketika anaknya bersekolah dengan guru-guru yang dekat dengan iman dan islam.

Anda profesional ? Timbang sendiri.

Monday, January 26, 2009

Menyikapi Ujian Perguruan Tinggi

Sabtu kemaren mungkin masa yang paling krusial. Bagaimana tidak ada 7 siswa dan 4 pasangan orang tua yang hadir ke ruang BK. Pertanyaan yang sama, kondisi siswa dalam menghadapi Ujian Perguruan tinggi. Kepindahan SMA Negeri 8 Jakarta, menungsi ke Pusdiklat danjadwal ujian perguruan tinggi tahun ini menjadi pembicaraan dan diskusi lumayan panjang. Mental siswa yang mulai terganggu, kenyamanan dan tentunya harapan-harapan ke depan yang semestinya menjadi perhatian kita semua.

Jadwal ujian perguruan tinggi tahun ini memang berbeda sekali. Tahun lalu, setelah USM ITB, menyusul UM UGM, UMB UI, UM UNDIP, SMUP Unpad dan terakhir SNMPTN. Tahun ini UI benar-benar melakukan kecepatan penuh di belokan, bayangkan saja ITB yang buka pendaftaran pertama tapi dilibas oleh UI dengan pendafatran lebih cepat tutup dan ujian lebih awal sehingga, siswa menjadi terguncang. Untuk SMA Negeri 8 Jakarta, harus diakui ITB tetap menjadi skala prioritas, kecuali untuk Pendidikan Dokter, Akuntansi dan Komunikasi UI. Karena dulu UI juga banyak mengadakan seleksi, siswa tetap dalam kondisi aman. Sekarang dengan satu seleski dapat untuk ujian Reguer, paralel, vokasi, tentunya membuat kesiapan para siswa menjadi lebih apa adanya.

Bayangkan saja jika nanti pengumuman SIMAK UI yang diperkirakan ada sebelum USM ITB, bagaimana dengan siswa yang berharap masuk UI teryata gagal, maka kesempatannya hanya SNMPTN. Untuk yang diterima pun akan sedikit labil, karena boleh jadi itu bukan pilihan utamannya, mereka menanti STEI ITB.

Untuk mengurangi kondisi itu, maka saya coba sampaikan beberapa hal yang mungkin berguna untuk angkatan 2009. Terpaksa saya sampaikan di facebook, rasanya kalian tahu lah semua informasi perguruan tinggi tidak dapat saya akses di SMA Negeri 8 Jakarta, saya hanya membaca di web dan sedikit diskusi dengan teman-teman di BTA.

Hitung Waktu
Predisksi waktu yang ada dengan kesiapan kalian. Hitungan saya sekitar 35 hari lagi kalian akan berjuang di SIMAK UI. Berapa nilai Try out kalian, hitung degan waktu yang ada mampu tidak untuk meningkatkannya. Jadi buat resolusi sebulan ke depan.

Materi
Ini bukan saatnya mengajar "baca " materi. Itu salah, amat salah, kalau kalian masih berprisnip minggi ini bahas biologi, minggu depan bahas fisika. ITU SALAH. Belajar dari kesalahan. Uji coba soal, lihat kemampuan kalian, catat yang salah. Itulah daftar ketidak mampuan kalian. Orang yang mampu belajar dari ketidak ammpuan akan behasil ketimbang orang yang tidak tahu ketidak mampuannya.

Belahar kelompok
Harus. Lebih banyak belajar bareng makin tahu, kita banyak kurang dibanding teman-teman kita. Menginap di rumah teman atau kost salah satu kondisi yang baik. Kita akan terkondisi oleh suasan kompetisi dan pembelajaran. Cari soal milik teman, copy dan kerjakan mandiri setelah itu adu argumen. Sehinga kecapatan kalian menjawab soal bukan lagi 5 menit per soal tapi, 2 bahkan 1,5 menit. Hhhehehhehehee

Kenyamanan
Berberapa dari kalian melarikan diri tidak belajar di sekolah. Ini hal yang normal setiap tahun. Tinggal kita menyikai dengan benar. Kalau nggak nyaman, cari solusi yang membuat kamu berkonsentras dengan nyaman.

Dukungan
Dari Sekolah, no way. Dari kamu, teman dan keluarga. Sholat tahajjud bareng, berdoa bareng dan saling mendoakan. Mama atau papa kamu akan selalu mendukung kamu.

Keyakinan
Yakini kamui akan lulus ujian masuk perguruan tinggi.

Friday, January 23, 2009

SMS amat sms

Pagi ini saya pusing tujuh keliling, bayangkan dari semalam jam 23 siswa mulai menelpon dan menanyakan kabar besok harus bersekolah di mana ? SMA 8 kah atau Pusdiklat ?

Karena saya tidak tahu, jawabanya : KGAK TAHU NAK. Pertama yang meng-sms adalah Laura XII IPS. Ananda cukup sigap menjelaskan. Dan dari ananda saya mendapatkan nomor sender tersebut. Hehehehehe. Tapi memang nasib lagi buruk, mulai jam 05.00 wib, pagi banget. Lagi di bus 27 jurusan Bekasi Blok M sudah mulai banyak yang menelpon dan SMS. Mohon maaf tidak semua saya angkat dan jawab sms atau telpon tersebut. Kesannya saya sudah kayak humas SMA Negeri 8 Jakarta.

Ternyata SMS ini berbuntut panjang minimal buat saya. Level 2 manajemen sekolah berkesimpulan, "Ini pasti ulah si Wangsa!". Wah si wangsa demikian ditakuti, sehingga semua hal yang mengganggu jalannya akademik SMA 8 pun pasti si wangsa. Hehehehe. Saya yakin Allah pasti akan tahu, karena tidak tidur dan tidak pernah tidur.

Melaui media ini, saya ucapkan terima kasih kepada yang membuat sms tersebut, minimal anda telah mempercepat proses keluarnya saya dari sma negeri 8. Hehehehe, saya siap kok.  Nomornya 085693150154, hehehehehhee.

Dengan arogannya level dua mengarahkan tuduhan ke saya. Ada seorang guru yang coba menjelaskan dengan ilmu, karea guru harus pakai ilmu bukan perasaan. "Coba aja ke indosat, akan terlacak kok siapa yang mengirim ?". Tetapi memang sudah disetting pakai perasaan, yang keluar bukan ilmu tapi persaaan.

Mungkin buat kalian akan ingat yang namanya tingkat kesukaran soal, ada C1, C2, C3 hingga C6. Yang paling gampang C1, hapalan. Yang paling tinggi nilainya adalah C6 Sintesa. Sayangnya kita cuma sampai C3, paham tapi tidak melihat secara global, seperti kita mengerjakan SOAL IPA TERPADU. Mungkin karena ilmunya tidak terpadu, hehehee.

Pemimpin Umat


Kalian semua adalah pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri, dan ingat setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Sebuah kalimat yang selalu kita ingat saat ada pelantikan sebuah organisasi, minimal kita diingatkan bahwa ada pertanggung jawaban dari semua kegiatan/ kepemimpinan kita. Biasanya pemimpin yang baru dilantik sedemikian cerianya, karena begitu dihormati dan dipuja. Padahal banyak orang berilmu amat menolak untuk menjadi pemimpin bagi sebagian orang lain. Karena boleh jadi di mata Allah ada yang lebih baik dari dirinya.


Hal ini ditegaskan oleh salah seorang khalifah,”Saya bukan orang yang terbaik diantara kalian, saya hanyalah orang yang terpilih. Belum tentu yang tidak terpilih adalah orang yang tidak baik. Oleh karenanya bantu saya dan ingatkan saya. Luruskan saya jika saya menyimpang.” Seorang sahabat yang amat menyintai saudaranya tersebut dan tahu akan beban tanggung jawab dihadapan Allah kelak, dia menjawab,”Yaa, khalifah. Jika engkau menyimpang, saya akan meluruskan dengan pedang ini,” seraya menghunus pedang yang telah menewaskan kaum kafir di masa Rasulullah. Sang khalifah dengan tersenyum, berkata,”Terima kasih saudaraku, engkau telah menetapkan aku sebagai saudara di syurga kelak.”



Picik kah kisah di atas, tentu tidak. Malahan itulah pemimpin yang dihormati, dia rela mati ditangan saudaranya karena salah memimpin. Bantu, ingatkan dan luruskan. Begitu banyak pemimpin yang takut tidak berhasil dalam kepemimpinannya justru melakukan tindakan-tindakan yang membuat saudaranya bukan mau membantu, bukan mau mengingatkan, bahkan boleh jadi amat ketakutan untuk meluruskan. Sedemikian kuatnya arogansi sang pemimpin, sehingga menjadi ananiyah. Dirinya adalah yang HARUS PALING.



Tanpa sadar pemimpin kurang melihat tanda-tanda ketidak puasan, bahkan sudah tidak mampu melihat dengan mata hati, begitu banyak rakyatnya yang terzalimi oleh pola kepemimpinannya. Umar ibn Khatab selalu menangis di malam hari, dalam ketenangan tahajjud, bertemakan sajadah apa adanya, hanya untuk mengevaluasi dosa apa yang telah dia lakukan hari ini ? Apakah ada rakyat terzalimi oleh kata-kata, ungkapan dan bahkan mungkin bercandanya beliau ?



Yang amat rasulullah hindari adalah memanggil saudaranya seiman dengan gelaran-gelaran yang buruk. Bayangkan jika semua panggilan kita membahagiakah saudara-saudar kita, seperti halnya rasulullah memanggil,”khumairah,” kepada salah seorangg istrinya. Semua makhluk ciptaan Allah Azza Wajjalah. Manusia adalah makhluk sempurna. Saya sedih ketika pulang ke rumah membawa cerita kepada bunda di rumah. “Tadi teman-teman guru di sekolah sedih, karena di bilang bloon.” Ibu saya tidak bersekolah, punya keinginan tapi tidak ada kemudahan saat itu. Beliau belajar mengaji dari desa Kalisube di Banyumas, menempuh 2,5 jam per jalanan melewati pematang sawah, semak belukar dan pingggiran hutan, hanya punya tekad agar anak-anaknya tidak mempunyai kelemahan yang disandangnya, kurang pandai karena kondisi. Hampir 72 tahun usia beliau, menghidupi tujuh putri dan dua putra, termasuk saya.


“Kamu, tidak marah nak ? ….. Udah kamu doakan orang tersebut agar sadar akan kekhilafannya ? …… Kamu kirimkan saja Al Fatihah, semoga Allah tidak menarik rahmat darinya,” kata ibu pelan seraya menyentuh keningku, Walau usia saya 41 tahun, saya yang belum punya tanggungan, masih bisa bermanja-manja dengan bunda.



Semoga bunda tidak tersinggung, juga teman-teman guru dan tentunya guru-guru yang telah mengajar saya ketika SMA. Masih ada bu Astri, bu Ferry, bu Nurlela, bu Cut, pak Ugi, pak Warno, bu Sri Hastuti, pak Raziek, pak Ali Muntoro, bu Tatik, pak Priyohadi, pak Udi, mereka semua yang secara langsung mengajar saya. Semoga mereka tetap mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah. Mendidik dan membesarkan saya, di SMA Negeri 8.



Ada satu cerita lain yang harus menjadi renungan kita. Terinspirasi oleh guru-guru yang saya sebutkan di atas. Sampai hari ini, tampilan mereka tidak berubah. Kemakmuran kalau dihitung dari jumlah limpahan kemudahan di dunia, rasanya mereka belum mencapai hal itu. Mereka bahagia dengan yang Allah limpahkan saat ini. Karena setahu saya mereka memang guru sesungguhnya, produk lama dengan visi sepanjang masa, Guru mendidik bukan membodohi, jika seorang guru menjadi pemimpin dan membodohi, hal itu pasti lebih fatal. Audzubillah min dzalik.



Suatu saat, datanglah seorang anak kepada ayahnya. Ayahnya sedang mengerjakan pekerjaan kantor.


“Asslamu’alaikum.”


“Wa’alailum salam warahmatulahi wabarakatuh, silakan masuk. Oh kamu nak….. Ada apa kok mampir ke tempat ayah ?”


Anak tersebut mendekati ayahnya, mencium tangan ayahnya, dan berkata,” Yah,…. Saya mau bicarakan masa depan saya,….. boleh yah?”. Dengan sigap, pegawai kantor tersebut mematikan lampu dan menarik anaknya duduk di lantai tidak mempersilakan anak tersbeut duduk di sofa empuk depan meja kerjanya. “Yah, kenapa lampunya dimatikan dan kenapa kita duduk di bawah, padahal ada kursi kosong di ruang ini.”


Dengan suara perlahan, pegawai tersebut mendekatkan mulutnya ke telinga putranya,”Anakku, bukan karena ayah marah kamu datang dan bertanya seperti itu. Ayah senang kamu berkunjung. Persoalannya adalah, ini kantor pemerintah, semuanya dibiayai pemerintah untuk kepentingan rakyat. Kamu memang termasuk rakyat, tetapi kamu hadir untuk mempertanyakan sesuatu yang menjadi persoalan keluarga kita. Ayah tidak mau kita menggunakan fasilitas Negara untuk kepentingan kita,……”. Anak itu memeluk ayahnya dan meminta maaf karena takut dialah yang menyebabkan ayahnya masuk neraka.



17 Januari 2009, sabtu kampus ui depok.

Thursday, January 22, 2009

Allah Maha Mengetahui

Mungkin kita sudah terbiasa mendengar kemampuan Allah yang satu itu, dari sekian banyak kemampuan Allah yang ada. Ada banyak hal yang mau saya tuntaskan dalam lembaran-lembaran berikut, bukan curhat. Lebih kepada sesuatu yang menjadi pelajaran buat saya, karena banyak hal kejadian dalam hidup yang membuat saya makin yakin akan kekuasaan Allah tersebut.


Tidak seperti biasanya pagi itu, seorang karyawan datang dan bicara,”Pak, tahun depan tidak mengajar lagi ?” Saya tersenyum mendengarnya. Seorang karyawan sampai tahu akan nasib saya itu surprise banget. “Insya Allah, Allah yang akan menentukan hal tersebut,” jawab saya seraya masih berpikir panjang lebar dalam dan luas. “Semangat, ya Pak.” Inilah kalimat yang membuat saya tersentak. Dia begitu yakin, dan memberi sesuatu dorongan moril buat saya untuk menghadapinya. Dalam hati saya mengucapkan, “ Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir.” (Cukuplah Allah sebagai Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, Allah adalah pelindung dan penolong yang baik),


Tahun 1986-1987 saya cukup aktif membuat bulletin jum’at untuk mesjid smandel, yang sekarang bernama Darul Irfan, nama yang gagah dan tinggi. Sering menginap di mesjid membuat saya mengenal ajaran agama Islam. Salah satu tulisan LJ saya sadur dari majalah Islam saat itu.


Malam itu, di sebuah rumah terdengar keributan. Tepatnya di dapur, yang bersebelahan dengan kamar tidur utama. Maklulah, keluarga ini termasuk miskin dalam kategori orang kebanyakan. Tanpa penerangan, sang istri terus memeluk erat suaminya yang tergolong berusia tua. Sang suami pun dengan kondisi tubuhnya, hanya mampu memeluk istrinya, memejamkan mata dan bibinya terus mengicapkan beristighfar kepada Allah. Mereka berdua juga melafadzkan : Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir, terus menerus. Kalimat tersebut semakin kuat dan keras, menimbangi ributnya dapur mereka. Itu pasti bukan segerombolan tikus yang berpesta pora, tetapi kawanan rampok yang memasuki dapur-dapur penduduk. Setelah beberapa lama, suara ribut menghilang dan tergantikan oleh desiran angin malam yang menerobos masuk. Kedua suami istri tersebut tetap tidak berani untuk bangkit. Adzan subuh, membuat suami istri ini tersadar dari ketakutan, dan bangun untuk menunaikan kewajibannya kepada Allah.


Lampu centir yang terisi minyak tanah beberapa sendok dinyalakan. Meraka kaget karena perabotan mereka hancur dan hilang. Beras dan sisa sayuran lenyap. Mereka menyebut nama Allah sekeras-kerasnya. Setelah beberapa saat sang suami berusaha merapihkan dapur tersebut. Tetap dalam keprihatinan, sang suami tersenyum, seraya berkata,”Bu, Allah masih melindugi kita. Beras dan beberapa peralatan kita hilang dicuri orang. Tetapi Allah masih menjaga iman kita. Sesungguhnya itu nikmat yang paling tinggi Allah berikan kepada kita.” Kedua suami itu pergi ke musholla untuk sholat, walau terpaksa harus bergantian, karena sarungnya cuma satu. Untungnya mukena tidak termasuk yang dicuri pula.


Kisah itu kembali teringat oleh saya. Kalau pun saya kehilangan pekerjaan, saya masih punya iman dalam hidup ini. Saya tidak menjual iman saya demi mempertahankan sesuap nasi. Beberapa kali saya pernah kehilangan pekerjaan, setiap kehilangan, ternayata Allah memberikan yang baru. Hingga hari ini Alhamdulillah saya masih bisa beribadah dan memenuhi kewajiban saya. Makan seadanya pernah saya alami, bahkan 3 minggu hanya bertemankan singkong rebus di kost saat kuliah juga saya nikmati. Allah terlalu baik untuk hidup dan iman saya.


Hampir dua minggu ini memang saya merasa tidak nyaman. Pilihan hidup semakin banyak. Pertarungan antar kepentingan semakin deras dan cukup signifkan. Juli 2002, saya memenuhi undangan Pak Sugiharto untuk mengajar SMA Negeri 8 Jakarta. Tahun 1995 memang saya sempat mengajar satu angkatan, tetapi saya tetap berkiprah di BTA. Lembaga yang membesarkan dan memberi kedewasaan saya dalam hidup. Banyak hal yang berbeda di SMA Negeri 8 saat itu, dibanding saat saya bersekolah. Kebanggan saya adalah masih bisa bertemu dengan guru-guru yang dulu mengajar saya. Meminta maaf dan mohon petunjuk, adalah hal yang saya lakukan pertama kali kepada mereka. Karena tidak ada mantan guru, selamanya mereka adalah guru saya.


Masa Pak Triyana, setelah masa tugas Pak Sugiharto ada beberapa guru terkena rasionalisasi. Saya sedih kehilangan beberapa teman mengajar. Tetapi saya bangga sama mereka, tetap tegar hingga keluar surat keputusan tersebut. Allah masih memberi pertolongan untuk saya.


Tahun berganti tahun, hingga akhirnya terdengar kabar yang menyesakkan buat saya. Sebuah sms,” sebenarnya mrs…. Baik, Cuma setelah bertemu dengan si wangsa menjadi buruk. Karena salah gaul……. Dst dst.” SMS itu menceritakan pertemuan oknum bla-bla, dengan beberapa teman guru. Saya langsung mengucapkan istighfar. Ya Allah kenapa orang tersebut bukan langsung menegur saya. Itu bisa menjadi ghibah dan fitnah. Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir.” (Cukuplah Allah sebagai Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, Allah adalah pelindung dan penolong yang baik). Ternyata orang yang berhubungan dengan saya mejadi tidak baik, salah gaul. Astaghfirullah.


Satu malam tanpa tidur dan hanya mengadu kepada Allah, Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir.” (Cukuplah Allah sebagai Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, Allah adalah pelindung dan penolong yang baik), jadi selama ini saya mengajar, dimata oknum bla-bla justru akan menghasilkan keburukan.


Malam itu Allah memberi kekuatan kepada saya untuk mengenang semua aktivitas saya di SMA Negeri 8 Jakarta. Memang ada buku harian yang selalu saya buat dari masa SMP, tetapi malam itu Allah memberikan secara nyata, live dan detail. Sedih, bahagia, terharu, bahkan perasaan yang paling tidak saya sukai, membalas. Kirim doa kebaikkan untuk mereka, yakini mereka tetap saudara kita, seiman.


Tokh masih ada pengadilan Allah di padang masyar kelak, terhadap semua yang kita kerjakan. Siang menjadi Jundi dan malam menjadi sufi. Tetapi jangan mempermainkan Allah. Jika kita melihat kemunafikan, katakan sejujurnya. Kebenaran itu berat dan sulit, tetapi Allah akan membimbing kita. Saya ingin menutup 4 – 5 bulan ini di SMA Negeri 8, bahkan boleh jadi 4 – 5 hari ke depan dengan prasangka baik. Bukan kalimat dari lagu, tidak ada dusta diantara kita, tetapi tidak ada dusta diantara saya dan Allah, antara Anda dengan Allah. Allah maha mengetahui, dan Allah pemilik hari pembalasan.

Sunday, January 18, 2009

Menjaga Harta atau dijaga Ilmu sama halnya menjaga Jabatan atau dijaga oleh kewibawaan pemimpin

Jum’at itu memang tidak ada hal yang berbeda, seperti jum’at-jum’at lalu. Penceramah yang menjelaskan kutbah hari itu, suara anak-anak di sisi kiri dan lantai 2 mesjid atau sesekali orang dewasa yang mengobrol. Mungkin menjadi tidak biasa ketika seorang siswa datang ke saya. Sambil menyalami dan mencium tangan, “Pak boleh tanya nggak?” Akhirnya kami mengobrol panjang lebar tentang ilmu dan amal jariah. Lumayan, hingga bel berbunyi, sekitar 20 menit, malah saya yang banyak masukan dari siswa tersebut. Jadi malu amal ibadah selama ini.


Amal jariah akan menolak bala, itu hal yang selalu kita ketahui dan sering menjadi nasehat kita kepada teman-teman. Sebuah kalimat indah yang mungkin agak sukar untuk kita pratekkan setiap saat, bahkan yang paling mudah, setiap hari. Tetapi banyak rekan yang mungkin akan kecewa ketika telah sedemikian banyak memberikan amal jariah, kok tetap ada musibah yang terkena. Badan terserang penyakit, hati yang gundah gulana, bahkan ada keluarga yang terkena musibah. Apakah tidak ikhlash ? Sudah pasti ikhlash, karena itu cuma 2,5% dari pendapatan kantong kita. Jadi tidak besar dan tidak mengganggu aktivitas keuangan kita.


Ali bin Abi Thalib pernah ditanya keuatamaan ilmu dibanding harta. Jawaban Ali, Ilmu akan menjaga kita, tetapi kita harus menjaga harta. Sebuah kalimat yang harus kita renungkan amat dalam. Bahkan harus kita pikirkan dalam keheningan malam. Selama ini kita menjaga harta atau ilmu yang menjaga kita ?


Ilmu memang menjadi bahasa yang dapat diterima dimanapun, makanya orang berilmu akan diterima dimanapun. Seorang berilmu akan menjadi sumber pembelajaran, akan dihormati dan bahkan akan diberi kemudahan hidup, oleh manusia lain bahkan Allah telah menjamin itu. Orang berimu itu dihargai beberapa derajat lebih tinggi dari yang lain. Semakin banyak ilmu, maka seorang manusia akan semakin dijaga oleh ilmunya. Bayangkan ketika seseorang yang mau berbuat nista, maka ilmu yang dimimilikinya akan mengatakan,”jangan lakukan”. Seorang berilmu akan yakin, Allah tidak akn pernah tidur dan akan lengah akan apa perbuatan kita.


Ilmu akan menjaga kita, akan menjaga perbuatan kita, akan menjaga keinginan kita bahkan akan menjaga pandangan orang-orang terhadap kita. Cobalah kita mulai menilai diri kita, selama ini ilmu kita menjaga kita atau kita manfaatkan utuk menutup mata hati kita ? Kok ? Seorang tidak berilmu ketika melakukan kejahatan, akan mudah sekali ditebak. Ujung-ujungnya mungkin hanya untuk mengisi perut, heheheheh. Tetapi ketika seseorang yang berilmu melakukan tindakan yang tidak baik, implikasinya banyak sekali. Ternyata ilmunya telah menutup mata hantinya, ternyata tujuannya bukan untuk perut pasti lebih dari itu.


Seorang teman sering mengeluh kok belum jadi PNS, padahal sudah sholat tahjjud, sholat dhuha, beramal jariah dan sebagainya. Pertanyaannya adalah, apakah Allah mengadakan sholat sunah tersebut untuk hal itu ? Atau sedemikian piciknya kita hanya berpikiran bahwa dengan hal tersebut Allah akan memberikan apa yang kita inginkan. Pada hal doa yang belum terwujud, bukan karena Allah tidak mendengar doa, bukan karena Allah marah, tetapi justru karena Allah sayang sama kita. Kita belum mampu mendapatkan cobaan yang lebih dari jabatan atau kesenangan hidup lebih dari yang kita peroleh sekarang ini.


Persoalan akan lebih krusial ketika seseorang memperebutkan jabatan, mempertahankan jabatan atau bahkan merasa jabatannya adalah kekuasaan, maka orang ini sedang berusaha menjaga hartanya. Boleh jadi mereka berpikir, kemudahan hidup indentik dengan harta, dan harta yag melimpah identik dengan jabatan dan kekuasaan, Jadi harus diperjuangkan dengan segala hal. Astaghfirullah, ……. Lebih banyak orang di dunia ini ketakutan kehilangan jabatan daripada kehilangan amanah. Ketakutan tidak dipandang orang lagi, ketakutan tidak bisa membiayai istri dan keluarga berjalan-jalan atau berbelanja atau mungkin takut anak tidak akan bisa bersekolah.


Padahal harta Allah berikan agar kita melihat sekeliling kita untuk berderma, masih adakah orang yang masih sulit beribadah karena tidak mempunyai kain sarung yang bersih, sholatnya terganggu tidak bias khusyu’ karena anak istrinya belum makan di rumah, atau mungkin anaknya sedang sakit.


Ternyata ilmu adalah hal yang utama Allah berikan, jika kita memanfaatkan ilmu untuk kebaikan, maka ilmu akan menjaga kita hingga bisa ke syurga. Kita akan tersenyum menghadap sang Khalik. Tetapi jika ilmu kita salah gunakan, yang kita dapatkan harta, yang boleh jadi harus kita jaga. Jangan sampai kita pucat pasih menghadap Allah di padang Masyar, begitu harus mempertanggung jawabkan harta kita.



Semoga saja pemilu bisa memilih pemimpin yang adil di mata Allah dan rakyat.
Ilmu lebih dekat ke Syurga.
Bekasi, 11 Januari 2009, berkah hujan menghampiri rumahku.

Friday, January 9, 2009

Ini passing grade juga

http://spmb2008unsri.wordpress.com/2008/02/15/data-passing-grade-2008/

Ini data Passing grade dari web lain silakan saja.

PASSING GRADE
Passing Grade merupakan acuan tidak resmi batas nilai minimum yang harus dicapai peserta SPMB untuk bisa masuk ke suatu jurusan yang diminati pada sebuah PTN. Passing grade tidak bisa dijadikan patokan mutlak diterima atau tidaknya seseorang masuk PTN.

ITB
1. Tek. Kimia 52.85%
2. STEI 51.67%
3. Tek. Industri 50.96%
4. Fak. Framasi 47.98%
5. Tek. Mesin 45.45%
6. Tek. Arsitektur 44.88%
7. FTPP 43.58%
8. FTSL 43.54%
9. Tek. Penerbangan 40.74%
10. Tek. Fisika 39.78%
11.Tek. Material 38.86%
12. Tek. Planologi 37.35%
13. FITK 36.81%
14. FMIPA 36.62%
15. Fak. Saintek Hayati 35.88%


UI
1. Pend.Dokter 53.60%
2. Tek. Elektro 49.01%
3. Tek. Industri 48.90%
4. Tek. Kimia 48.50%
5. Ilmu Komputer 46.86%
6. Tek. Mesin 46.50%
7. Farmasi 44.10%
8. Arsitektur 43.52%
9. Sistem Informasi 43.21%
10. Tek. Metalurgi & Material 43.16%
11. Tek. sipil 42.50%
12. Tek. Perkapalan 41.52%
13. Pend. Dokter Gigi 41.10%
14. Ilmu Keperawatan 40.50%
15. Kesehatan Masyarakat 40.44%
16. Tek. Komputer 40.21%
17. Tek. Lingkungan 39.45%
18. Kimia 39.10%
19. Biologi 36.80%
20. Fisika 36.50%
21. Matematika 35.45%
22. Geografi 33.25%


UNPAD
1. Pend. Dokter 52.28%
2. Farmasi 45.01%
3. Psikologi 43.92%
4. Pend. Dokter Gigi 43.25%
5. Ilmu Keperawatan 38.10%
6. Statistika 37.75%
7. Tek. Pangan 36.24%
8. Matematika 25.63%
9. Biologi 34.82%
10. Tek. Geologi 34.71%
11. Agribisnis 34.71%
12. Kimia 34.71%
13. Fisika 32.93%
14. Tek. Pertanian 32.72%
15. Ilmu Kelautan 32.42%
16. Peternakan 30.06%
17. Pemuliaan Tanaman 29.09%
18. Agronomi 29.04%
19. Ilmu Tanah 29.04%
20. Perikanan 28.78%
21. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan 28.03%

Undip
1.FK50.81
2.Tek. sipil 41.02
3.Tek. kimia 39.82
4.mat 46.22
5.Tek. mesin 33.77
6.manj. SD perairan 43.16
7.nutrisi ternak 29.75
8.produksi ternak 31.50
9.Tek. elektro 48.50
10.kesehatan masyarakat 39.16
11.ilmu kelautan 34.44
12.bio 33.22
13.kim 33.11
14.fis 34.33
15.Tek. planologi 41.16
16.budi daya perairan 30.10
17.pemanf. SD perikanan 28.05
18.Tek. indutri 47.19
19.Tek. lingkungan 43.16
20.sosek peternakan 27.36
21.t. hasil ternak 32.16
22.ilmu keperawatan 37.08
23.oseanograf 34.02
24.tek. Hasil perikanan 32.10
25.gizi masyarakat 29.78
26.statistika 29.13
27.Tek. perkapalan 38.42
28.Tek. geologi 29.24
29.ilmu komputer 35.52
30.Tek. geodesi 29.32


(UGM)
1. agronomi 33.40 %
2. ilmu hama dan peny. Tumbuhan 31.10 %
3. pemuliaan tanaman 32.20 %
4. budi daya perikanan 35.20 %
5. agrobisnis 35.80 %
6. manj. SD perikanan 33.20 %
7. teknologi hasil pertanian 33.45 %
8. ilmu tanah 32.75 %
9. farmasi 42.31 %
10. farmasi obat alami 39.75 %
11. fisika 31.03 %
12. geofisika 33.30 %
13. elektonika&instrumen. 39.75 %
14. Kimia 36.70 %
15. Mat 35.94 %
16. FK 51.20 %
17. Ilmu keperawatan 41.60 %
18. Gizi kesehatan 37.70 %
19. Dokter gigi 43.85 %
20. Dokter hewan 38.69 %
21. Nutrisi& makanan ternak 30.00 %
22. Prod ternak 32.25 %
23. Sosek peternakan 33.45 %
24. Teknologi hasil ternak 34.60 %
25. Tek. pertanian 38.11 %
26. arsitektur 41.11 %
27. Tek. industri 47.20 %
28. Tek. geodesi 37.60 %
29. Tek. geologi 37.15 %
30. Tek. kimia 47.12 %
31. Tek. elektro 49.15 %
32. Tek. mesin 45.26 %
33. Tek. sipil 44.10 %
34. Tek. nuklir 42.80 %
35. Tek. pertanian 37.80 %
36. tek. Hasil pertanian 38.11 %
37. tek industri pertanian 35.16 %
38. ilmu komputer 47.86 %
39. statistika 39,30 %
40. manj. Hutan 37.54 %
41. budi daya hutan 30.00 %
42. konsv. SD hutan 29.60 %
43. budidaya hutan 31.00 %
44. biologi 35.20 %
45. geografi 26.22 %
46. geofisika 33.10 %
47. elektronika&instrumen 37.69 %
48. agronomi 35.55 %
49. pemuliaan tanaman 32.83 %
50. ilmu tanah 33.52 %
51. agrobisnis 35.10 %
52. ilmu hama 31.66 %
53. penyuluhan pertanian 27.80 %
54. nutrisi ternak 31.94 %
55. produksi ternak 32.50 %
56. sosek. Peternakan 31.52 %
57. tek. Hasil ternak 27.69 %
58. budidaya Perairan 32.33 %
59. tek hasil perikanan 28.75 %
60. manj. SD perairan 29.54 %
61. Tek. fisika 43.21 %
62. Tek. industri 45.24 %
63. fisika teknik 40.75 %

ITS
1.Tek. sipil 45.25
2.Tek. mesin 48.27
3.Tek. elektro 48.51
4.Tek. kimia 47.50
5.Tek. perkapalan 43.47
6.arsitektur 45.77
7.Tek. fisika 40.19
8.Tek. lingkungan 43.80
9.Tek. kelautan 38.50
10.Tek. sistem perkapalan 39.47
11.mat 36.11
12.fis 33.69
13.kim 34.16
14.statistika 37.15
15.Tek. perkapalan 38.48
16.Tek. informatika 5.36
17.Tek. industri 49.94
18.desain prod. Industri 33.22
19.biologi 33.22
20.Tek. material 34.22
21.Tek. geodesi 34.50
22.sistem informatika 40.15
23.perenc. Wil dan kot 37.15

UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.FK 50.25
2.Dokter gigi 42.00
3.Farmasi 43.50
4.Kedokteran hewan 37.25
5.Matematika 33.68
6.Biologi 38.80
7.Fisika 39.50
8.Kimia 38.89
9.Kesehatan masy. 40.45
10.Ilmu keperawatan 42.50
11.Budidaya perairan 33.69

Strategi Lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi

Masuk Perguruan Tinggi Negeri favorit adalah cita-cita sebagian besar siswa SMA. Apalagi dengan semakin mahalnya biaya masuk PTN, maka semakin kuat terjadi persaingan para siwa untuk mendapatkannya. Ketidak percayaan diri siswa semakin menjadio-jadi manakala ada temannya yang mengeluarkan issue-issue baru. Saat inilah siswa kelas XII paling mudah trekena issue. Coba saja issue-issue berikut sebarkan, maka akan banyak banyak tanggapan dan stress yang luar biasa.

  1. UI hanya menerima siswa yang mempunyai kualifikasi baik untuk bidang studi MAT, FIS, dan KIM jika ingin masuk Pendidikan Dokter.

  2. Sekolah Unggulan mendapat jatah lebih dari sekolah biasa-biasa saja.

  3. Teknik Mesin UI hanya  menerima 5 % mahasiswi

  4. Untuk tahun ini TPA menjadi syarat utama lulus ujian masuk SIMAK UI.


Pada dasarnya kegiatan ujian masuk perguruan tinggi merupakan pola seleksi, jadi yang dibutuhkan adalah siswa terbaik, sesuai kebutuhan fakultas atau jurusan di PTN. Jadi hal yang utama harus ada dalam pikiran setiap calon peserta ujian masuk perguruan tinggi, jadi yang terbaik di ujian masuk untuk jurusan atau fakultas yang dituju. Sampai hari ini Perguruan Tinggi Negeri tidak pernah mengeluarkan data nilai siswa masuk tahun-tahun sebelumnya. Yang mereka keluarkan adalah, tingkat keketatan  dan  urutan kesukaran antar jurusan.  Jadi kalau peserta mempertanyakan, "kok ada bimbingan belajar yang punya passing grade atau NN atau pun Nilai Batas Aman tiap jurusan pada ujian tahun xxxx ?".  Lagi-lagi itu bukan produk Perguruan Tinggi, itu produk bimbingan belajar atau bimbingan tes, berdasarkan laporan hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri  siswa-siswa yang terdaftar di bimbingan tersebut tahun-tahun sebelumnya.

Tapi bukan berarti data tersebut tidak ada gunanya. Manfaatkan data tersebut sebagai target, apalagi jika kamu dapat mengerjakan soal yang sama dengan data tersebut. Cobalah try out dengan soal tahun tersebut, gunakan periode waktu yang sama. Lalu hitunglah berapa kemampuan kita jika dibandingkan siswa tahun lalu yang ada pada data tersebut. Mudahkhan,..............

Bersambung ya ,.........

Prestasi di akhir tahun 2008

Prestasi yang dicapai SMA Negeri 8 Jakarta akhir tahun :

  1. Juara 3 kelas X, Kompetisi Matematika ke-23 MGMP Matematika DKI Jakarta

  2. Juara 1 Einstens Competition Pekan Ilmiah Fisika Uneversitas Negeri Jakarta

  3. Juara 2 Tari Saman ANTTIC 4th SMA Negeri 3 Jakarta

  4. Juara 2 Tari Saman Antar SMP & SMA Panama

  5. Best Performannce SAMAN Bazkom SMA Negeri 68 Jakarta Indonesia Culture

  6. Juara Favorite Band Bazkom SMA Negeri 68 Jakarta Indonesia Culture

  7. Juara 1 Modern Dance ANTTIC 4th SMA Negeri 3 Jakarta

  8. Juara 1 Dance Competition 28 Cup

  9. Juara 1 Dance Competition 31 Cup

  10. Juara 2 Dance Competition Adhistama Cup. Universitas Trisakti

  11. Juara 2 Bola Basket, Gonzaga School Meeting 2008

  12. Juara 2 Softball Putri, Gonzaga School Meeting 2008

Jangan melawan Hukum Allah

Hukum Allah akan berlaku untuk semua, termasuk Anda !



Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
QS. Yasin (36) :33 - 40

Berhagialah kita manusia ketika kita diciptakan, bayangakan sebagai makhluk sempurna. Banyak makhluk yang Allah ciptakan, juga sempurna. Tetapi terbatas pada fungsinya masing-masing. Malaikat diciptakan Allah dengan kesempurnaan, tugasnya menuriti perintah Allah dan beribadah sepanajnag masa, sementara Syaitan juga senpurna dengan fungsingnya menggoda manusia untuk berbuat jahat. Tidak ada syaithan yang baik. Kesempurnaan manusia diberikan Allah akal sehinga bisa memilih, mau jadi malaikat atau syaithan.


Dengan Akal manusia bisa memilih, dalam waktu 24 jam, mereka mau bertindak sebagai apa, malaikat atau syaithan ? Setiap hari manusia berjuang untuk mengisi hidupnya, dan setiap hari pula manusia kan tergelincir atau tidak, mereka yang merasakan. Tetapi terkadang manusia bisa menjadi lebih syaithan ketika fungsi syaithan yang menggoda manusia berbuat jahat, mereka tularkan kepada orang lain untuk berbuat jahat.  Oleh karena peran menjadi ulama akan berat sekali, seorang pembunuh hanya akan dihukum karena pembunuhan, tetapi seorang ulama yang salah memberikan fatwa akan dihukum juga atas umat yang melakukan sesuatu karena fatwa yang salah.


Seorang manusia ketika dia bekerja, maka Allah telah menetapkan manzilah dan hasil dari buah tangan kita. Tentunya itu karena Ridho Allah. Surat Yasin cuku gamblang menjelaskan, bulan dan matahari mempunyai garis edar sendiri. Garis edar tersebut dapat terus bergerak karena keduanya mempunyai "kekuatan hukum tetap" yang telah disepakati. Jika manusia juga bekerja dengan manzilah-manzilah tersebut, maka kehidupan akan harmonis. Semua merasa mendapatkan sesuatu sesuai dengan usahanya. Tetapi ketika matahari merasa paling berkuasa, bahkan mungkin karena bentuknya yang besar, power yang besar dan dia menarik bulan tidak sesuai dengan hukum, maka akan terjadi "kekuatan hukum yang berubah -ubah". Jika ini terjadi, bersiaplah akan terjadi benturan.


Terkadang manusia juga berusaha nmenjadi matahari, merasa besar dan berkuasa. Karena merasa mempunyai power yang besar mampu mengeser apa pun dnegan gravitasinya. Allah memberikan kekuatan lain kepada benda-benda lain sekitar matahri untuk mengurangi kekuatan gravitasi matahari tersebut. Berputarlah sesuai hukum pula. Bekerjalah kamu sesuai TUPOKSI masing-masing. Tugas pokok dan fungsi merupakan manzilah-manzilah untuk kita semua.


Usaha manusia harus sesuai manzilah, karena Allah akan memberikan dua hal, hasil usaha karena kerja keras dan pahala karena bekerja sesuai aturan. Jika manzilah kita langgar, kita mendapatkan sesuatu dengan "memnafaatkan manzilah dan kekuatan hukum yang berubah-ubah" maka yang kita dapatkan hasil usaha dan laknat. Bukan hanya dari Allah, juga kan dapat umpatan dari makhluk sekitar kita. Makhluk sekitar kita yang terimbas oleh manzilah tersebut tentunya menjadi makhluk teraniaya, maka Allah memberikan kekuatan lain kepada mereka. Doa yang makbul diijabah Allah.


Banyak pempimpin yang jatuh bukan karena ketidakmampuan mereka memimpin, tetapi lebih karena egoisme syaithan yang harusnya mereka tekan atau kurangi. Pemimpin jatuh karena keinginan-keinginan mereka manklukanmanzilah dan hukum tetap Allah. Ketika pemimpin jatuh maka pengikutnya yang mengikutinya akan pula menpatkan "hasil usaha tangan mereka". Jangan pernah menggunakan kalimat, " Lebih baik menjadi raja di neraka, ketimbang menjadi rakyat jelatah di surga".


Seorang sufi wanita pernah menuliskan sesuatu kalimat yang mungkin membuat kita berpikir berulang-ulang akan ketaqwaan sufi ini. "Saya senang masuk neraka dengan ridho Allah daripada masuk surga dengan murka Allah". Rabiah Al Adawiyah menuliskan itu untuk mengingatkan para pemimpin dan para insan. Kenapa kita tidak ingin Allah meridhoi kita dalam keseharian kita.


Terakhir, ayat-ayat tersebut juga menuliskan semuanya akan kembali ke awal. Manusia yang datang dan pergi akan sama seperti kedatangan dan kepergiannya. Anda datang dengan kebohongan, maka anda harus menutup dengan kebohongan pula. Anda memimpin dengan kebohongan, maka Allah akan membalasnya.  Be a good moslems, or die as syuhada.


Buku harian, 5 Agustus 2008, peraduan ku, tempat sholat dan ibadahku.

Thursday, January 8, 2009

Be happy

Selamat buat Tachta Erlangga, Smandel 2008 yang diterima di Mombuka gakusho. Met Kuliah, lnacar deh. Salah satu anak terpintar SMA Negeri 8 Jakarta yang berhasil lulus dari SMA Negeri 8 dan masuk ITB, tanpa BIMBINGAN BELAJAR. Kalau Tachta bisa kenapa yang lain tidak mampu.
Tachta Erlangga wrote at 9:56am
pakkk akhirnya saya diterima juga...
setelah perjuangan panjang yang melelahkan
(huaaa lebay banget)
makasih ya pak udah rela ngebantu ngurusin dokumen
mau oleh2 apa nih? (orang berangkatnya masih april..hahaha)
Wall-to-Wall - Write on Tachta's Wall

Tuesday, January 6, 2009

Persiapan akhir studi di SMA

Tanpa terasa tahun pelajaran di semester genap dimulai. Tentunya hal ini semkain menegaskan bahwa waktu  sedemikian cepat dan kita harus sadar apa saja yang perlu di resolusikan pada semester ini. Buat kelas X dan XI  tentunya peraihan nilai terbaik akan membuat kenaikkan kelas menjadi hal yang wajar.  Buat kelas XII akan berbeda. Selain kelulusan, siswa juga harus mampu tersenyum bahagia karena mampu diterima di Perguruan Tinggi yang dicita-citakan.

Di akhir-akhir masa indah SMA inilah terkadang siswa justru mengalami masa yang tidak menyenangkan. Berbagai tekanan akan smeakin mempersempit gerak. Kegiatan siswa hanya akan mengarah ke hal-hal yang membosankan. Di sekolah, karena mempersiapakan siswa untuk mengahdapi Ujian Nasional, maka try out UN akan menjadi santapan hangat setiap bulan. Tahun lalu SMA Negeri 8 Jakarta mengadakan 6 kali Try Out baik Try Out mandiri atau pun dari Dinas. Sementara di sisi lain, buat siswa-siswa yang mengikuti bimbingan belajar, maka try out untuk ujian masuk perguruan tinggi akan menemani hingga bulan mei.  Rentetan ujian akan dihadapi para siswa. Apalagi jika siswa yang juga membuat aplikasi untuk mengikuti scholarships. Kawasan Asia, Singapore dan Jepang merupakan tujuan mendapatkan beasiswa.

Sebenarnya apa saja yuang perlu dipersiapan siswa dalam menghadapi itu semua ? Saya akan mencoba berkaca dari tahun-tahun lalu, saat saya mulai melihat kecebderungan Perguruan Tinggi mengdakan Ujian Mandiri. Saat itulah pola belajar siswa mengalami perubahan yang cukup drastis. Peta pilihan PTN dan kesiapan siswa menjadi instan. Yang terlihat justru siswa berpikir untuk lulus PTN dulu baru memikirkan Ujian Nasional. Hal ini berangkat dari suatu mekanisme, bahwa Ujian Nasional sebaiknya hanya sekedar LULUS, sementara Ujian Perguruan Tinggi HARUS LULUS.

Satu hal yang kadang terlupakan oleh siswa adalah masalah administratif. Rapor yang bermasalah dari sisi data atau pun nilai, teradang membuat gangguang yang tidak kecil. Misalnya saja, ketika nama ortu berubah karena pernikahan berikutnya. Karena di STK ada nama orang tua.  Atau pula nilai rapor yang belum mencapai ketuntasan. Selalu saya katakan , cobalah  perbaiki itu semua di semester ganjil.  Semester Genaop tidak ada lagi gangguan seperti itu.

Tambahan pelajaran ? Perlukah ? Wah pertanyaan seperti ini biasanya timbul dari orang tua atau siswa yang baru sadar di pertengahan jalan. Siswa yang baik dan mulai merancang tujuan hidupnya akan merasakan hal ini di awal-awal semester. Dia akan mengukur kemampuannya dengan keinginannya, jika dibandingkan dengan kemampuan dan keinginanan teman-temannya. Hal ini penting, menjadi kompetitor atau bahkan motivator yang amat baik. Siswa yang tidak mampu menciptakan kompetitor, maka dia tidak akan membuat terjdainya motivator yang baik.

Tambahan pelajar penting jika kita ingin mendapatkan hasil yang optimal, jika kita ingin menjadi pemenang dari kompetisi pendidikan ini. Tetapi perlu dilihat lebih seksama, dalam mengambil tambahan pelajaran, lihat dulu kondisi kepentingan siswa. Untuk menambah mendapatkan materi, untuk menambah kemampuan menjawab soal atau lainnya. Selama ini siswa hanya ikut-ikutan untuk mengikuti bimbingan belajar atau pun bimbingan tes. Buat siswa yang punya kemampuan di atas rata-rata mereka akan memilih bimbingan tes. Karena akan  lebih banyak waktu uji soal. Bimbingan belajar lebih kearah pemantapan materi. Tentunya ini hal yang amat berbeda.

Track record sebuah bimbingan belajar/tes amat menentukan pilihan kita. Bimbingan yang abal-abal, hasilnya pun akan abal-abal., karen janji gombal untuk siswa-siswa yang pikirannya bopal-bopal. Hehehehee. Setelah itu pastikan layanan mereka prima, melayani sepenuh hati, punya waktu seluas hari, punya kemampuan sepenuh napas. Soal itu bimbingan pakai AC, jumlah siswa 5 atau 40, pengajar dari UI atau dari alam lain, biaya murah atau pun jaminan, hanya menjadi faktor plus sebuah bimbingan.

Tokh akhirnya ke siswa lagi, masih mau tidak menambah jam di rumah. Kalau cuma di sekolah, maka kemampuan siswa akan sama dengan 40 siswa sekelas, atau 400 anak sebua sekolah. Jika hanya mengandalkan bimbingan belajar atau tes, kemampuan siswa akan sama dengan 1000 atau pun 2000 peserta bimbingan belajar. Tetapi jika kita menambah jam di rumah, saat tengah malam, sehabis tahajjud, hanya beberapa gelintir siswa yang melakukan hal itu. Kenapa kita harus menjadi orang kebanyakan, kenapa tidak menjadi orang yang spesial, orang yang sedikit.  Karena pemenang hanya sedikit orang, dan yang kalah adalah banyak orang.

Sunday, January 4, 2009

Pemimpin lurus, menenangkan hati

Lebih dari 15 tahun yang lalu, saat saya dan teman-teman berangkat dari kampus UI untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Berkumpul di mesjid Al Azhar. Umat Islam berkumpul tidak membawa bendera partai atau mengagungkan sebuah partai. Setahun sebelumnya, sejuta umat berkumpul di Monas, saya berangkat dengan Pak Agus Komarudin dari BTA, yang malamnya sibuk membuat spanduk-spanduk kecil bertuliskan Al Baqarah 120 ( 2 : 120 ). Saat itu juga umat Islam menggalang dana. Beberapa ulama kondang memberikan banyak petuah. Saat itu ghirah saya bangkit. Perjuangkan Agamamu.

27 Desember, ketika jalur Gaza di bombardir, saya sedang sibuk dengan TeSIS di Subang. Ingatan kemabali terhenyak, kenapa bisa terulang kembali pembataian tersebut. Saat melepas teman-teman yang akan ke afghanistan, di suatu pesantren di wilayah ciputat, saya sedih tak mampu serta. Ketika bosnia bergolak, lagi-lagi hanya melepas kepergian beberapa teman. Dan mereka Syuhada. Poso dan Ambon, makin menjadi-jadi ghirah ini bergolak. Perjuangkan agamamu.

Saya baru sadar ketika Buya Hamka keluar dari Majelis Ulama Indonesia, salah seorang ulama yang menegaskan hatinya, bukan agen pemerintah. Bukan corong pemerintah.

Tulisan ini tidak membicarakan Palestina, Bosnia, Ambon, Poso atau apa pun yang berhubungan dengan hal itu. Saya bercermin terhadap hal ini. Kalau saja pemimpin mengerti akan hakekat kepemimpinanya, maka Alla akan menolongnya. Begitu banyak orang yang berebut jadi pemimpin, tokh akhirnya mati dalam keadaan memperebutkan 'kursi'. Saya teringat ketika membaca sirah sahabat, ketika  salah seorang khalifah yang terpilih berkata," saya hanyalah orang yang terpilih diantara kalian, saya bukan yang terbaik diantara kalian. Jika saya salah, luruskan saya." Seorang sahabat berkata," Saya akan luruskan kamu dengan pedang saya."

Begitu juga ketika seorang khalifah mengirimkan sebuah "hadiah" kepada pemimpin sebuah pasukan. Kahlifah mengirimkan sebuah tulang dengan torehan pedang, sebuah garis lurus. Pemimpin pasukan tersebut sadar, sebuah tulang adalah lambang kematian, dan garis lurus adalah perintah,  harus hidup yang lurus sebagai seoran pemimpin.  Pemimpin yang baik adalah yang disegani karena tegas, bukan ditakuti. Pemimpin yang menggunakan kekuatannya dengan menakuti-nakuti wargannya bahkan dengan kewenanggannya, akan bisa dilihat keruntuhannya.

Namrud dan  Fir'aun adalah dua sosok besar yang ditakuti, tokh jatuh juga. Adolf Hitler juga demikian, Nero yang membakar kota Roma, bahkan George w. Bush terhina ketika sebuah sepatu melayang kewajahnya.  Cobalah simak sebuah cerita kartun tentang presiden Uni Sovyet yang dengan peawat Helikopter membagikan uang dengan menyebarkannya. Warga Uni Sovyet, bukan berebut dengan Rubel tersebut, tapi berteriak, " Mr. Presiden, ayo lopmpat dari Helikopter. Itu Lebih berharga dari uang-uang tersebut."

Jabatan adalah amanat. Tambahan tugas dari Allah untuk kita. Karena Allah akan meminta pertanggung jawaban hal itu. Berepa banyak orang pintar yang menolak jabatan, karena mereka berpikir, untuk menyelamatkan diri mereka saja dari jilatan api neraka jika dibandingkan dengan amall ibadah mereka saja belum cukup. Apalagi harus menanggung "DOSA_DOSA" orang yang teraniaya karena tidak mampu mendapatkan makanan, pegawai yang dimarahi istri-istri mereka, karena gaji tidak mencukupi. Sementara sang pemimpin, hanya dengan bermodalkan jabatannya mampu mengeruk keuntungan. Pemimpin adalah orang yang paling taqwa. Perjuangan mereka di siang hari, harus membuat semua warga yang dipimpinnya berkerja dengan baik, dan malammnya mereka tertidur pulas, karena makanan untuk esok masih ada. Pemimpin di malam hari akan menangis kepada Allah tentang apa yang dilakukannya hari ini. Berapapa maksiat yangd ia lakukan, berapa hak orang lain yang dia ambil, bahkan berapa banyak dia merusak ketenangan hati sehingga orang tidak khusyu' beribadah.

Semua orang takut kehilangan jabatan, karena jabatan identik dengan kemakmuran. Pikir mereka makmur, maka ibadah akan lancar. Padahal kemakmuran adalah cobaan paling ringan buat orang berilmu. Cobaan terberat orang berilmu adalah memberi fatwa yang benar.

Kemakmuran datang dari Allah, bukan dari pemimpin. Indah sekali senyum kita ketika bertemu sang pemimpin. Wangi parfum dan berpakaian indah. Tapi ketika adzan sholat, kita tampil apa adanya. Bahkan tidak setiap saat kita julurkan tangan kita ke kotak amal. Kita lebih takut pemimpin marah.

Jadilah pemimpin yang merupakan kepanjangan tangan-tangan Allah. Menjadi pelindung agar umat masuk surga. Jangan takut kehilangan jabatan, karena jabatan bukan pahala, jabatan adalah cobaan.

Hanya Allah yang benar.

TeSIS-3, hari ketiga buat kami

Saat terbangun oleh alarm Hp, jam masi menunjukkan pukul 03.30 wib. Kebiasaan memang bangun jam itu, ke kamar mandi, wudhu dan sholat malam hingga subuh. Tapi ini juga ada panggilan lain, perutnya agak kurang enak. Melewati beberapa teman guru yang tidur malang melintang, saya ke kamar mandi sekitar 30 menit. Fresh banget, air cukup dingin. Sholat malam, sambil bertasbih agar acara ini lancar dengan kendala yang sebisa mungkin terpecahkan oleh panitia. Panggilan subuh, bergegas ke Musholla. Musholla yang berjarak kurang dari 5 menit. Suasana nya enak banget, tenang, damai. Muadzin tidak ada, saya sholat sunnah, menunggu marbot atau imam mesjid.

Kembali ke posko, beberapa teman mulai bangun dan sholat subuh. Bertemankan segelas suhu milo hangat, saya duduk di tenda depan posko. Menikmati udara dingin yang berusaha masuk ke ruang-ruang kosong antara kulit dan kain sarung yang saya kenakan. Beberapa hari ini memang celana pendek bermuda menjadi seragam khas panitia. Lebih enak dan nggak berat bawanya. Maklum kami memang orang lapangan.

Jam 6 - 7 mulai terlihat kesibukan panitia lokal. Pak komandan memberi kabar kesiapan peserta TeSIS di SMA 8 Jakarta. Perkiraan saat peserta akan sampai jam 11-an, maklum konvoy. Itu pun kalau tidak ada kendala di jalan. Semoga saja berjalan lancar.  Jam 8 ada sms dari bu Desi yang mau curhat, hehehehe. Ini pasti curhat Pocari Sweat. Kami panitia udah ngebahas kok legenda Pocari Sweat. Jadikan pelajaran aja, terus yakini kita harus menegrti semua stake holder kita memang kedewasaan akan terlihat saat dalam kondisi "terjepit". Tetapi kalau dalam keadaan lapang, ada kedewasaan lain, artinya memang belum dewasa, hehehe. Semangat bu !

Wah ada berita banyak yang muntah, heheheh. Saya berharap sang bos sampai lebih dulu, karena ada beberapa pejabat yang datang. Ada Pak Camat Jalancagak Bapak Udin Jazudin, Ibu Kepala Desa Bu Cucu, Kapolsek, Dandim, LMD dan tentunya masyarakat Tambakmekar. Sehabis sholat dzuhur, ternyata busa mulai datang, cukup sibuk deh, ngatur lapangan dan mencoba menenangkan diri. Saya yakin siswa kepanasan, terus mau ke wc, upacara pula dan terakhir mempertemukan mereka dengan orang tua asuh.

Upacara yang dikomandoi oleh pak Edy Pramono, dengan gaya Sersan, serius tapi santai. Intinya adalah penyerahan para siswa kepada pak Camat dan Bu Kades, untuk tinggal di Tambakmekar, bersosialisasi dan melakukan penelitian. Sebenarnya tidak lama upacaranya, cuma karena panas, jadi terasa lama.

Selepas acara, para orang tua asuh mulai datang, siswa langsung mencari orang tua asuh. Orang tua asuh dibekali selembar kertas, berisi nama kelompok dan nama ortu. Seru pokoknya. Tertinggal 6 kelompok, ternyata inilah kelompok yang kami pecah kembali, karena melihat kemampuan rumah orang tua asuh untuk menerima mereka. Jam 15.15 wib, semua kelompok sudah selesai meninggalkan lapangan balai desa. Diantara 4 tesis, ini yang paling diterima masyarakat.

Jam 16-17 mulai berdatangan peserta TeSIS yang tidak bertemu dengan TAS mereka. Setiap tahun memang ada kondisi seperti ini. Pertama, nametag tas terlepas, kedua siswa tak memberi label atau memang kami belum memindahkan dari kondisi awal penghuni rumah. Laporan akhir ada 6 tas belum ketemu, 3 siswa kelas XI IPS, 3 Kelas Inter. Semuanya ternyata memang kelompok-kelompok akhir.

Badan benar-benar terasa lelah yang amat sangat. Beberapa teman panitia yang baru hadir tampak masih lelah. Masuk angin dan pusing, mereka tertidur di posko.  Jadi tidak tega mengganggu mereka.  Tanpa terasa, ternyata tim advance belum  makan siang ! Wah melilit sekali, cari bakso deh. Karena dekat rumah kelompok IPS ada tukang bakso goceeeng.

Jam 19  ketua kelompok mulai hadir. Egi, pra dan reza datang dengan muka lesu,"Pak tas kami belum ketemu, mau ganti daleman nih."  Aduh kasihan banget mereka.

Jam 21.00 mulai berkeliling desa, beberapa siswa masih berputar-putar desa. Baguslah orientasi medan. Ayo yang pacaran, jangan pura-pura ada tugas. Hehehehee

Ngobrol dengan aparat desa di Balai desa hingga jam 23, terus berlanjut ke posko panitia. Lelah ? Iyalah. Kaki udah tidak terasa bentuknya. Untungnya ada POCARI SWEAT sang legenda Miss Desi. Jam 24.00 mulai menemukan tempat peraduan. Celana pendek, sebuah bantal dan doa. Cuma itu.

Semoga Allah memberikan hal-hal yang terbaik untuk esok dan lusa, menjadikan hari ini sebagai limpahan pahala untuk kami. Amin.

Friday, January 2, 2009

TeSIS-2, hari-hari terlelah dalam TeSIS

Kurang tidur pastilah, tetapi untuk menyukseskan TeSIS harus diusahakan masksimal. Terus terang tensi panitia mulai tegang, semua hal ujung-ujungnya pakai bahasa hewan. "Kucing Luh, hehehhee". Tetap ada tertawanya. Kalau ytidak demikian pusingnya panjang. Obat doping Enervon C, nggak ada. Yang ada malah jamu Tolak Angin, huh menyebalkan.

Hari masih pagi, saya udah berda di ELF Silver kebangaan sekolah. Yang saya takutkan cuma satu KIR mobil tersebut udah habis 18 Desember yang lalu, alhasil dengan sedikit lumpur kita kotori keterangan tanggal habis. Guru kreatif amat inovatif, sedikit destruktif untuk sesuatu yang imajinatif. Alahahhhhh, nakal lu brong. Bahagianya lihat perkebunan teh sekitar ciater, embun dan kabut yang masih menyelimuti kawasan tersebut, kendaraan sayur dan buah sesekali melintas dengan kecepatan lumayan, 60 - 80 km. Nggak pakai AC-lah udah dingin, hehehee. Pagi-pagi udah nyetor dulu, kebiasaan bangun pagi jam 4 pasti dan harus. Tujuan ke Bandung, buka email, save as di usb, ke tempat cetak spanduk, tunggu selesai. Maunya begitu.

Jam 9-an sampai Bandung, cari warnet yang kosng dari game-online susah banget. Padaal hari Jum'at seharusnya banyak orang beribadah. Tujuan utama adalah jalan SUCI, kerajaan kaos, jaket dan spanduk. Satu warnet yang saya masuki, lemotnya nauzubillah, tempatnya sempit harus bersila, sampai saya tidak bisa bangun.  Gagal, bayar Rp. 1000. Jalan lagi, agak jauh mendekati kampus. Ada warnet kosong, hahahha ini yang saya cari. Nggak sampai 10 menit berhasil download, tapi bentuknya winzip. Buka facebook, kirim pesan.

Hampir 3 tempat spanduk yang digital printing, ternyata calo semua. Dan parahnya mereka tinggal terima jadi. Sudah pusing, belum makan, stress berat nih. Udah gituh mojang bandung cakep-cakep pula. Ya Allah tunjukan jalan yang benar. Akhirnya buka phonebook, telpon anak ITB 2008, "pak di belakang salman ada yang besat tuh pak." Thanks GOD.  Mas tiyar udah stress, kasihan dia.

Sampai di DIGITAL Printing, wah ini memang pusatnya. Ramai orang lagi merubah atau memperbaiki bentuk pesanannya di coreldraw 4. Dari 2 spanduk, saya buat jadi 3, tambahanya berupa spanduk sekretariat. "Selesainya, besok pak." Bagai disambar petir, khan dipakai besok. Hehehehhe. Nego punya nego, nanti jam 19.00. Waduh nunggu di bandung, kejam.

Jam telah menunjukkan pukul 11.20, saya dan mas tiyar mengejar ke setiabudi untuk langsung menuju subang. Ada mesjid dekat pasar. Mesjidnya penuh oleh pendatang, karena mulai musim liburan. Nopol B banyak sekali. Tapi memang mesjidnya penuh berkah, lantainya dingin banget. Hehehee, ya dinginlah mau ke arah ciater.

Sepanjang jalan, saya dan mas tiyar buang angin terus. Kami masuk angin dan terlambat makan. Akhirnya kejadian khan. Mas tiyar tepar. Batuk masuk anginnya, sampai kondisi yang parah. Asumsinya, spanduk ambil besok pagi aja. Sesampai di Tambakmekar, ternyata baru satu RT yang berhasil terselesaikan. RT 09 relatif tanpa masalah. Rt 010 dan 011 ada banyak kendala.  Ada orang tua yang maunya banyak peserta, ada yang minta sedikit aja, ada yang minta perempuan saja, waduh pak Roni sampai banyak bengong. Tapi doi memang manusia tahan banting, kalimat yang keluar dari bibirnya adalah," tenang,.... tenang, selesai kok." Sementara kita berpikir,"tenang, .... yang lain boleh tegang, gw senang aja." Ron -ron, cool habis ente.

Pegawai sekolah yang kami bawa, karena meraka memang sudah sering ikut TeSIS, jadi udah tahu apa yang harus dilakukan. Mereka semangat memindahklan tas-tas ke rumah yang sudah pasti jumlah anak-anaknya. Jadi terima kasih untuk mas Wakiman, mas Rasum dan mas Zuliandri. Mas tiyar saya paksa tidur. Mas tiyar tepar banget, saya masih kuat, tapikuat tidur kayakhnya.

Jam menunjukkan jam 16.40 ketika mas tiyar minta saya telpon percetakan spanduk, aklau udah jadi kita ambil. Saya tidak tega, batuknya masih menggetarkan gunung Galunggung. Karena dia maksa, akhirnya jam 17 kurang beberapa menit kami berdua kembali ke bandung.  Sepanjang jalan batuk nya memecah kesunyian sore hari.  Jam 18, kami tertahan di setiabudi, ternyata kendaaraan yang naik banyak sekali. Pokonya sebelum jam 20.00 harus sudah ada di percetakan, atau gagal sama sekali. Perut bunyi angin ribut, belum makan siang, hehehehe.

Jam 19.15 menit smapai di tempat percetakan, ambil langsung ngacir. Cari jalan yang lain, arah cipaganti. Ternyata sama saja.  Akhirnya mencarai makan malam yang maunnya sih enak, ternyata tanpa rasa. HUh menyebalkan. Pulangnnya sama saja. Ke Bandung macet, ke Subang lebih macet.

Tepat jam 22.00 kami sampai posko, capeknya seperti dikeroyok orang sekampung. Hehehehehee. Ada yang lebih parah, panitia lokal dan karyawan sman 9 maksa untuk memasang spanduk. Jam 22 man, ente kelebihan energi ye pade.  Ternyata warga Tambakmekar lagi masang umbul-umbul desa untuk menyambut peserta TeSIS. Wah kita nggak nyaka mereka sedemikian antusiasnya. Al hasil jam 24 baru mulai pada nggelosor di posko, ada beberapa warga yang tidur di posko, padahal mereka tidur di halaman tanap penutup, dinginnya boooo.

To be continue,............